Bicycle4you ~ It's All About Bicycle | Members area : Register | Sign in

Astra Green Lifestyle : Ayo Kita “Selingkuh”..!

Sunday, June 10, 2012


1339259734551549981
Bumi dalam sarang (pic: beritalingkungan.net)
Ayo Kita “Selingkuh”..!
Sebuah tulisan tertera dalam Green Sign Commitment pada acara Astra Green Lifestyle hari minggu pagi ini. Lho kok Astra mengajak kita untuk selingkuh?

Sebelum dapat komplen keras terus dipecat sama Boss-nya Astra, saya luruskan dulu deh judul di atas. Yup..dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup seduni dan HUT Astra ke-55, akhir pekan ini (9 - 10 Juni 2012 ) di Kawasan Plaza Timur Monas diselenggarakan event Astra Green Lifestyle. Astra Green Lifestyle mengajak masyarakat untuk belajar lebih mengenal lingkungan dan berbagai tips seputar pengelolaannya, melakukan dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada kehidupan sehari-hari. Diharapkan, kegiatan tersebut dapat memberi contoh dan mengajarkan kepada lingkungan sekitar untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan. Lha terus apa hubungannya dengan selingkuh? Ayo Kita “Selingkuh”..!!SELamatkan LINGKUngan Hidup..!! cocok kan? jadi jangan berpikiran negatif dulu yah..*:senyum.
1339336000122715647
Green Sign Commitment : Ayo SELINGKUH..! (Doc: HUM)
Nah, dalam rangka ikut memeriahkan event ini, saya ‘n friends ikutan dalam salah satu agendanya, yaitu funbike, dengan rute Monas - Senayan - Monas melalui jalan Sudirman yang setiap hari kerja pamer paha dan penis (padat merayap tanpa harapan dan pengen nangis - red). Hari minggu pagi sepanjang jalan ini ditutup untuk kendaraan bermotor (Car Free Day) jadi para goweser dan pejalan kaki bisa santai menikmati jalanan luas tanpa terganggu kemacetan dan asap polusi kendaraan.
13393363182028295221
Santai menikmati jalanan ibukota (Doc: HUM)
Karena event funbike kali ini lumayan jauh dari tempat tinggal kita yang di kampung pinggiran ibukota, maka event kali ini merupakan gowes “di” bukan “ke” Monas. Kereta angin tunggangan pagi-pagi sudah naik ke truk diangkut duluan ke lokasi. Para penunggangnya masih menyempatkan diri sarapan sambil nunggu team komplit. Karena jalan tidak barang ini lah yang membuat sedikit  ribet pas sampai lokasi. Kondisi cukup crowded dengan banyaknya orang dengan berbagai agenda di lokasi acara. Muter-muter mencari tempat parkiran yang sudah padat dan ternyata harus muter lagi karena tempat unloading sepeda ada di parkir sisi lain.
13393365751753569536
Narsis sejenak (Doc: HUM)
Akhirnya dengan penuh perjuangan, rombongan dapat juga lokasi parkir di dekatunloading sepeda. Langsung injak pedal ke lokasi start…dan..tada… area start dah kosong melompong.. waduhh…sudah ketinggalan kereta ni..*:nyengir. Tapi ternyata kita tidak sendirian, karena ada beberapa goweser yang masih mengerumuni meja registrasi panitia, ambil snack dan masukin kupon doorprize, siapa tahu beruntung dapet Nissan Juke *ngayal.com.
1339336769331377500
Meja registrasi (Doc: HUM)
Tidak menunggu lama, langsung injak pedal mengejar rombongan yang sudah di depan. Untungnya karena ini memang event funbike, jadi peserta gowes dengan santai sehingga kita bisa langsung mengejar peserta di depan. Tua muda, laki perempuan,  anak-anak sampai orang tua ikut serta dalam event santai ini. Beragam juga sepeda yang menjadi tunggangan para peserta, mulai dari mountain bike yang paling banyak dijumpai sampai sepeda on road dan sepeda lipat. Banyak juga fixieyang berseliweran dengan warna warni mencolok khas anak muda. Tidak ketinggalan juga peserta “unik” dengan dandanan sepeda “aneh” mereka turut meramaikan suasana pagi yang cerah berawan tersebut. Suasana pagi tadi memang lumayan mendukung, matahari cukup bersahabat dan udara cukup nyaman terhirup masuk ke paru-paru, seakan bukan sedang melewati jalanan utama ibukota yang biasanya padat dan sarat dengan polusi.
13393375711413712039
Unik & Menarik (Doc: HUM)
Dengan rute yang relatif pendek dan full on road, jam 9 kurang sudah kembali lagi ke titik start. Bersantai sejenak sambil menikmati snack dan minuman ringan sambil melihat berbagai booth pameran dari beberapa perusahaan Astra. Selain funbike, event kali ini mengusung berbagai macam agenda yang berkaitan dengan lingkungan hidup yaitu Green Action berupa pembuatan 550 biopori. Selain itu, ada juga acara yang disebut Green Alarm yaitu kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah di sekitar Monas setelah itu akan dikumpulkan ke Bank Sampah untuk penimbangan dan akan dihancurkan menggunakan mesin pencacah sampah. Di Green Alarm ini para pengunjung yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak akan mendapatkan berbagai hadiah menarik.

Uji Emisi Gratis juga ada di sini yang merupakan wujud kepedulian Astra untuk mendukung program pemerintah dalam mengukur emisi gas buang kendaraan bermotor. Ada juga Green Talk, disini para pengunjung akan mendapatkan pengetahuan tentang mengenal alam dan bersahabat dengan lingkungan serta hidup sehat dari berbagai narasumber, diantaranya Dik Doank yang mengusung konsep sekolah alam Kandang Jurank, Melly Manuhutu tentang pola hidup sehat dengan makanan organik dan Amilia Agustin yang dikenal sebagai Ratu Sampah akan berbagi tentang pengelolaan sampah menjadi kompos.

Masih ada lagi Green Exhibition dan Education, para pengunjung dapat melihat pameran CSR lingkungan dari Grup Astra dan beberapa komunitas lingkungan yang juga akan menampilkan aksi kepedulian terhadap lingkungan dan mengenalkan gaya hidup ramah lingkungan.

Event-event peduli lingkungan semacam ini memang perlu untuk terus digalakkan dan tentunya perlu untuk dilanjutkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena kalau hanya dengan event seperti ini saja, pembuatan 550 biopori maupun pembersihan sampah seppanjang Thamrin - sudirman tidak ada gunanya jika warga jakarta masih tetap membuang sampah seenaknya atau jika dibandingkan dengan jumlah pohon yang ditebang setiap harinya melalui pembalakan liar oleh oknum-oknum yang tidak bertang gungjawab.
13393378981429989773
Hijaukan sepeda kita yukk..! (Doc: HUM)
So, kapan lagi kita berbenah untuk negeri ini, awali sekarang dan mulai dari diri kita. Kemudian carilah orang lain untuk kita ajak selingkuh..upppss…SELamatkanLINGKUngan Hidup ya..!!? :)

Salam Gowes,

It's All About Bicycle

Jalanku Bukan Untukmu, Berbagi Bukan Saling Serobot

Sunday, May 13, 2012




13369133981161377131
Pedagang kaki lima di jalur sepeda (Doc: HUM)

Gowes minggu ini "terpaksa" diwarnai dengan aksi "pembubaran" pedagang kaki lima di pinggir jalan. Setelah blusukan masuk perkampungan sekitar, rute pendek kali ini dilanjutkan menyusuri bike road di kompleks perumahan menuju pulang kembali ke titik nol. Seperti terlihat di atas, gambar diambil pada rute bike zonedi area depan sebuah kampus di titik 2 km sebelum masuk rumah. Sempat ambil gambar kemudian berhenti sejenak ngobrol melakukan mediasi dengan para pedagang dengan hasil  mereka bergeser posisi sekian derajat dari titik awal tidak mengambil jalur sepeda.

Di perumahan tempat kami tinggal memang sudah disediakan jalur khusus untuk goweser di pinggir jalan utama. Hal ini tentunya merupakan bentuk apresiasi pengembang terhadap para goweser yang mulai cukup banyak terlihat eksistensinya. Mulai dari sekedar olahraga bareng keluarga maupun aktivitas bike to work di pagi maupun petang ketika pulang kerja. Pembuatan jalur khusus sepeda ini sangat bermanfaat tentunya bagi para pengguna kereta angin tersebut. Tapi yang sedikit disayangkan adalah di beberapa titik, hak pengguna sepeda telah "diserobot" dengan aktivitas yang lain, salah satunya seperti gambar di atas. 

Satu titik lain tepatnya di depan sebuah supermarket "raksasa", goweser juga harus menjumpai bike roadyang diambil sebagai tempat mangkal ojeg menanti penumpang sehabis belanja. Yang sering dijumpai juga adalah pengguna kendaraan bermotor yang "mengambil hak" goweser dengan melewati jalur sepeda tersebut, bahkan seringkali yang terjadi adalah dengan melawan arus. Beberapa kali sengaja saya adu banteng tunggangan dengan biker yang melawan arus dan meyerobot jalur sepeda. Sengaja pitstop dengan posisi melintang dan mengingatkan pengguna kendaraan bermotor tadi untuk menggunakan jalur yang semestinya. Hasilnya adalah senyum kecut dari bikers yang saya "hadang" tadi. Jadi sebenarnya mereka sadar bahwa tindakan yang dilakukan tadi tidak benar. 
13369134892079284904
Pangkalan ojeg di jalur sepeda (Doc: HUM)

Budaya saling serobot ini sudah biasa dan jamak di negeri ini. Mungkin budaya kekeluargaan dan saling berbagi di negeri yang terkenal ramah tamah penduduknya ini sedikit terpeleset disalahartikan menjadi saling mengambil hak orang lain. Lihat saja banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang trotoar yang sebenarnya merupakan hak bagi para pejalan kaki. Parkir liar dengan mengambil sebagian badan jalan juga dengan mudah bisa kita temui di jalanan ibukota. Peran pemerintah dengan regulasi dalam berlalu lintas memang menjadi salah satu kunci untuk pengaturan pembagian "hak" ini. Di sisi lain, tugas kita sebagai warga negara yang mempunyai hak terhadap penggunaan jalan-jalan tadi sesuai fungsinya juga mempunyai peranan untuk pelaksanaan regulasi tadi. Dengan menggunakan jalur jalan sebagaimana fungsinya dan juga saling mengingatkan sesama pengguna yang lain untuk menghormati hak pengguna yang semestinya.

Kesadaran akan hak orang lain kadang sedikit terlupakan dengan dalih "sudah biasa" atau "terpaksa" dan kadang kala kita harus siap untuk memberikan theraphy dalam rangka menyadarkan orang lain. Aksi lawan arus atau menyerobot jalur sepeda tadi kebanyakan dilakukan oleh tukang ojeg, yang boleh dibilang mungkin lebih susah untuk disadarkan dibanding pengguna yang punya tingkat intelektual di atas mereka. Beberapa tukang ojeg yang pernah saya "hadang" tetap melanjutkan kendaraannya melawan arah meski senyum kecut dan tidak jarang malah mengumpat kesal. Sedikit lain dengan pengguna non ojeg yang tersenyum kecut dan "terpaksa" balik arah sesuai anjuran goweser yang menghadangnya *:senyum.

Memang dibutuhkan pendekatan yang berbeda untuk beragam tipikal pengguna jalan dan tingkat pemahaman serta kesadarannya. Kadang ironis juga ketika mendengar atau membaca berita pejabat dengan mobil dinasnya menyebot ke jalur busway. Semestinya dengan tingkat intelektualitas mereka, kesadaran akan hak pemakai jalan yang sebenarnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Artinya memang beliau dengan sadar dan sengaja melakukannya, entah dengan pertimbangan apa.

Jika setiap pengguna jalan sadar akan haknya dan hak orang lain, tentunya akan tercipta sebuah budaya yang tertib dan teratur di negeri ini. Fungsi  kontrol dengan punishment yang dilakukan aparat kepolisian lalu lintas mejadi faktor yang penting untuk membangun budaya ini. Kita sebagai salah satu pengguna jalan juga memegang peran yang tidak kalah pentingnya. Taat terhadap aturan yang diberlakukan dan saling mengingatkan merupakan kunci terciptanya iklim saling menghormati hak pengguna yang lain. Saya melakukan hal kecil dengan cara seperti di atas, bagaimana dengan Anda?

Salam Gowes,
It's All About Bicycle




Bersepeda Meningkatkan Gairah Seks Anda (?)

Saturday, May 12, 2012



Sebagai penikmat bersepeda, saya menikmati kegiatan bersepeda ini sebagai sarana silaturahmi sekaligus media mencari keringat dan tentunya jalan-jalan ke tempat-tempat yang tidak jarang bisa terjangkau dengan kendaraan bermotor, seperti gang sempit maupun jalanan antah berantah *:senyum.

Kenapa bisa jadi media untuk ajang silaturahmi? Yup..dalam aktivitas bersepeda kita bisa lakukan secara individu maupun berkelompok dengan sesama goweser. Nah, judul di atas ini seringkali menjadi topik hangat di komunitas penggila sepeda di lingkungan saya yang menyebut dirinya CBC. Yup..saya sebut penggila karena sudah melewati fase penikmat seperti saya *:senyum. Bersepeda berangkat habis subuh pulang selepas maghrib ke tempat antah berantah tanpa sinyal kehidupan dengan perut keroncongan yang terpaksa diganjal dengan dedaunan sepanjang jalan merupakan salah satu dari sekian banyak kisah perjalanannya. Atau gowes malam hari (NR) sampai jam 1 malam hanya sekedar menikmati nasi uduk semur jengkol yang fenomenal di salah satu sudut kampung bisa jadi agenda mendadak yang disambut antusiasmember-nya.
13368383121229592727
NR Pit Stop dulu, menikmati semur jengkol (Doc: HUM)
Salah satu yang menjadi jargon yang selalu digaungkan oleh team member di milist maupun group jejaring sosial adalah khasiat dari bersepeda tadi. Salah satu testimoni yang cukup meyakinkan (meski bisa jadi hoax:D) kerap kali dilontarkan bahwa semenjak senang bersepeda tambah disayang istrinya *:senyum, bahkan telah terjadi peningkatan performa di atas ranjang sebesar 700% (7 kali ngangkat ranjang kalee..*:nyengir). Nah, bicara mengenai hubungan bersepeda dengan gairah hubungan suami istri ini coba saya bahas dari dua pendekatan.

Kesehatan dan Kebugaran Tubuh
Dari sisi kesehatan, bersepeda merupakan salah satu olahraga yang membutuhkan energi yang cukup banyak untuk dikeluarkan. Kekuatan otot terutama kaki menjadi salah satu area yang teruji endurannce-nya ketika sedang bersepeda, selain juga diperlukan pengaturan napas biar tidak jadi Senin Kamis, kembang kempis kehabisan oksigen *:senyum. Dengan bersepeda yang teratur dan tidak berlebihan maka akan terjaga kebugaran tubuh kita dan tentunya stamina akan selalu prima.

Bagi saya yang masih belum bisa pindah kuadran berkecimpung dengan pekerjaan yang menanti ketika mentari mulai tersenyum malu keluar dari peraduannya sampai dengan bulan muncul  memperlihatkan pipinya yang merah merona, susah sekali untuk bisa meluangkan waktu berolahraga. Nah, untuk menjawab kebutuhan akan stamina yang prima meski diforsir dengan rutinitas pekerjaan, bersepeda merupakan salah satu pilihan yang cukup reasonable. Bersepeda setiap week end maupun bike to work (B2W) merupakan rutinitas yang fun dan mengasyikkan, sekaligus menjadi media mandi keringat untuk menjaga stamina dan meningkatkan performa di atas ranjang *:senyum.

Kalau dilihat dari kacamata ini, bersepeda maupun olahraga yang lain memang menjadi faktor yang mendukung peningkatan performa ranjang suami istri, tentunya dalam konteks yang tidak dilakukan secara berlebihan, hasil olahraga ini akan membuat tubuh segar dan tidak mudah loyo. Jadi kalau Anda ingin performa meningkat 700% dan bukan hoax, silahkan coba bersepeda atau olahraga yang lain untuk melatih fisik dan menjaga stamina tetap prima.

Faktor Psikologis
Sebagai penikmat bersepeda apalagi yang sudah masuk level penggila atau maniak, spirit bersepeda ini akan memberikan dampak positif terhadap apapun yang menjadi obsesinya. Dengan keyakinan penuh bahwa olahraga ini mampu meningkatkan performa 700% tadi, secara tidak langung akan memberikan sugesti ke alam bawah sadar kita, sehingga alam bawah perut akan sadar diri mengikuti keinginan si empunya*:nyengir.

Faktor psikologis ini merupakan salah satu penentu terhadap aktivitas fisik yang dikendalikan oleh otak kita. Dalam dunia medis kita mengenal adanya eksperimen yang melibatkan beberapa orang sebagai kelinci percobaan. Eksperimen dilakukan dengan memberikan kapsul obat kuat ke sebagian orang dan kapsul kosong (placebo) kepada sebagian yang lain tanpa mereka tahu isinya. Hasilnya ternyata pemakai placebotadi mengatakan mengalami peningkatan performa ranjangnya, padahal sebenarnya kapsul yang dia makan tidak mengandung obat kuat tadi. Jadi secara psikologis, mereka tersugesti merasa sudah dibekali "senjata ampuh" sehingga meningkatkan percaya dirinya.

Untuk urusan ranjang memang ada berbagai macam media yang sering kita dengar untuk meningkatkan performa dan tahan lama, mulai dari pengobatan tradisional seperti pijat urut Mak Erot yang sangat fenomenal sampai berbagai obat mulai dari pil biru sampai pil unyu-unyu *:nyengir. Ada seorang teman yang pernah coba konsumsi salah satu obat-obatan penambah stamina tadi. Efeknya memang luar biasa, sang tugu monas tetap tegak berdiri tidak menunduk sekalipun lewat atasan yang sangat dihormati*:senyum. Cuma ternyata ada efek lainnya adalah "kelamaan" sehingga jadi frustasi apalagi melihat pasangan sampai sudah tertidur pulas kecapekan *:nyengir.

Jadi sebenarnya, untuk Anda yang normal, dalam artian tidak menderita suatu penyakit yang berdampak pada penurunan fungsi seksual, cukup dengan berolahraga teratur akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas "olahraga malam" Anda dan salah satu bentuk olahraga yang menjadi pilihan saya adalah bersepeda...

So, gowes yukkk...dan rasakan manfaatnya. Tapi jangan lupa siap-siap beli earplug buat tetangga Anda, jangan sampai bunyi ranjang yang setara gempa 6.9 skala richter membuat orang sekampung terbangun*:nyengir lagi.

Salam Gowes,

It's All About Bicycle



May Day: Jalanan Lancar Jaya Bebas Macet

Tuesday, May 1, 2012


Pagi hari ini suasana begitu cerahnya. Rutinitas pagi seperti biasa berangkat kerja menyusuri jalanan menuju tempat mencari beberapa lembar dan receh untuk bisa makan iwak peyek sego jagung, sisanya buat beli Nissan Juke *:amin
1335848523313674102
Pagi yang cerah (Doc: FA)
Pagi ini merupakan peringatan hari buruh sedunia yang disebut orang dengan istilah May Day. Cikarang sebagai kota industri dengan ribuan buruh yang menggantungkan periuk nasinya di pabrik seputaran kawasan industri tentunya ikut menggeliat untuk seremonial ini. Berbagai persiapan dari para buruh dan aparat sudah terlihat sejak H-1 dan pagi hari tadi.

Suasana hari kerja pagi ini lain dari biasanya. Biasanya pagi hari berangkat kerja selalu diwarnai kemacetan panjang yang membuat orang-orang yang berangkat kerja sedikit frustasi. “Pamer paha” yang membuat orang jadi “pamer penis” menjadi sarapan sehari-hari. Uppsss…jangan ngeres dulu yah..”pamer paha”…padat merayap tanpa harapan yang bikin orang “pamer penis”…padat merayap jadi pengen nangis *:nyengir

Yup…suasana tadi tidak saya jumpai pagi ini. Perjalanan yang biasa ditempuh 45 menit sampai 1 jam, pagi ini bisa ditempuh hanya dengan 10 menit. Mengutip celoteh seorang warga yang begitu bahagianya dengan suasana pagi yang cerah dengan senyum merekah di bibir merah berikut,

” Pagi ini dari Cikbar ke tol cuma sktr 10 menit.. Endah beneerrr…” - bunga sepasang

Wuiihh…sebuah ekspresi curahan hati yang selama ini terbelenggu, begitu puasnya menikmati kebahagiaan suasana peruh bunga pagi ini *:senyum

Mungkin kontras sekali dengan kondisi di ibukota sana yang diwarnai oleh berbagai berita tentang kemacetan yang lebih parah dari biasanya yang sudah parah *waduh…parah dobel… bisa sekarat donk :nyengir.  Jadi titik point kemacetan sebenarnya bersumber dari kawasan industri di sekitaran Jakarta, yang biasa saya bilang daerah Jakarta corek *:senyum.

Kalau melihat fakta ini, kita sebenarnya bisa analogikan hal yang sama untuk masalah-masalah yang terjadi di ibukota. Kemacetan di ibukota sebenarnya berasal dari orang-orang yang berbondong-bondong datang ke ibukota saat pagi mentari mulai tersenyum dan sore hari saat rembulan mengintip dari balik peraduannya. Kalau melihat lebih luas lagi, kita bisa bilang bahwa konsentrasi penduduk di wilayah tanah air yang tidak merata merupakan pemicu masalah ini. Lebih jauh lagi kita bisa artikan tidak meratanya pengembangan pembangunan wilayah di tanah air kita. Mestinya para orang pinter di negeri ini bisa melihat hal ini dan merumuskan sebuah solusi yang tepat bagi negeri ini.

Analogi lain untuk masalah banjir Jakarta. Dari analogi itu bisa kita lihat bahwa point of problem terjadi di Jakarta, sedangkan point of cause kira-kira sumbernya dari mana? Bogor kota hujan? :D. Analogi ini memang tidak serta merta kita bisa cocokkan secara harfiah seperti analogi di atas. Konsentrasi pemerataan pembangunan itu merupakan campur tangan manusia yang menentukan setting-nya. Sedangkan curah hujan itu merupakan kuasa alam dan hak prerogatif dari Tuhan. Yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi potensi tadi dengan melihat dimana sumber point of cause kemudian membuat aktivitas antisipatif pada area point of problem. Jadi untuk urusan banjir, kuncinya ada di ibukota sendiri termasuk orang-orang di dalamnya.

So..nyok kite bareng-bareng benahin ibukote kite ni…mau orang betawi asli atau pendatang, punya andil yang same untuk bisa benahin ibukote kite yee…


*hhmm…endahnya hari ini…nikmatnya menghirup udara pagi ini, meski dipenuhi sisa-sisa polusi dari industri dan politisi…*:nyengir

Salam  Gowes,

It's All About Bicycle

Gowes May Day : Antara PHK dan Jembatan Putus

Monday, April 30, 2012


13357999672089333554
Orasi Serikat Pekerja di Base Camp
Terompet siap ditiup dan genderang siap ditabuh, barisan buruh siap beraksi. Tanggal 1 May yang ditetapkan sebagai hari buruh internasional tinggal menghitung menit lagi. Berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menyambut seremonial ini. Di Cikarang yang merupakan daerah industri, seremonial ini telah dipersiapkan dan diantisipasi efeknya sebelum hari H. Pertanyaannya, kok disiapkan? Ya..tentu saja teman-teman buruh dan serikat pekerja sudah mempersiapkan rencana aksi turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pertanyaan berikutnya, kok perlu diantisipasi?

Tentunya masih ingat dengan aksi gabungan serikat pekerja beberapa waktu lalu berkaitan dengan issue perseteruan dengan Apindo mengenai penetapan UMK Bekasi. Aksi turun ke jalan dengan melakukan sweeping terhadap pabrik-pabrik di kawasan industri seputar Bekasi dilakukan untuk menggalang massa dengan jumlah yang banyak. Salah satu aksinya adalah dengan melakukan penutupan akses tol sehingga menyebabkan lumpuhnya jalur Jakarta - Cikampek selama beberapa jam. Aksi tersebut akhirnya menjadi issue nasional yang membuat SBY memerintahkan menterinya untuk turun tangan menyelesaikan kasus ini. Kesepakatan berikutnya menghasilkan putusan yang meluluskan permintaan para buruh dan mencatatkan buruh di Kabupaten Bekasi sebagai penerima UMK tertinggi di Indonesia.

Aksi sweeping ke dalam pabrik di kawasan industri dan pemblokiran akses tol ini yang akan diantisipasi oleh para pengusaha dan aparat terkait. Pihak manajemen pengelola kawasan industri sudah mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau kepada perusahaan-perusahaan di dalam kawasan industri yang dikelolanya untuk mengadakan perundingan dengan serikat pekerja masing-masing untuk kelancaran seremonial May Day ini. Beberpa perusahaan memutuskan meliburkan karyawannya, meskipun banyak juga yang tetap beroperasi. Aparat keamanan juga telah mempersiapkan diri untuk melakukan pengamanan demi kelancaran jalannya aksi damai para buruh ini.

Berkaitan dengan mendekatinya seremonial May day ini, gowes Sabtu Minggu yang lalu sengaja mengambil rute muter seputar kawasan industri. Di Cikarang terdapat beberapa kawasan industri yang tersebar di beberapa lokasi. Rute kali ini mengambil jalur masuk kawasan industri EJIP dan Delta Silicon. Suasana Sabtu pagi di wilayah Cikarang beda sekali dengan hari-hari kerja yang diwarnai kemacetan panjang di akses keluar masuk pintu tol. Sabtu Minggu merupakan hari yang lumayan nyaman dinikmati untuk sekdar jalan-jalan mengisi liburan weekend dengan lalu lintas yang relatif lancar.

Perjalanan keluar dari perumahan dilanjutkan dengan menyebrangi Kali Malang dan menembus perkampungan menuju kawasan Lippo. Roda sepeda berputar perlahan ketika dari kejauhan terlihat keramaian sekelompok massa di sisi jembatan putus. Yup.. di ujung kawasan industri di Lippo ini membentang sebuah jembatan yang direncanakan menghubungkan kawasan industri ini dengan kawasan industri MM2100 di Cibitung. Kenapa disebut jembatan putus? ya..karena memang jembatan ini baru terbentang setengah badan. Ujung ke arah kawasan industri MM2100 belum dilanjutkan pengerjaannya, issue yang beredar sepertinya belum ada kesepakatan antara kedua pengembang kawasan industri ini sehingga jembatan penghubung ini terbengkalai sekian tahun dalam kondisi setengah jadi, sungguh amat disayangkan, mestinya dengan jembatan ini akses kedua kawasan industri akan semakin lancar dan tentunya mengurangi kemacetan yang menjadi makanan sehari-hari.
13358001061455145918
Jembatan Putus (Doc: HUM)
Lha, terus apa hubungannya jembatan putus ini dengan aksi buruh?
Beberapa waktu yang lalu di kawasan industri ini ada sebuah perusahaan otomotif perakitan motor asal negeri ginseng yang mengalami masalah dan memutuskan menutup operasinya. Imbasnya adalah ada sekian banyak karyawan yang terkena dampak penutupan operasi perusahaan ini. Bahkan issuenya para karyawan diputus sepihak tanpa medapatkan hak mereka. Hal ini memicu demo lokal karyawan perusahaan tersebut yang berlangsung cukup lama, bahkan kemudian para buruh mendirikan kemah darurat di depan bekas pabrik mereka yang sudah ditinggalkan investornya.

Seiring berjalannya waktu, aksi pendudukan pabrik tersebut belum juga membuahkan hasil. Para pekerja kemudian berinisiatif untuk mendirikan camp di ujung jembatan putus tadi, mengingat pendirian camp di depan bekas pabrik mereka yang berada di jalan utama kawasan industri sehingga sedikit mengganggu kelancaran lalu lintas. Tenda yang didirikan di ujung jembatan putus ini menjadi posko solidaritas antar buruh dan serikat pekerja. Pada waktu-waktu tertentu diadakan agenda untuk berkumpul para buruh dan serikat pekerja diisi dengan orasi untuk menyuarakan aspirasi mereka, seperti yang dilakukan pagi itu.

Perlahan pedal saya kayuh dan roda sepeda berputar menyusuri sekian banyak mobil dan motor yang diparkir sepanjang jalan menjuju mulut jembatan. Berhenti sejenak melepas lelah sambil meneguk minuman untuk melepaskan dahaga. Terdengar orasi yang berapi-api dengan sura lantang mengobarkan semangat solidaritas dari para buruh yang berkumpul.  Solidaritas antar pekerja ini memang merupakan salah satu kekuatan yang menyatukan mereka. Terlihat cukup banyak pekerja yang berada di ujung jembatan itu dengan antusiasme mereka mendengarkan orasi tersebut. Entah sampai kapan jembatan putus ini akan dijadikan base camp para pekerja korban PHK tadi.
1335802586932552024
Selamat Hari Buruh (Doc: AP)
Pedal dikayuh kembali untuk berputar menuruni lereng jembatan dan meyebrang dari sisi bawah jembatan menuju kawasan MM2100. Dalam hati sempat bergumam, semoga aspirasi mereka mendapatkan respon positif dari para pengusaha dan pemerintah, sehingga para pekerja benar-benar bisa menjadi mitra bagi para pengusaha, mewujudkan sebuah sinergi positif untuk mengembangkan karya dan usaha membangun negeri ini. Dan semoga juga, penyambutan seremonial May Day besok akan berlangsung tertib, aman, dan damai sentosa. Amin..

Salam Gowes,


It's All About Bicycle

Rejeki Sudah Ada Yang Ngatur, Salah Satunya Bapak

Thursday, April 26, 2012


Mengisi rutinitas dan untuk menjaga kebugaran tubuh *sok lebay, seperti agenda biasanya weekend diisi dengan gowes. Perjalanan kali ini sebenarnya cerita gowes dua minggu yang lalu, mudah-mudahan belum basi untuk dirangkai menjadi sebuah cerita dengan benang merah yang sudah dipersiapkan :)

Perjalanan kali ini mengambil rute seputar kampung dekat rumah sampai ke kawasan industri. Berhubung siang sudah menjelang, acara muter-muter tidak bertahan lama, keburu basah semua seluruh badan kepanasan terik mentari sampai harus peras keringat, untung tidak jadi banting tulang *: senyum. Perjalanan akhirnya pitstop sejenak ketika melewati tempat kerja. Sekedar meneguk sebotol minuman, menyempatkan diri mampir nongkrong sejenak di luar gerbang. Sengaja juga mampir untuk check pengerjaan otomatisasi pintu gerbang. Yup…mulai minggu lalu terjadi sedikit perubahan yang dilakukan untuk karyawan yang bertujuan untuk menggalakkan disiplin di tempat kerja. Salah satu aktivitas fisik yang dilakukan adalah dengan pembuatan gerbang otomatis yang dikendalikan dari pos security, jadi setiap karyawan yang keluar masuk harus menggunakan kartu pas dengan persetujuan atasan dan lapor ke security. Imbas dari penerapan aturan ini, semakin sedikit karyawan yang makan di luar.

Nah, sebelum aturan itu mulai diberlakukan, sengaja saya mengawali investigasi imbas dari penerapan aturan baru ini dengan nongkrong di luar gerbang tempat para penjual berdagang. Memang di depan tempat kerja mangkal beberapa pedagang dengan berbagai menu khas mereka. Dan yang menjadi nasabah utama tentu saja karyawan di tempat kerja saya. Sebenarnya perusahaan sudah menyedakan menu untuk makan para karyawan, tapi dengan berbagai pertimbangan tetap saja banyak karyawan yang keluar makan siang di penjual depan, termasuk saya tentunya *:senyum meski cuman sesekali. Satu-satunya alasan saya untuk menikmati makanan di luar tersebut adalah menu yang variasi dan suasana yang lain. Kita bisa memilih menu mulai somay, nasi goreng, ketoprak, tongseng, ayam goreng sampai bebek goreng. Yang selalu saya tekankan sama penjual bebek goreng adalah jangan lupa pakai “B” ya..coba bayangin kalo’ “B”-nya ilang…wuiihh…:D Selain itu suasana akrab dengan obrolan santai dengan teman dan para pedagang serta tukang ojeg yang mangkal di situ di bawah rindangnya pohon disertai semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi merupakan salah satu daya tarik yang tidak didapatkan ketika makan siang di kantin perusahaan.

Dengan sebotol minuman di tangan, saya membuka obrolan dengan pedagang yang mangkal di depan gerbang. Topik langsung mengarah pada imbas bagi mereka terhadap kebijakan baru yang issue-nya memang sudah sampai ke telinga para pedagang, diperkuat dengan aktivitas fisik yang mereka lihat terhadap pintu gerbang. Mereka bercerita bahwa pasrah dengan segala kebijakan yang akan diterapkan, meskipun memang pasti akan berimbas terhadap menurunnya omset jualan mereka. Sedikit masuk lebih dalam mengorek informasi dari salah seorang pedagang nasi goreng yang tiada duanya mantab rasanya *soalnya nggak ada penjual nasi goreng lain di situ..:D, dia bercerita bahwa untuk bisa dapat kavling berjualan di depan gerbang ini tidaklah mudah, penuh persaingan dengan pedagang yang sudah buka lapak duluan, belum lagi harus setor upeti pada “petugas”. Ya..mereka ini sebenarnya pedagang ilegal, meski sudah bayar iuran tetap pada “petugas” tapi tetap saja harus pontang panting menyelamatkan dagangan ketika ada razia ketertiban. Memang kadang ironis melihat perjuangan hidup mereka tapi cukup salut dengan kegigihan para pedagang tersebut, mengumpulkan setiap lembar dan receh untuk menghidupi keluarga.
1335454838673627820
Rejeki sudah ada yang ngatur…(Doc: HUM)
Penjual nasi goreng ini berjualan untuk menghidupi dua orang anaknya, yang besar sudah sekolah, sedangkan yang kecil ikut bapak ibuya berjualan. Keinginan mereka cukup sederhana, mendapatkan hasil dari jualan cukup untuk makan dan sekolah anak-anaknya, berharap anak mereka bisa sukses tanpa harus mengikuti jejak mereka. Sedikit merenung ketika mereka mengungkapkan kegalauannya dengan issue kebijakan yang akan diterapkan di perusahaan tempat mereka mangkal. Satu pernyataan yang membuat saya kembali merenung, “Rejeki sudah ada yang ngatur Pak…salah satunya Bapak..”. Satu ungkapan klise yang ditambahi dengan pernyataan yang cukup realistis menyikapi kondisi yang bakal mereka hadapi.

Ya..kadang kita dihadapkan pada sebuah pengambilan keputusan yang berimbas terhadap orang lain di sekitar kita. Tentunya butuh pertimbangan yang matang ketika mengambil keputusan tersebut. Setiap kebijakan yang diambil pasti memberikan dampak terhadap objek di sekitarnya dengan berbagai macam plus minusnya. Adaptasi terhadap perubahan tentunya diperlukan untuk mencapai titik nyaman berikutnya. Dan saya yakin jika sebuah kebijakan diterapkan dengan tujuan positif, tentunya akan memberikan dampak yang positif jika kita menyikapinya juga dengan positif.

Sebelum menginjakkan kaki di pedal untuk kembali ke titik nol, tidak lupa saya titipkan pesan sama tukang nasi goreng, “Rejeki sudah ada yang ngatur, salah satunya Bapak sendiri…terus berusaha dan tawakal, wujudkan impian anak-anak”.
Memang rejeki tidak pernah salah alamat, jadi kalau Anda merasa sudah peras keringat banting tulang kerja keras 24 jam tapi kok rejeki masih seret…artinya Anda perlu lapor RT/RW setempat..*:nyengir


It's All About Bicycle

Bike to Work : (Mati Gaya) Pertamax Tanpa Subsidi

Saturday, March 24, 2012


Senin pagi suasana begitu cerah. Udara segar terasa sejuk masuk ke rongga paru-paru. Bak seorang atlet profesional, lengkap dengan helm dan kostum warna-warni, tidak ketinggalan kacamata berwarna kemilau layaknya kaca film mobil, Paijo dengan santai mengayuh pedal sepeda gunungnya. Logo emblem ‘bike to work’ menggelantung berayun di bawah sadel sepedanya.



Start your engine...(Doc : Pribadi)
Ya..sudah seminggu terkahir ini Paijo rutin pulang pergi kerja dengan sepeda barunya. Ini berawal dari kejadian seminggu yang lalu.


“Bune, konco-konco kantor itu punya rencana mbikin club sepeda lho..! nama club-nya apik tenan lho..’BTW Coy..!’, artine Bike to Work Community. Bener-bener keren…top..apik tenan to, Bune..?” Paijo membuka intro percakapan dengan istri tercintanya yang dari tadi terlihat manyun, mikirin harga sembako yang kian membumbung tinggi.

“Trus maksudnya apa to, Pakne…? Mau pengen beli sepeda baru gitu, piye..?” sambil bersungut tambah dua centimeter bibirnya.
“Lha mbok pake’ sepedane Thole sing BMX itu kan yo bisa to..?” istrinya nambahin.
“Walah Bune, yo gak keren…apa kata dunia..ehh…konco-konco nanti, kepala bagian logistic kok beli sepeda aja gak bisa.”
“Lagian ini kan sebagai program penghematan juga, Bune. Kalo’ tiap hari pulang pergi kerja naik sepeda kan bisa irit. BBM buat mobil kita kan bisa berkurang, denger to kalo’ bulan ngarep mau naik lagi tu hargane? trus satu lagi nilai tambah yang tidak kalah penting, sambil olahraga, badan sehat dan mengurangi polusi udara. Bune tau efek rumah kaca..? global warming..?” Paijo memperkuat argumennya demi mendapatkan kucuran dana pembelian sepeda barunya.

“Yo wis karepmu, Pakne. Global warming opo Gombal amoh nggak mudeng, yang penting berarti uang belanja bisa nambah, Thole dapat uang saku lebih banyak buat nabung,to..?” Istrinya yang tontonan tiap harinya cuma sinetron  dan gossip selebrity menimpali omongan Paijo.

“Kalau dihitung-hitung, jarak rumah dan kantor tempat kerja hampir 10 km. Konsumsi rata-rata BBM 1 liter tiap 10 km, artinya pulang pergi 2 liter. Harga bensin subsidi 6 ribu (kalo’ jadi naik), lha wong harga minyak dunia kan naik jadi ikut naik…turun..ikut turun..(lha kok senengnya cumin ikut-ikutan ya.?) Kalo’ harga dunia naik trus kita bisa bertahan…itu baru keputusan yang top markotop..tak iye..:)
 Jadi dengan naik sepeda kan lebih irit 12 ribu, lumayan buat tambahan uang saku Thole.” Batin Paijo mencoba membuat kalkulasi, dia kan kerjaanya bagian pengadaan barang, biasa itung-itungan buat nawar harga.

Rupanya Paijo sedikit membuat kesalahan kecil dengan melupakan side effect dari bersepeda. Karena tidak terbiasa bersepeda, alhasil keringat bercucuran, capek dan lapar. Sampai tempat kerja harus menyempatkan diri mengunjungi kantin, sarapan lagi. Kebiasaan Paijo mentraktir teman-temannya menambah bengkak budget hariannya. Alhasil minimal 20 ribu dia keluarkan. “Yang penting olahraga, badan sehat” Paijo masih mencoba buat rasionalisasi.

Pagi itu seperti biasa sehabis mampir sarapan di kantin, anggota BTW Coy lagi ngumpul.

“OK, hari sabtu nanti BTW Coy jadi ‘Jungle Tracking’, segera buat poster yang besar, pasti banyak anggota baru yang tertarik.” Waskito, ketua umum BTW Coy ,mengakhiri meeting singkat di kantin.


@@@@@@

 Minggu pagi, istri Paijo dengan bibir nambah 2 centi ngomel melihat suaminya masih meringkuk di ranjang. Yang diomelin cuman bisa meringis menahan pegal-pegal diseluruh badan. Ini hasil dari ‘Jungle Tracking’ kemarin. Seluruh badan Paijo terasa remuk redam. Track yang diambil memang tidak cocok bagi pemula seperti Paijo. Jalan naik turun terjal menanjak dengan jarak tidak kurang 40 km membuat anggota baru BTW Coy ini tumbang. Gengsi dan rasa malu dengan anggota yang lain membuat Paijo masih bisa sampai garis finish.

“Bune, aku tak keluar dulu sebentar ya, mau pijat, badan pegal semua.” Paijo pamitan ke istrinya sambil manasin mesin mobil yang usianya hampir 10 tahun tapi masih cukup kinclong terawat, hasil jerih payahnya bekerja.

Memang sebenarnya Paijo itu tipe orang yang rajin, ulet dan cukup jujur walaupun kadang dibodohin teman-temannya. Sebetulnya banyak tawaran dari supplier untuk sekedar mengganti mobil tuanya dengan mobil keluaran terbaru asal tender mereka gol, maklum Paijo kan cukup berpengaruh sebagai kepala bagian logistic. Tapi entah kenapa Paijo selalu menolaknya.

Paijo menepikan mobilnya di depan bangunan dua lantai yang cukup bagus. Di depan terpampang box neon warna biru ‘Java Dunia – Shiatsu & Sauna’. Dua resepsionis cantik menyambut Paijo dengan senyum ramahnya.

“Selamat pagi, Pak. Silahkan mau yang paket Lux atau VIP..?” mbak resepsionis senyum sumringah.
“Apa aja deh Mbak, yang penting pegel ilang.”
“Wah, nggak usah khawatir Pak, therapist di sini professional semua, dijamin deh, Pak.” si mbak yang satu menimpali.

Suasana ruangan cukup membuat Paijo relaks. Ranjang cukup empuk dengan cetakan lubang buat kepala menelungkup. Dua lembar handuk putih tebal tertata rapi di tepi ranjang. Kamar mandi dengan bath up dan shower berada di sudut kamar. AC dingin dan music yang mengalun ringan membuat suasana ruangan dengan lampu temaram itu sedikit menghilangkan pegal di badan Paijo.

“Thok..thok..!!” Paijo bergegas membuka pintu. Seorang gadis yang cukup cantik berdiri di depan pintu. Kaos hitam ketat membungkus badannya, rok mini yang juga berwarna hitam tidak sanggup menutupi pahanya yang cukup mulus. Rambut terurai sebahu dengan lesung pipit menambah cerah senyum yang merekah dari sepasang bibir merah muda dengan sebaris gigi kecil-kecil putih bersih di depan Paijo.

“Boleh masuk, Pak? Saya therapist-nya.” Kata gadis tadi sambil mengangkat baki kecil berisi cream dan lotion, melihat Paijo yang tertegun di depan pintu dengan mulut sedikit menganga.

Paijo jadi mati gaya sesaat, dia buka baju dan langsung menelungkup di ranjang. Siap dipijat.
“Dibuka semua saja pakaiannya, Pak. Nanti kotor kena cream gimana?”
“Tapi…Mbak..”
“Nggak papa, Pak. Kenapa harus malu, kan cuman ada kita berdua di sini” si gadis membuat Paijo sekali lagi mati gaya.
 

@@@@@@

 “Pakne, kenapa musti manggil Mbah Siyem dukun pijat bayi kampung sebelah segala sih..! bukannya barusan habis pijat..?” istri Paijo dengan bibir 2 setengah centi-nya nyerocos.

“Walah Bune, pijatnya nggak jadi. Ban mobil tadi malah kempes, tambah pegel nih badan ganti ban serep.” Paijo buat alasan ke istrinya. “Waduh, kalo’ tau kejadian tadi bisa perang teluk nih di rumah. Badan pegal nggak hilang, lemes mah iya..” batin Paijo mengingat kejadian di Java Dunia tadi.

“Den Paijo memang habis nyangkul tegalan kulon ndeso apa, kok nggak biasanya pegel-pegel minta pijet..?” tanya Mbah Siyem sambil memainkan jemarinya yang mulai keriput di betis Paijo.
“Kok nyangkul to, Mbah? Kan ada si Parjo. Ini tuh critane kemarin kan habis sepeda santai sama konco-konco kantor, Mbah.” Paijo sewot dikira habis nyangkul tegalan.
“Lha wong sepeda santai kok malah pegel-pegel to, Den Paijo. Kudune kan jadi sehat, ya to.?”
 “Ya begitu, Mbah. Kepengennya olahraga biar sehat lha kok ya konco-konco itu milih jalur sepeda-an jauh…naik turun...arep copot rasane dengkule, Mbah..!” Paijo malah jadi curhat ke Mbah Siyem.
“Kalo’ naik sepeda jangan sering-sering lho, Den Paijo.”
“Lho, emang kenapa Mbah..?”
“Bisa turun berok nanti, Den.., lha kan Den Paijo dah ada mobil, enak..nggak perlu tenaga.” Kata Mbah Siyem sambil sedikit termenung. Perlahan ingatan pada suaminya terlintas di benak Mbah Siyem. Kondisi  yang serba susah memaksa dia harus bekerja serabutan demi menghidupi keluarga. Dia masih ingat, dulu tiap hari suaminya harus pulang pergi kerja naik sepeda. Bukan seperti alasan Paijo untuk berolahraga, tapi memang itu satu-satunya sarana transportasi yang bisa mengantarkannya sampai ke pasar tempat dia jadi buruh panggul tanpa megeluarkan biaya selain tetesan keringat. Jarak pasar kota cukup jauh membuat suami Mbah Siyem sering mengeluh sakit bagian bawah perut. Demi menghidupi keluarga semua keluhan tidak dirasakan, tangisan lapar anak-anaknya yang berjumlah empat orang seakan jadi obat paling mujarab penghilang rasa nyerinya.



Mbah Siyem mengakhiri pijatannya dengan pelan, takut membangunkan Paijo yang rupanya terlelap keenakan oleh pijitan Mbah Siyem, mungkin juga sedang mimpi dipijat gadis Java Dunia.
 

@@@@@@

 “Pak Paijo, kalo’ kali ini beneran sepeda santai, jadi musti ikut. Saya catat di daftar peserta ya, Pak?” Waskito menyambut Paijo saat sarapan pagi di kantin. Hari minggu besok ada acara ulang tahun kabupaten. Akan diadakan parade sepeda santai dan pertunjukan kesenian serta bazaar di pendopo kabupaten. Pak Bupati sendiri yang akan memimpin rombongan sepeda santai.

Paijo tertawa lebar sambil melepas kacamatanya yang berkilau saat sampai di garis finish. “Nah, ini baru namanya sepeda santai, tidak bikin badan pegal.”



@@@@@@

Suara music dangdut mengalun dari panggung di depan pendopo kabupaten. Spanduk besar terpampang di atasnya “Bike to Work : StopGlobal Warming”. Berbagai slogan lain bertebaran di sekeliling panggung, “Save Our Planet”, “Let’s Go Green”, “Irit BBM” dan bahkan issunya grup band “Efek rumah kaca” bakal manggung di situ.

Di lapangan belakang pendopo digelar bazaar dengan tenda-tenda yang bertebaran di sekeliling lapangan. Suasanya begitu meriah. Sebuah stand tampak dipenuhi pengunjung. Sebuah distributor resmi merek sepeda terkenal rupanya ikut ambil bagian pada acara kali ini. Berbagai macam jenis sepeda dipajang di situ. Dengan iming-iming harga murah dan diskon untuk 100 orang pertama, bahkan dapat hadiah langsung, membuat pengunjung berjubel. Seorang pejabat kabupaten terlihat  sedang mencoba mengangkat sepeda yang baru dibelinya. Sepeda yang katanya kuat tapi seringan kapas karena terbuat dari material super alloy itu ditebusnya seharga 25 juta. Katanya buat anaknya ke sekolah daripada tiap hari harus tergantung si Dalimin, tetangganya yang tukang ojek, untuk nganterin. Diiringi decak kagum orang sekelilingnya dia minta anaknya mencoba sepeda barunya. Dengan malu-malu si anak berbisik ke telinga ayahnya, “Pa, aku kan belum bisa naik sepeda. Besok aja minta diajarin Mas Dalimin.”

Orang-orang tiba-tiba ramai berlarian dan saling berebutan. Ternyata di salah satu stand sedang ada pembagian biscuit dan makanan kecil gratis. Situasi bener-bener kacau. Saling berebut, saling dorong, saling lempar, anak-anak kecil menjerit keinjak-injak. Suatu pemandangan yang sering kita lihat di televisi saat pembagian sembako gratis. Salah satu sifat dasar manusia yang serakah terlihat di sana. Bagaimana dengan segala cara berusaha mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara menjegal, mendorong atau pun menginjak temannya. Sungguh liar…

Sementara di panggung tampak semakin panas juga, sesuai dengan tema Global Warming. Bukan hanya karena memang sudah semakin siang sehingga panas matahari mulai membakar, tapi aksi panggung sang biduanita lah yang menambah panas. Sepertinya si penyanyi tahu persis bagaimana cara mengaktualisasikan diri untuk meresapi makna Global Warming. Itu dibuktikan dengan pemlihan kostum yang serba mini, membuat industry tekstil mengurangi pasokan bahan baku pembuatan pakaian, hemat.

Paijo berdiri tertegun di samping sepedanya, melihat sekelilingnya yang tiba-tiba terasa semakin panas. Sayup-sayup terdengar sang biduanita berteriak nyaring ke penonton “Goyang terus, Mas…Tambah Bensinnya Mas…Pertamax....Stop Global Warming…!!”

 

It's All About Bicycle


Lagi…Pejabat Ngamuk.. Bongkar Lapak PKL


Long week end kali ini tentu saja tidak boleh disia-siakan dengan berdiam diri di rumah sahaja. Pagi-pagi siap dengan kostum ala atlet sepeda mau ikutan tour de Langkawi..hehhe.. Gowes kali ini dengan target muter seputaran lingkungan sahaja. Maklum hari Jum’at, tidak boleh keasyikan trus lupa deh jalan pulang..hihi…

Mentari perlahan mulai muncul malu-malu dengan semburat merah merona pipinya..bak seorang perawan malu-malu ketauan bangun kesiangan..(jauh amat yak..hihihi..). Perlahan meyusuri jalanan yang setiap harinya selalu ramai dengan kemacetan. Orang-orang yang sibuk berangkat kerja melewati jalan yang sama dengan kanan kiri dipadati pedagang kaki lima (PKL) yang menyita hampir separo badan jalan. Sampai sekarang sebenernya masih kepikiran..kenapa sih disebut pedagang kaki lima ya..?? Di lihat tampak depan, tampak samping maupun belakang..mana ya kakinya..?? heran deh..:D


Gowes meyusuri PKL (Doc : CBC)
 
Tapi pagi ini suasana sedikit berbeda, kemacetan yang biasanya sudah jadi langganan setia..bahkan boleh ngutang dulu bayar besok..(loh..kok jadi ngmongin warteg sih…hihhi..), maksudnya pagi ini jalanan relatif sepi..lancar jaya. Lho..kenapa ya.?? Ooo..iya ya.. (dg gaya si TemonJ) kan hari ini libur..pantesan ndak macet..hehe..


Ketika sedang asyik muter pedal dengan gaya bak nyiur di pantai yang tertiup angin sepoi-sepoi..(sepeda santai apa lemes blm sarapan ya..? J ), tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara sirine yang meraung-raung. Sedikit kaget akhirnya pitstop, nengok ke belakang apa gerangan suara tadi ya..? terlihat di belakang sebuah mobil besar mirip Hummer dengan roda besar, sekilas bahkan mirip dengan dandanan panser.
Tidak lama kemudian terdengar suara dari mobil tersebut melalui pengeras suara.
“Sodara-sodara sekalian..Bapak Ibu pedagang yang berjualan di kanan kiri jalan ini.. dimohon untuk segera membereskan dagangannya. Cara berjualan Bapak Ibu sekalian ini illegal..mengganggu kepentingan pemakai jalan. Peringatan ini kita lakukan dengan perhitungan mundur satu menit dari sekarang…segera laksanakan…60..59..58…”

Sedikit shock mendengar suara lengkingan pengeras suara dari mobil tadi. Awalnya para pedagang cuma saling berpandangan, kasak kusuk antar mereka. Tapi..begitu hitungan mundur terus terdengar dan perlahan-lahan truk raksasa bak panser tadi bergerak ke depan, mulai riuh rendah para pedagang sibuk membereskan barang dagangannya.
“..10..9..8…..….5…4...”
Terdengar suara hitung mundur hampir habis. Masih dalam posisi diam di tempat, masih blank pikiran menyaksikan kejadian yang begitu cepat. Hitungan mundur sudah habis di angka 1. Perlahan tapi pasti truk raksasa bergerak maju. Orang-orang mulai berteriak-teriak saling sibuk berlarian. Lapak pertama di ujung semakin dekat dengan roda besar truk raksasa. Tanpa ragu-ragu..roda besarnya langsung menghaajar…menggilas..membuat porak poranda lapak para pedagang tersebut. Orang-orang makin panic dan tambah berteriak-teriak mengingatkan pedagang yang ada di sisi ujung jalan. Barang-barang yang tidak sempat dibereskan para pedagang..habis porak poranda tanpa terselamatkan. Suasana benar-benar chaos saat itu. Dalam sekejap…luluh lantak semua lapak non permanen para PKL yang berjualan di sepanjang jalan tersebut. Sungguh cepat semua terjadi, bahkan tidak sempat terabadikan oleh kamera saking shock-nya dengan kejadian tersebut.

Setelah puas membuat porak poranda sepanjang jalan, truk raksasa tadi berhenti di ujung jalan. Orang-orang pada berlarian dengan sedikit beringas, tidak terima denga tindakan trsebut. Wah..wah..nekat bener itu orang ya..?? kalo’ dilihat itu bukan dari aparat kepolisian atau minimal Satpol PP yang biasa menertibkan para PKL. Dengan sedikit tegang dan rasa ingin tahu yang besar…dan dengan sedikit mengabaikan keselamatan karena kondisi kian memanas, sepeda dipacu mendekati truk raksasa itu.

Perlahan pintu truk terbuka..dan turun lah seorang Bapak dan Ibu dari atas dengan sedikit kesulitan karena roda yang besar dengan diameter lebih tinggi dari orang dewasa. Massa yang terlihat beringas merangsek ke depan, apalagi melihat kedua orang tersebut sama sekali tanpa pengawalan aparat. Terlihat kedua orang tersebut tenang..tidak panic sama sekali. Tangan kanan sang Bapak menyerahkan microphone buat Ibu di sampingnya dan terdengar suara dari megaphone yang di pegang si Bapak.
“Sodara-sodaraku sekalian..harap tenang..dan dengarkan. Kami adalah pemimpin baru kalian yang telah kalian pilih dan percaya untuk memimpin daerah ini. Dan inilah aksi nyata pertama kami untuk mewujudkan janji-janji kami saat masa kampanye dulu”
Bagaikan terhipnotis, orang-orang seketika terdiam. Dan mulai terdengar kasak kusuk beberapa orang dari belakang.
“Iya..benar..itu adalah si Eneng dan wakilnya..kepala daerah terpilih pemilukada kemarin..”
Wah..wah…semakin bingung ni melihat kejadian aneh ini…tindakan ekstrim kedua orang pejabat ini mengingatkan pada kasus mengamuknya Pak Dahlan Iskan.

Tidak berapa lama kemudian, si Bapak naik lagi ke dalam truk dan keluar dengan membawa sebuah tas. Di buka tas tersebut dan dia keluarkan beberapa berkas. Ibu-ibu yang tadi disebut sebagai Eneng kemudian bersuara lagi.
“Teman-temanku pedagang sekalian, perintah untuk mengosongkan lapak-lapak Bapak Ibu sebenarnya sudah dikeluarkan beberapa waktu yang lalu, dan kami telah mendata semua pedagang yang berjualan di sepanjang jalan ini. Tapi sampai detik ini, peringatan tersebut tidak Bapak Ibu indahkan, sehingga dengan terpaksa kami berdua turun tangan untuk membereskan ini.”
Para pedagang tampak mulai riuh rendah saling berkomentar. Ada yang membenarkan adanya surat peringatan terssebut..ada juga yang berteriak tidak terima dengan perlakuan kedua pemimpin daerah tersebut. Si Eneng kemudian melanjutkan bicaranya dengan lebih lantang.
“Relokasi baru yang legal dan layak buat Bapak Ibu sudah disiapkan. Silahkan berbaris teratur untuk verivikasi data. Semua kerugian yang timbul akibat kejadian ini akan kami ganti 100%.”
Masih terbengong-bengong di atas sadel sepeda menyaksikan kejadian ini. Dengan berbaris teratur para pedagang bergantian untuk di data dan mendapat kompensasi ganti rugi yang telah dalam tas yang dibawa si Bapak tadi.


@@@@@@@@


“Mas…mau tambah bubur ayamnya..??” tiba-tiba ada suara yang mengagetkan saia yang terbuai dalam lamunan sambil megang mangkok yang sudah ludes…hehehe…

Tetttt…totttt…..yak..cerita di atas hanyalah fiktif belaka..hasil melamun (jorok) menikmati semangkok bubur ayam di pinggir jalan…hihihiihi…Kembali ke dunia nyata…para pedagang masih asyik dengan dagangannya melayani para pembeli. Balik lagi jadi ingat dua tokoh yang sedang dibicarakan di media belakangan ini, yaitu sosok Dahlan Iskan da Joko Wi. Pak Dahlan Iskan yang mengamuk di jalan tol dan mendapatkan berbagai respon dari berbagai kalangan membahas sepak terjangnya tersebut. Di sisi lain ada Joko Wi yang disebut-sebut berhasil merelokasi para PKL dengan sukarela setelah melalui 57 kali mediasi.



Pak DI ngamuk di tol  (pic: Google)
Bisa dilihat crita si Eneng di atas sedikit ekstrim menggabungkan action yang dilakukan oleh kedua pejabat  kita tersebut. Memang kalo’ dilihat dari sudut pandang positif, kedua pejabat ini melakukan suatu tindakan perubahan yang terlihat bertolak belakang. Dahlan Iskan dengan gaya sporadis..langsung take action terhadap penyimpangan yang terjadi sedangkan Joko Wi melakukan pendekatan lain untuk melakukan perubahan tersebut.


Dari kacamata psikologis, manusia butuh yang namanya shock therapy untuk keluar dari “kebiasaan” yang sudah dianggap “normal”. Dari kacamata teori fisika ilmiah, tentunya temen-temen masih ingat tentang Hukum Newton pas jaman eSeMA dulu kan..?  Hukum Newton I berbunyi demikian :
Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keadaan tetap bergerak beraturan.” 
Hukum ini intinya menerangkan bahwa setiap benda cenderung akan mempertahankan keadaannya (baik itu keadaan diam atau bergerak) kalau ada tindakan kepadanya dengan mendadak, tetapi kalau tindakan yang mempengaruhinya perlahan-lahan, maka si benda tadi akan terpengaruh.

Jadi yang namanya kebiasaan itu akan menjadi sebuah “budaya” yang akan perlahan-lahan melekat. Apa jadinya coba kalo’ hal negative yang mempengaruhi secara perlahan tapi pasti, sudah dianggap hal yang biasa, wajar, normal. Butuh sebuah gerakan “mendadak” untuk bisa mengingatkan kita yang salah arah. Contoh simple ketika kita bergerak mengendarai mobil,  kalau Kita naik mobil dengan cepat lalu di rem mendadak, maka Kita akan terdorong ke depan.

Demikian juga ketika terjadi kondisi yang statis, tindakan “mendadak” tidak akan menghasilkan efek buat kondisi tersebut. Pernah coba eksperimen dengan meletakkan selembar kertas di atas meja dan sebuah gelas di atas kertas tadi. Lalu coba tarik kertas dengan cepat,.. ajaib…. Si gelas tak jatuh ketarik, goyang pun tidak. Bagaimana kalo’ kertas tad ditarik perlahan..yup..si gelas akan ikut bergerak mengikuti kertas.


Gimana..?? Bingung dengan ilustrasi di atas yak..?? sama donk…hehhehe… Pointnya adalah bahwa butuh tindakan yang tepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Jadi kalo’ kita jadi seorang jagoan dan melawan banyak musuh ya jangan hanya pakai satu jurus…terapkan jurus-jurus yang berbeda untuk musuh yang beda juga..kalo’ jurusnya Cuma itu-itu doank lama-lama musuhnya bisa komen…”ahh..jurus itu lagi ya..dah basi ahh..” hihihi…

Ok deh…cukup sekian yak..lanjut makan bubur lagi…mumpung belum basi…hehe…

Salam Gowes,
  
It's All About Bicycle


 
Back to Top