Bicycle4you ~ It's All About Bicycle | Members area : Register | Sign in

Tutup Tahun, Tutup Usia, Buka Lembaran Baru

Tuesday, December 31, 2013

1388496591996770881
Taun Baru (Doc: Dunia Aretha)

Alergi dengan ramainya semarak menyambut malam pergantian tahun? Kalau Anda merupakan salah satu orang yang merasa terganggu dan berpikir bahwa hal itu tidak ada gunanya, tentu banyak yang mengalami dan pasti banyak orang yang setuju dengan pendapat Anda.

Tepat 4 tahun yang lalu, malam pergantian tahun menjadi sebuah catatan peristiwa penting dalam hidup saya. Menyambut libur akhir tahun saat bahagia ketika lahir anak kami yang ke-2 beberapa hari sebelum masuk di penghujung bulan Desember dan saat itu kami sedang mempersiapkan acara potong kambing untuk akikah si kecil. Tapi tepat di tanggal 31, telpon yang berdering kurang lebih jam 1 siang membuat suasana berubah 180 derajat. Suara Kakak tertua saya di seberang sana terdengar parau memberi kabar yang sesaat langsung membuat tenggorokan tercekat. Innalilahi wa inna ilaihi raji’un..kabar yang sungguh menyesakkan dada, Ayahanda tercinta telah berpulang dipanggil menghadap Sang Maha Pencipta.
Kabar yang sangat mengejutkan karena meski memang sudah berusia tua (tutup usia di umur 72 tahun), kondisi Bapak dalam keadaan sehat, tidak ada kabar sakit sebelumnya. Bapak meninggal terjatuh sesaat setelah mengambil air wudhu untuk sholat dhuhur. Ibu yang telah menunggu di ruang sholat tidak pernah terpikirkan bahwa penantiannya tidak bakal bisa terwujud, waktu menunggunya untuk sholat dhuhur berjamaah dengan suami tercinta ternyata tidak bisa terlaksana saat itu dan untuk selanjutnya, karena takdir maut telah memisahkan. Semoga Ayahanda tercinta menjadi khusnul khotimah dan diterima amal ibadahnya di sisi-Nya. Aamiin.

Jarak yang memisahkan dengan kampung halaman membuat saya memutuskan segera bergegas siap-siap pulang kampung. Karena melihat kondisi, akhirnya diputuskan saya berangkat sendiri. Dengan mengucap Basmallah, kaki menginjak pedal gas meluncur menuju rumah Kakak yang masih di Jakarta untuk berangkat bersama. Sepanjang jalan kami lebih banyak diam membisu, hanya sesekali obrolan, selebihnya penuh dengan kecamuk pikiran di kepala kami masing-masing.
Maghrib menjelang ketika kita keluar Tol Cikampek dan mulai memasuki jalur Pantura. Suasana malam mulai terlihat dengan lampu terang di sepanjang jalan.
Jalanan sesekali tersendat dan terlihat di sepanjang jalur Pantura terlihat lebih berwarna-warni. Saya baru tersadar ketika malam mulai menjelang, keramaian di jalan bertambah dan tentu saja perjalanan juga tersendat. Ternyata malam ini adalah malam pergantian tahun dan di sepanjang jalan ramai sekali orang berlalu lalang dan di beberapa titik tampak diwarnai dengan panggung pertunjukan. Suara terompet yang saling bersautan diiringi bunyi petasan yang menggelegar dan warna warni kembang api bertaburan di malam itu. Sungguh sebuah suasana yang jauh berbeda dengan kondisi yang sunyi di hati kami karena ditinggal oleh Ayahanda tercinta.

Dengan bergantian pegang stir meski tidak bisa benar-benar memejamkan mata sepanjang perjalanan, akhirnya menjelang Subuh kami tiba di kampung halaman, rumah tercinta sekaligus rumah duka saat itu. Tidak kuasa air mata meleleh ketika memandang wajah Ayahanda yang damai dan mencium keningnya untuk terakhir kalinya, meski saya cukup ikhlas dengan kepergian Ayahanda tercinta. Jam 9 pagi kami mengantarkan jenazah untuk dikebumikan. Doa kami selalu menyertaimu Ayah…

Malam hari setelah pengajian dan doa bersama, suasana mulai sepi. Beberapa orang kerabat dan tetangga dekat masih berkumpul sambil ngobrol di teras rumah. Suara terompet dan petasan sesekali masih terdengar sisa dari keramaian malam tahun baru kemarin. Saya tiduran di kursi panjang ruang tamu sambil termenung. Di kursi panjang ini Bapak sering menghabiskan malam ketika kami sekeluarga dan kakak-kakak yang lain pulang kampung, minimal satu tahun sekali saat lebaran tiba atau ketika ada libur panjang. Alasan Bapak cukup sederhana, beliau sengaja tiduran di kursi panjang tersebut dengan gordyn jendela sedikit terbuka untuk bisa mengawasi mobil kami yang diparkir di depan rumah yang kebetulan pinggir jalan utama kampung. Berkali-kali kami bilang, “kan aman di rumah sendiri”. Tapi bukan itu yang Bapak risaukan, beliau khawatir kalau ada orang yang terganggu dengan mobil yang diparkir di pinggir jalan tersebut karena pasti akan memakan badan jalan dan bisa jadi mengganggu kendaraan lain yang lewat.

Memang sudah seringkali Bapak berencana membuat tambahan garasi di rumah karena saat itu hanya muat satu mobil di rumah dan bahkan rencana tambah garasi itu saat saya masih di bangku sekolah, jadi saat itu Bapak sudah punya impian bahwa anak-anaknya kalau kerja jauh nanti ketika pulang menengok kampung halaman sudah disiapkan tempat. Setelah akhirnya saat saya dan Kakak di atas saya ternyata benar-benar hidup di luar kota (saudara yang lain di seputaran kota tempat lahir), kami pun berkali-kali masih juga mematahkan rencana tersebut dengan dalih bahwa hanya sesekali kita pulang kampung jadi toh sementara parkir di pinggir jalan juga tidak apa-apa. Akhirnya dua tahun yang lalu, Ibunda tercinta merealisasikan rencana Bapak yang masih tertunda itu. Sebuah bangunan baru yang bisa menampung mobil-mobil kami saat liburan pulang kampung berdiri di samping mushola kecil samping rumah, tempat Ibu menunggu Bapak untuk sholat dhuhur berjamaah 4 tahun yang lalu.

Kami mengagumi sosok Bapak yang keras dan konservatif tapi punya prinsip. Beliau merupakan sosok pekerja keras dan berdedikasi tinggi untuk keluarga. Sehabis pulang kerja, hobby Bapak yang masih dilakukan setelah masa pensiun adalah “jalan-jalan” nengokin sawah dan tegalan sambil memanggul cangkul di pundak, persis sosok petani di buku pelajaran SD. Pulangnya bawa tentengan buah pisang, ubi atau ikan gabus, belut dan lainnya. Kami merupakan keluarga besar dan saya adalah anak bungsu dari 6 bersaudara. Masih jelas membekas dalam ingatan saat saya dihukum ketika mulai mengenal nikmatnya rokok di usia belia, meski sampai akhir hayatnya Bapak adalah seorang perokok aktif. Masih teringat di kepala saat masa kecil dulu ikut menguping diskusi berat Bapak dan Ibu ketika 4 orang kakak tertua tiba waktunya bayar uang kuliah. Sebagai pasangan pegawai negeri saat itu tentunya secara ekonomi cukup terbatas. Tapi Bapak punya keinginan bahwa semua anaknya harus lulus sarjana, urusan yang lain pasti ada jalannya. Dan Alhamdulillah, sebelum akhir hayatnya Bapak terlaksana melihat semua anaknya menyandang gelar sarjana.

Dan hari ini ketika mentari sudah kembali ke peraduannya, malam pergantian tahun sudah menanti. Mulai terdengar suara terompet dan petasan di luar sana yang kembali mengingatkan memori 4 tahun silam. Berita berbagai perayaan menyambut tahun baru ramai mengisi layar televisi. Cuaca bulan Desember dengan hujannya tidak meyurutkan rencana pagelaran yang meriah menyambut pergantian tahun. Kalau banyak yang berpendapat perayaan tahun baru tidak ada gunanya, saya bukan salah satu di antaranya. Bukannya saya setuju 100% terhadap hal hura-hura yang dilakukan, tapi lebih ke arah memaknai malam pergantian tahun dengan lebih spesial dari tanggal sebelumnya. Secara psikologis, menjadikan sesuatu menjadi hal yang spesial akan menumbuhkan sebuah motivasi baru. Bagaimana manifestasinya? Bagi sebagian orang petasan, kembang api, terompet merupakan salah satu manifestasi dari curahan rasa spesial itu.

Bagi saya malam pergantian tahun merupakan momen yang istimewa. Saat dimana saya mendapatkan pelajaran tentang makna kehidupan dari sosok Ayah tercinta yang tutup usia di akhir tutup tahun dan munculnya sosok kecil baru sebagai pembuka lembaran baru di kehidupan kami. Semoga saya bisa menjadi seorang kepala keluarga yang lebih baik lagi bagi istri dan anak-anak seperti saya mengagumi sosok Ayahanda tqercinta.


Catatan kecil :
Malam ini keluarga besar datang dari kampung halaman, terompet dan kembang api sudah di tangan krucil menyambut kedatangan mereka. Jagung bakar dan ikan bakar siap meramaikan suasana. Kebersamaan dan keramaian canda tawa ceria anak-anak di rumah mungil kami. Tidak lupa doa teriring buat Ayahanda kami tercinta.

Salam Gowes,

It's All About Bicycle

Sebaiknya Kita Sepakat untuk Tidak Sepakat

Friday, December 27, 2013

1388161268906239086
Beda Pendapat (pic: erepublik.com)

Menurut pendapat saya, sebaiknya kita berbeda pendapat dengan orang lain tentang sesuatu hal. Sengaja saya mengawali kalimat pembuka dengan kalimat “menurut pendapat saya” karena memang sebaiknya pendapat Anda berbeda dengan pendapat saya, sesuai dengan pendapat saya tersebut. Jadi bingung? Jangan bingung karena Anda sebaiknya berbeda pendapat dengan saya :)

Biar lebih mudah memahami pendapat saya, coba saya jelaskan mengenai pendapat saya bahwa sebaiknya kita berbeda pendapat.

Seperti tertuang dalam pasal 28 UUD 45 yang berbunyi “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”, jadi memang kebebasan untuk berpendapat itu merupakan hak setiap orang sehingga perbedaan pendapat juga merupakan hak masing-masing individu. Bahkan saya berpendapat bahwa sebaiknya kita berbeda pendapat dengan orang lain. Kenapa bisa begitu?

Berbeda pendapat jangan selalu dikonotasikan sebagai hal yang negatif, karena justru dengan perbedaan pendapat akan menjadikan sebuah ajang diskusi yang membangun. Apa jadinya jika ada satu orang berpendapat kemudian orang lain juga berpendapat sama? Tentu akan selesai begitu saja pembicaraan tanpa ada diskusi lanjutan tentang pendapat masing-masing. Apakah ketika setuju dengan pendapat orang lain itu bagus atau malah jelek? Bisa kita lihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Jika kita setuju dengan pendapat orang lain artinya tidak ada masukan untuk menguji kebenaran atau efektifitas dari pendapat orang tersebut. Jika ternyata akhirnya terbukti pendapat orang tersebut memang benar, tentu itu yang diharapkan. Akan tetapi apabila ternyata pendapat yang diyakini dan di-amin-i bersama tadi kurang tepat, kita baru akan tahu ketidakakuratan pendapat tersebut setelah terjadi. Lain cerita ketika terjadi perbedaan pendapat terhadap pendapat pertama. Pasti akan terjadi sebuah diskusi dan interaksi secara verbal antar orang yang bersangkutan sehingga memunculkan berbagai macam faktor plus dan minus dari masing-masing pendapat. Jika diskusi mengenai perbedaan pendapat ini dikelola dengan baik tentu saja akan bisa menangkap kondisi yang mungkin akan terjadi ketika kita setuju atau tidak setuju dengan pendapat pertama, sehingga bisa memunculkan sebuah aktivitas sebagai contingency plan atas efek dari setiap pendapat baik yang pro maupun kontra.

Saya seringkali memposisikan diri sebagai oposan dalam sebuah diskusi dengan tujuan melihat dari sudut pandang yang lain sehingga bisa jadi bahan diskusi dan koreksi serta masukan dan juga pertimbangan menuju goal yang akan dicapai. Perbedaan pendapat bukan berarti menentang terhadap pendapat orang lain, tapi lebih ke arah memberikan perspektif lain dari cara berpikir sang pemberi pendapat pertama sehingga menjadikan sebuah bahan pertimbangan atau pun menambah parameter baru terhadap pendapat sebelumnya. Jadi apabila Anda mempunyai pendapat yang sama dengan orang lain, sebaiknya cobalah untuk “berbeda pendapat” dengan memberikan tambahan masukan yang melengkapi pendapat pertama sehingga bukan hanya “sama pendapatnya”.

Ketika kita menyampaikan sebuah pendapat dan orang lain ternyata sependapat, belum tentu pendapat yang kita sampaikan tadi benar. Bisa jadi orang yang “sependapat” tadi sebenarnya karena tidak punya ide lain terhadap pendapat kita sehingga mengiyakan saja. Akan lebih membangun ketika muncul berbagai pandangan dan pendapat yang berbeda sehingga terjadi sebuah diskusi dan interaksi untuk memaparkan lebih dalam pendapat masing-masing sehingga akan saling menguji dan memberikan masukan terhadap celah-celah yang mungkin bolong dari masing-masing pendapat sehingga bisa saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan dan bahkan sepasang bayi kembar identik yang dilahirkan bersamaan pun pasti mempunyai perbedaan dari pasangan kembarnya. Setiap orang mempunyai kode unik yang tertanam seperti sebuah serial number yang membedakan satu dengan yang lain. Hal itu pasti bukan tanpa tujuan, karena Tuhan Yang Maha Kuasa pasti lah akan dengan sangat mudah jika ingin menciptakan dua orang sosok yang sama persis identik tanpa satu pun perbedaan. Tapi ternyata kita diciptakan untuk berbeda satu dengan yang lainnya. Salah satu tujuannya bisa jadi adalah untuk saling melengkapi sehingga menjadikan sebuah sinergi dari setiap perbedaan yang ada.

Jadi hargailah perbedaan pendapat dari orang-orang yang berbeda karena itu merupakan sebuah hal positif yang akan membuat sebuah sinergi untuk mencapai tujuan bersama dan saling melakukan koreksi terhadap setiap penyimpangan yang mungkin terjadi. Itu menurut pendapat saya, bagaimana dengan pendapat Anda? Sebaiknya berbeda lho ya..? Sepakat untuk tidak sepakat? :)

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Ulang Tahun Maya - Happy Birthday to Me

Saturday, November 16, 2013



13846195241841179466
Hepi B'day (pic: screen shot)

Pernah merasakan yang namanya ulang tahun? Kalau belum berarti Anda belum cukup umur untuk membaca kisah ini. Segera cuci tangan cuci kaki dan jangan lupa baca do’a ya.? Aamiin..

Dan hari ini kebetulan saya merasakan yang namanya ulang tahun. Kenapa kebetulan? karena memang benar-benar betul menurut catatan sipil saya terlahir pada tanggal yang sama dengan hari ini sekian tahun yang lalu. Jadi bukan sebuah kebohongan publik mengenai kelahiran saya, jadi tidak perlu cari alibi maupun saksi yang menguatkan. Masih menurut catatan juga saya terlahir di hari Jum’at Kliwon sesuai pasaran Jawa. Hari yang menurut orang seram, padahal kebalikannya saya diciptakan jauh dari kata seram, karena sampai detik ini di usia yang sudah cukup matang dan bisa jadi gosong kalau tidak segera dibalik *emang tempe goreng, belum pernah sekali pun ada anak kecil yang menjerit ketakutan melihat wajah saya. Kadang-kadang ada juga sih cewek-cewek abege yang menjerit histeris melihat tampang kiyut unyu-unyu saya ini, maklum lahir Jum’at Kliwon *apa hubungannya coba? #gagal paham. Sebenarnya nggak penting saya lahir Jum’at Kliwon atau Rebo Legi, karena kapan pun lahirnya minumnya tetap air susu ibu *4 sehat 5 sempurna #gagal paham stadium 2.

Sedikit flash back ke masa kecil dahulu, saat masa anak-anak yang begitu lucunya sampai masa remaja yang sedemikian cerianya *copas profile K, sudah menjadi tradisi di dalam keluarga saya untuk tidak menjejali memori dalam rangka mengingat hari ulang tahun masing-masing saudara. Maklum kami keluarga cukup besar dengan 7 bersaudara sehingga bagi Bapak Ibu kami, jangankan mengingat tanggal lahir anaknya, memanggil nama anaknya saja kadang sering tertukar-tukar dengan nama anak tetangga *loh. Jadi seringkali bahkan saya sendiri melewatkan hari ulang tahun tanpa ucapan selamat dari saudara bahkan tidak menyadari kalau sedang ulang tahun. Nah, baru pada masa SMA dulu, ritual ulang tahun tidak boleh terlupa. Ada dua catatan kenapa tidak boleh lupa. Yang pertama harus siap-siap ngumpulin sisa uang saku buat nraktir teman-teman di kantin atau mie ayam gerobak dorong depan sekolah. Yang kedua harus nyiapin baju ganti karena lemparan telor busuk atau digotong ramai-ramai masuk comberan depan sekolah *nasib.

Begitu beranjak makan bangku kuliah *maklum anak kost kalo’ laper bangku juga diembat, hilang lagi tu kebiasaan mengingat kapan ulang tahun. Masih lebih hapal nomor induk mahasiswa, TK/22082, karena musti jeli ngelihat papan pengumuman hasil ujian. Ingatan tentang hari ulang tahun muncul lagi ketika berada di masa semester tua *meski tampang masih muda sampai usia setua saat ini. Berawal ketika mulai mengenal dunia maya, internet di masa-masa awal booming di tahun millenium. Punya akun email yang mengharuskan memasukkan data pribadi termasuk tanggal lahir membuat ingatan pulih kembali tentang kapan terlahir ke dunia ini. Berlanjut ketika menulis email gombalan ke seorang cewek, “ehh, tanggal segini gw ulang tahun, loh..” yang mendapat respons dari sang cewek “trus…maksudnya..?” *tutup muka. Tapi ternyata pas di hari H, pagi-pagi Ibu Kost teriak-teriak manggil ada yang telpon. Dan ternyata suara seorang gadis lucu terdengar di seberang, ngucapin selamat ulang tahun. Wah…bener-bener ucapan pertama dari seorang gadis setelah sekian lama melupakan tanggalan. Singkat cerita sang gadis akhirnya berhasil melahirkan duo krucil yang tadi siang bersautan menyanyikan lagu..Heppy B’day..Papa, trus berebut tiup lilin lanjut belepotan makan kue tart *senyum bahagia. Yup, memang di keluarga istri masalah tanggal lahir ulang tahun masing-masing tercatat baik di kepala masing-masing dan pasti saling mengucapkan selamat entah ketemu langsung atau lewat pesan.

Hari ini atau tepatnya tadi malam dini hari mungkin jam 00:00 sebuah bisikan lembut terdengar di telinga mengucapkan selamat ulang tahun, entah tepatnya jam berapa karena sudah terlelap tidur menunggu datangnya sang gadis yang sedang tugas bela negara sampai malam menjelang. Setiap tahun sang gadis selalu berlomba menjadi yang nomor satu ngucapin selamat ulang tahun. Sebagai bukti otentik, bahkan ucapan lewat sms atau email juga dilakukan *cium pipi sambil pegang henpon. Pagi harinya ketika cek gadget, sudah muncul berderet notifikasi ucapan selamat ulang tahun. Wah, hebat juga ya teman-teman mengingatku *jadi terharu.
Dan coba tebak siapa yang pertama memberi ucapan selamat? Menurut catatantime stamp notifikasi email adalah ucapan dari sang gadis dan….karir.com *nyengir.

Hidup di jaman cyber ini memang susah untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang maya. Notifikasi robot akan sangat konsisten dan tepat waktu mengingat hari jadi setiap orang yang ada di database-nya. Bahkan begitu buka browser, mBah Gugel pun langsung tahu dan memberikan ucapan selamat ualng tahun *bravo. Dan setelah merenung sejenak hari ini, ternyata mencapai angka 96,69% ucapan yang berasal dari dunia maya karena ucapan nyata hanya muncul dari keluarga kecil di rumah ini saja. Beragam ucapan maya muncul dari berbagai bentuk jejaring sosial. Notifikasi dari sistem mengingatkan ke teman-teman tentang adanya yang berulang tahun di hari ini. Group chat platform BB maupun robot ijo bersautan memberikan komentar. Copas dengan berbagai tambahan menjadi ritual ucapan teman-teman pemalas yang hemat energi. Meski copas masih lebih terhormat daripada yang melewatkan ucapan, malu copas tapi males nulis, apalagi ngasih kado, mustahil..karena kado hanya bisa didapat saat ulang tahun usia paling tinggi SD, atau kado dari sang pacar. Setelah usia cukup matang hampir gosong yang ada adalah saatnya ngecek dompet buat traktiran *melas tanggal tuwa.

Jadi bagi saya tidak lah penting ucapan selamat ulang tahun baik di dunia nyata maupun dunia maya. Yang terpenting adalah setiap hari merupakan waktu yang nyata untuk selalu bersyukur atas karunia kenikmatan hidup di dunia ini dari Sang Maha Pencipta. Diberikan anugerah keluarga yang bahagia, teman-teman nyata dan maya yang sudah berinteraksi selama ini. Terima kasih buat  yang telah mengucapkan selamat di dunia maya, bagi yang tidak ngucapin mungkin Anda masih gagap teknologi sehingga bisa jadi gagal paham bagaimana cara ngucapin selamat lewat dunia maya *dimaapken.

Make a wish klise saat lilin ditiup duo krucil tadi “semoga hari ini dan selanjutnya lebih baik dari hari-hari kemarin”. Tanpa ucapan selamat baik nyata maupun maya, tanpa tiup lilin dan potong kue sekali pun saya yakin dan percaya dengan perhatian dan kasih sayang dari bapak, ibu, adik, kakak, teman-teman dan sodara-sodara sebangsa dan setanah air semua. Seperti keyakinan akan perhatian kasih sayang dari keluarga besar saya yang sampai detik ini belum ada satu pun yang ngucapin selamat bahkan sadar bahwa anak paling bungsu ini hari ini ulang tahun, hepi b’day to me deh.. *nyengir prihatin.

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Media Provokatif: Ahok Cs Jadi Tersangka Judi Online

Wednesday, November 13, 2013



13843534971068602187
Judi (pic: news.liputan6.com)

Rasa penasaran langsung muncul ketika membaca judul berita dari sebuah media seperti di atas “Ahok Cs Jadi Tersangka Judi Online di Batam, Ini Modusnya“. Rasa penasaran memaksa untuk buka link dan membaca isi beritanya. Isinya memang benar sebuah berita mengenai penangkapan tersangka judi online yang punya nama alias Ahok. Jadi memang benar adanya judul berita tersebut di atas. Tapi Anda dan juga pembaca berita yang lain pasti akan merasa tertipu setelah membaca isi berita yang ternyata berbeda dengan pemicu rasa penasaran sebelumnya. Persepsi ketika mendengar nama “Ahok” pasti langsung tertuju ke sosok wakil gubernur DKI yang mendampingi Jokowi.

Memang judul dari berita tersebut cukup provokatif untuk mengundang pembaca penasaran dan tertarik untuk membaca berita lebih lanjut. Apa kira-kira yang akan terjadi jika judul di atas misalnya diganti dengan “Bambang Cs Jadi Tersangka Judi Online di Batam, Ini Modusnya“. Kira-kira bisa ditebak lebih banyak mana orang yang penasaran dan membaca berita tersebut? Padahal nama “Bambang” sebenarnya jauh lebih tinggi jabatannya dari pada “Ahok“. Sadarkah Anda bahwa Presiden kita bernama “Bambang“? Susilo Bambang Yudhoyono lebih lengkapnya. Tapi kita lebih familiar dengan menyebut Presiden kita dengan inisial SBY. Jadi pasti akan lebih provokatif lagi jika judul di atas kita rubah menjadi “SBY Cs Jadi Tersangka Judi Online di Batam, Ini Modusnya“. Padahal bisa jadi “SBY” merupakan singkatan dari Santi Binti Yanto.

Meski tidak ada yang salah atas judul berita dan hubungan dengan isi beritanya, tapi pasti pembaca akan merasa dibohongi dan itu sebenarnya lebih ke arah dibohongi terhadap persepsi awal sebelum membaca isi berita. Memang judul yang provokatif merupakan salah satu daya tarik dari sebuah tulisan. Bisa jadi sebuah tulisan dengan konten yang bagus akan sedikit pembacanya karena judul terlalu “biasa” sehingga jangankan untuk membaca tulisan, untuk klik link saja mungkin akan terlewatkan.

Kunci lain dari pemilihan sebuah judul yang mengundang adalah dengan sesuatu yang sedang trend, bisa mainstream atau bahkan anti mainstream. Bisa dibandingkan dua contoh judul di atas antara “Ahok” dan “Bambang“. Sangat jelas terlihat bahwa “Ahok” lebih nge-trend dibandingkan “Bambang“. Dan hal ini sangat dipengaruhi oleh waktu, dalam artian kondisi yang sedang in di suatu komunitas. Bisa jadi judul “Ahok” akan menjadi biasa jika diberitakan 5-10 tahun yang lalu, ketika nama “Ahok” adalah nama “biasa” dari warga keturunan seperti nama “Bambang” yang merupakan nama “pasaran” orang Jawa.

Ada satu pertanyaan yang menggelitik mengenai judul media yang cukup provokatif dan “menipu” tadi. Apakah bisa dikategorikan sebagai pembohongan publik kah berita tersebut? Pembohongan terhadap persepsi awal pembaca mungkin iya, tapi terhadap konten berita sepertinya masih sesuai dan memang menjelaskan dari isi berita yang sesungguhnya. Apakah Ahok, sang wagub DKI atau Ahok-Ahok yang lain bisa meuntut media karena merasa dicemarkan nama baiknya dengan judul pemberitaan tersebut? Kalau kebetulan nama sang tukang judi tersebut “Jokowi“, saya yakin dengan selera humor Jokowi yang cukup tinggi akan menanggapinya dengan senyum khasnya. Tapi entah bagaimana reaksi Ahok yang cukup keras dan temperamental. Atau reaksi SBY yang bisa jadi menunduk dan menyatakan keprihatinannya. Bagaimana menurut Anda?

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Nepotisme Merupakan Cikal Bakal Nasionalisme

Tuesday, November 12, 2013

13842672711299857123
Nepotisme (berita2bahasa.com)

Mendengar kata Nasionalisme seringkali kita langsung tergugah dan menghubungkan dengan hal-hal yang heroik dan semangat kepahlawanan. Konotasi positif langsung tersirat dan membuat hati berdebar, semangat berkobar.

Bagaimana dengan kata Nepotisme? Aura negatif langsung menyeruak masuk ke telinga. Ungkapan sinis dan sadis bisa terlontar dengan manisnya. Padahal seperti judul di atas, kalau kita telaah lebih dalam, semangat Nasionalisme itu sebenarnya merupakan manisfestasi lebih luas dari sebuah Nepotisme. Bagaimana bisa begitu?

Coba kita lihat kasus terakhir mengenai issue penyadapan oleh AS yang disusul dengan reaksi para hacker tanah air yang menamakan diri Anonymous Indonesia. Dengan mengatasnamakan jiwa dan semangat nasionalisme, para hacker tanah air ini melakukan serangan di dunia maya terhadap situs .au yang notabene merupakan situs kode negara tetangga. Jadi secara tidak langsung mengarah ke serangan dunia maya terhadap negara AU. Apakah bisa kita sebut hal ini sebagai semangat nasionalisme? Yup..semangat yang tertanam di dalamnya adalah nasionalisme, membela kehormatan bangsa.

Contoh lain misalnya saat perjuangan para pejuang kita di masa-masa penjajahan Belanda maupun Jepang. Semangat nasionalisme tentunya menjadi latar belakang untuk membela ibu pertiwi, melawan penjajah sampai dengan titik darah penghabisan. Lalu bagaimana hubungan dengan Nepotisme?

Semangat Nasionalisme yang kita bisa artikan sebagai semangat membela tanah air merupakan gambaran pembelaan terhadap golongan, kelompok maupun saudara, yaitu saudara sebangsa dan setanah air tentu saja. Kalau kita persempit lagi, misalnya ketika pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan negara lain, kira-kira kita mendukung siapa? Semangat nasionalisme bilang..Garuda di Dadaku…Indonesia tumpah darahku. Bagaimana dengan pertandingan kesebelasan antar daerah di Indonesia? Bisa lihat bagaimana aksi Bonek yang begitu heroik, mati-matian membela kesebelasan yang mereka dukung? Itulah semangat nasionalisme yang lebih sempit, daerah-isme. Turun lagi ke pertandingan antar kampung, pertandingan 17-an antar RT/RW, siapa kira-kira yang kita dukung? Tentu saja kampung kita, RT/RW kita, tetangga kita, saudara dekat kita. Ketika saudara atau anak kita mengikuti sebuah perlombaan, apakah kita akan mendukung para pesaingnya? Jadi tidak ada yang salah dan sangat manusiawi ketika kita mendukung dan mengutamakan orang-orang yang lebih dekat dengan kita, itulah cerminan semangat nasionalisme.

Sejarah mencatat Cuk Nyak Dien sebagai pejuang dan pahlawan yang berjasa dalam masa penjajahan Belanda. Siapa saja orang yang ikut serta bahu membahu melawan penjajah bersama wanita hebat itu? Teuku Umar yang merupakan suaminya merupakan partner Nepotisme dari Cut Nyak Dien dalam melawan penjajah Belanda. Nepotisme dalam konotasi positif ketika kita mengajak, mendukung, mengutamakan saudara, kerabat atau teman dekat untuk bersama menuju kebaikan.

Aktor Nicholas Cage meraih kesuksesan di kancah perfilm hollywood dengan semangat Nepotisme. Francis Ford Coppola, yang merupakan sutradara kondang adalah pamannya. Ketertarikan Cage di dunia film sedikit banyak terinspirasi dari sang paman, meskipun dengan sengaja mengganti nama keluarga Coppola dengan Cage untuk menghapus bayang-bayang nama besar sang Paman. Dan ternyata dia bisa membuktikan menjadi aktor papan atas Hollywood.

Jadi sama sekali bukan aib, bukan hal yang tabu ketika seseorang dari keluarga sukses ikut menjadi orang besar dan sukses pula. Dukungan keluarga tentunya merupakan modal besar untuk meraih kesuksesan tersebut. Bahkan mulailah dengan jalinan nepotisme, membangun semangat persaudaraan, kekeluargaan untuk bisa mewujudkan tujuan dan kesuksesan bersama. Tentunya kita masih ingat dengan semboyan dan semangat bangsa Indonesia yang selalu mengusung semangat kekeluargaan dan gotong royong. Jadi tebarkan aura positif Nepotisme lebih luas lagi. Karena bisa jadi itulah cikal bakal semangat Universe-isme manakala terjadi perang bintang melawan alien seperti kisah film futuristik ala Hollywood.
Nepotisme sesama umat manusia melawan makhluk planet lain. Keren kan..? *nyengir

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Ada Wanita Lain selain Istriku


1384232148496703692
Love U (pic: merdeka.com)

Tidak terasa 8 tahun sudah kami mengarungi bahtera hidup berumah tangga. Yup..tepat hari ini 8 tahun yang lalu kami mengucapkan ikrar bersatunya dua hati dalam sebuah janji suci. Pagi hari yang cerah dengan kicau burung yang ceria serta mentari yang tersenyum merona menjadi saksi momen bahagia itu.

Perjalanan naik gunung turun lembah menyebrangi sungai membelah bukit dan mengarungi luasnya samudra kehidupan mengisi hari-hari kami selanjutnya. Duo krucil menjadi manifestasi nyata terjalinnya kasih kami berdua. Canda tawa ceria dari mereka selalu mengisi dan mewarnai hari-hari bagaikan warna pelangi meski kadang mendung dan hujan juga terlewati.

Seperti kata-kata klasik pasangan yang sudah menikah, “menyesal setelah menikah, kenapa nggak dari dulu ya.?”, kami merasa cukup beruntung merasakan nikmat menikah sudah 8 tahun yang lalu. Meski kami menikah tidak bisa dibilang nikah dini, tapi mengingat tampang kami berdua yang amit-amit *:D, seringkali disangka masih pacaran ketika jalan berduaan, padahal di belakang duo krucil siap teriak-teriak mengawal, tambah lagi masih ngantri satu krucil lagi, bakal tambah heboh dah..

Meski kami meng-claim sebagai keluarga yang bahagia, riak-riak dalam rumah tangga tentu saja pernah kami alami dan lewati. Mulai dari hal sepele sampai perbedaan prinsip, yang kadang sepele juga, menghiasi perjalanan biduk yang kami kayuh berdua. Satu hal yang seringkali mewarnai hubungan suami istri adalah adanya orang ketiga dalam kehidupannya. Dan..di angka ulang tahun pernikahan kami yang ke-8 ini, saya coba tuangkan unek-unek yang telah saya simpan selama ini. Karena saya percaya bahwa keterbukaan dan rasa saling percaya diiringi komunikasi yang bagus merupakan kunci langgengnya bahtera rumah tangga.

Saya ungkapkan secara terbuka di sini bahwa ada wanita lain selain istriku yang telah mengisi dan mewarnai hari-hari saya. Dan itu tidak bisa saya pungkiri dan rahasiakan sekian lama dari istri. Bahkan di usia saya sekarang yang mulai masuk zona matang untuk kaum laki-laki, setelah coba saya renungkan, wanita itu ternyata telah mengambil porsi yang lebih besar daripada istri saya. Mudah-mudahan istri saya cukup berbesar hati karena hanya wanita hebat yang tetap berbesar hati ketika mendapati dirinya diduakan di hati sang suami.

Setiap orang pasti punya masa lalu yang mungkin tidak diketahui oleh pasangannya saat ini. Cinta monyet jaman sekolah sampai CLBK ketika memasuki masa sekarang banyak sekali menjadi pemicu retaknya hubungan rumah tangga. Dan wanita lain itu memang berasal dari masa lalu saya tapi bukan sebuah kisah CLBK karena wanita itu telah mengisi hari-hari saya dari jaman dahulu bahkan masih sampai dengan saat ini, meski belum pernah saya ungkapkan secara terbuka ke istri.

LDR merupakan cara saya dan wanita tersebut jalani setelah kami berumah tangga. Jarak yang memisahkan kita bukan merupakan penghalang komunikasi yang terjalin. Ketemuan melepas kerinduan juga jadi agenda yang rutin saya jalani meski hanya beberapa kali kesempatan dalam satu tahun.

Saya ungkapkan kenyataan ini tepat saat ini karena wanita itu saat ini sedang berada di kota ini juga. Sudah hampir satu bulan wanita itu sengaja datang untuk melepas kangen  di antara kita, sekaligus kerinduan mendengar canda tawa duo krucil dan juga istri saya. Sungguh senang dan terharu rasanya ketika istri dan anak-anak dengan suka cita menyambut kedatangan wanita tersebut di rumah kami.

Siapakah wanita misterius itu..?

….kita tunggu setelah jeda iklan berikut ini…*tet tot

Yup..wanita itu adalah Ibunda tercinta, Eyang Putri dari duo krucil kami. Wanita hebat yang telah mengisi sebagian besar kehidupan yang telah saya lewati. Menjadi curahan setiap keluh kesah, canda tawa dan tetesan air mata. Istri tercinta yang telah bersama melewati 8 tahun berlayar dalam biduk rumah tangga juga merupakan wanita yang tidak kalah hebat dalam kehidupan kami. Seorang Ibu dari anak-anak kami yang sudah dan akan selalu siap menjadi tempat berkeluh kesah dan bercanda ria bersama.

Sampaikan salam hormat saya kepada Ibunda dan Istri tercinta, wanita-wanita yang hebat dalam kehidupan Anda. ^_^


*didedikasikan untuk:
- Istri tercinta - 8 tahun kebersamaan kita
- Eyang Putri yang sedang berkunjung bérlibur menengok cucu-cucunya yang pada ribut ^_^

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Inilah Alasan SBY Tenang Disadap AS

Friday, November 8, 2013



13839266981609890619
Enkripsi (pic: antaranews.com)

Banyak pihak mengecam keras reaksi SBY yang terkesan tenang dan kalem menghadapi issue penyadapapan yang dilakukan oleh AS terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia. Sikap SBY yang cenderung biasa saja dianggap tidak punya jiwa nasionalisme, tidak seperti reaksi Kanselir Jerman, Angela Merkel misalnya yang dengan tegas mengecam tindakan penyadapan AS.

Kalau melihat dari sisi teknologi dan kultur bangsa Indonesia memang ada beberapa alasan yang bisa jadi membuat SBY mengambil sikap masa bodoh. Salah satu data yang menguatkan adalah pernyataan dari Mayjen Djoko Setiadi selaku Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) bahwa Lemsaneg jamin keamanan data negara dari sadapan asing. Lemsaneg meyakinkan bahwa data informasi negara telah dilakukan proses enkripsi sehingga meskipun disadap tetap tidak akan bisa dibaca. Enkripsi merupakan proses untuk membuat suatu informasi diacak dengan algoritma (sandi) tertentu sehingga hanya bisa dibaca informasinya setelah dilakukan dekripsi dengan kunci dan algortima tertentu.

Bicara tentang algoritma enkripsi-dekripsi, saya jadi teringat saat-saat dulu ketika masih berkutat di bangku menuntut ilmu. Ilmu yang mempelajari tentang sandi dan algoritma ini disebut Kriptografi. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mekanisme enkripsi dan dekripsi suatu informasi misalnya Block Chipper atauStream ChiperBlock Chiper akan meng-enkripsi teks informasi dengan membagi sesuai ukuran tertentu sedangkan Stream Chiper meng-enkripsi data per satuan data (bit, byte, kbyte). Contoh algoritma enkripsi-dekripsi ini misalnya DES (Data Encryption Standardatau AES (Advanced Encryption Standard).

Dalam keseharian kita menggunakan teknologi informasi, metode enkripsi ini lazim kita temui misalnya untuk urusan data perbankan atau transaksi online. Transaksi internet banking untuk menjaga keamanan dalam bertransaksi menggunakan metode ini. Jadi data nasabah akan aman meski transaksi dilakukan via internet yang notabene merupakan akses yang tiada batas, pertukaran data yang sewaktu-waktu bisa tercecer dimana pun tidak bisa terbaca tanpa kode sandi algoritma untuk dekripsi.

Kalau Anda merupakan pecinta serial cerita detektif seperti Sherlock Holmes atau pun komik Detektif Conan, tentunya tidak asing dengan berbagai kasus yang meninggalkan kode-kode rahasia yang butuh untuk dipecahkan untuk mendapatkan titik terang dari sebuah kasus. Pesan atau kode rahasia tadi sebenarnya merupakan salah satu teknik enkripsi. Atau Anda pernah menonton film menarik yang dibintangi oleh Nicholas Cage yang berjudul Windtalkers? Yup, film yang mengambil settingdi masa Perang Dunia II ini mengisahkan tentang teknik enkripsi dengan menggunakan kode sandi bahasa Navajo, salah satu suku Indian. Bahasa yang asing, tidak bisa dimengerti oleh orang lain meski terdengar bebas.
Hanya encoder(pengirim) dan decoder (penerima) yang mampu memberikan informasi dan menerjemahkan isi dari informasi tersebut.

Hubungan suami istri pun kadang dibumbui dengan algoritma sandi enkripsi untuk menyampaikan informasi agar tidak diketahui oleh orang disekelilingnya, oleh sang anak misalnya. Ketika malam menjelang, kode-kode sandi seringkali dilemparkan ke pasangan. Kedipan mata pun bisa jadi merupakan algoritma sandi enkripsi yang hanya bisa diterjemahkan oleh pasangan tersebut. Kami punya satu kode sandi“kopma” semenjak masa-masa pacaran dulu, yang akan mendapat balasan tutup hidung :roll

Dengan semakin majunya teknologi, algoritma sandi enkripsi ini semakin berkembang menjadi sandi yang cukup kompleks dan tidak mudah untuk di-dekripsi, meski data berhasil disadap. Jadi cukup beralasan ketika SBY tenang-tenang saja mendengar issue penyadapan ini, toh tidak bisa dimengerti juga informasinya kan?

Masih ada lagi alasan cukup kuat disamping dari sisi teknologi enkripsi tadi. Kalau dilihat dari kultur bangsa kita dengan berbagai pengalaman masalah korupsi, kolusi dan kroni-kroninya, sepertinya memang SBY tidak perlu mengkhawatirkan masalah penyadapan ini. Coba kita lihat kasus yang masih cukup hangat terkait kuota impor daging sapi. Dalam persidangan didapat fakta-fakta pembicaraan per telepon dari para tersangka. Banyak sekali kata sandi dalam pembicaraan tersebut, mulai dariEngkong, Bunda Putri sampai Jawa Sarkiya dan Pustun yang tentunya hanya dimengerti oleh penyampai dan penerima informasi (proses enkripsi-dekripsi).

Bisa jadi pembicaraan elit politik tingkat atas penuh dengan bahasa sandi ala LHI dan AF. Jadi silahkan AS pusing sendiri menganalisa hasil sadapannya yang penuh sandi ala Pustun dan Jawa Sarkiya. Enkripsi dengan algoritma double protectionala Indonesia. *nyengir

*catatan kaki :
- kopma adalah singkatan dari Koperasi Mahasiswa
- pup adalah aktivitas rutin saya setiap kali mampir di sana *tutup hidung

Salam Gowes,

It's All About Bicycle

Korban Demo Buruh Bisa Klaim Jamsostek?

Friday, November 1, 2013

13833024221005640264
Demo Buruh (pic: tribunnews.com)

Masih teringat cerita beberapa waktu yang lalu ketika ada salah seorang karyawan pabrik mengalami kecelakaan lalu lintas. Ibunda sang korban yang segera datang dari kampung terlihat sedih dan cemas melihat kondisi anaknya. Sedih tentunya melihat anaknya mengalami musibah dan cemas tentunya ketika memikirkan biaya pengobatan untuk anaknya. Terlihat wajah lega sang Ibu ketika dijelaskan bahwa seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan dan karena peristiwa kecelakaan terjadi pada saat sang anak berangkat kerja sehingga masuk kategori kecelakaan kerja dan ada klaim pengobatan ke Jamsostek.

Memang biaya untuk berobat yang semakin hari semakin mahal menjadi salah satu hal yang sering terlupa di saat kondisi sehat dan menjadi hal yang cukup menguras kantong ketika terjadi hal-hal seperti cerita di atas. Perusahaan biasanya memberikan jaminan kesehatan untuk para karyawannya, salah satunya dengan ikut sebagai peserta Jamsostek atau asuransi kesehatan maupun dua-duanya.

Bicara mengenai karyawan atau lebih spesifik buruh pabrik, minggu ini cukup ramai issue mogok nasional yang disusul dengan demo buruh di berbagai daerah. Bekasi sebagai salah satu kantong industri cukup besar di pinggiran Ibukota menjadi salah satu titik aksi massa. Demo buruh kali ini sedikit berbeda fenomena aksi - reaksi yang terjadi meski tuntutan hampir sama seperti sebelumnya mengenai upah minimum. Aksi buruh yang melakukan penggalangan massa dengan swepping ke perusahaan-perusahaan di kawasan industri ini mendapat “perlawanan” bukan langsung dari kelompok pengusaha tapi dari “pengusaha simbiosis” yang tumbuh bersama berkembangnya industri. Kelompok asosiasi pengusaha limbah yang hidup dari penampung sisa limbah industri merupakan salah satunya. Memang tuntutan demonstran ini mengancam banyak perusahaan gulung tikar, imbasnya “pengusaha simbiosis” di sekelilingnya akan kena dampaknya. Pengusaha kontrakan, pengusaha warung tegal, ikatan tukang ojek dan berbagai elemen ikatan putra daerah termasuk yang bereaksi terhadap tuntutan demo buruh ini. Efeknya terjadi kontak fisik frontal di lapangan yang mengakibatkan korban luka-luka seperti diberitakan di media “Ini 16 Buruh Demo Yang Dianiaya Preman”

Saya tidak akan mengulas mengenai aksi demo dengan berbagai analisa kepentingan di dalamnya. Saya coba soroti efek yang terjadi dari aksi demo ini, yaitu korban yang berjatuhan dengan status sebagai karyawan perusahaan. Bagaimana dengan jaminan kesehatan atau biaya pengobatan mereka? Apakah masuk ke dalam biaya pengobatan yang akan ditanggung oleh perusahaan? Apakah masuk kategori kecelakaan kerja sehingga bsa klaim ke Jamsostek?

Jika dilihat dari status para korban sebagai karyawan perusahaan, biaya pengobatan tentunya akan diperlakukan sesuai ketentuan dan kebijakan masing-masing perusahaan. Hal ini pun bisa jadi polemik bagi karyawan yang bersangkutan karena notabene sedang melakukan aksi “melawan” sang pemberi kerja, sehingga bisa jadi kebijakan perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap biaya pengobatan sang korban. Lalu bagaimana dengan Jamsostek?

Kita coba lihat dari klausul dari Program Jaminan Kecelakaan Kerja dari Jamsostek yang menyatakan bahwa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali di rumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Dilihat dari waktu prosesi demo dan kejadian adalah pada saat jam kerja, tapi apakah status dari korban sedang dalam rangka kerja? Hal ini menjadi dua sisi yang bisa mengakibatkan perdebatan dua belah pihak. Status buruh saat demonstrasi bisa jadi masuk kategori “off duty” alias tidak dalam rangka bekerja sehingga tidak masuk ke dalam kategori yang dijamin oleh Jamsostek. Saya belum mendapatkan catatan mengenai klaim korban aksi demo buruh ini apakah masuk kategori kecelakaan kerja atau  bukan.

Cukup prihatin memang melihat adanya korban yang berjatuhan dari efek aksi mogok nasional para buruh ini. Dari sudut pandang idealisme buruh, hal ini merupakan bentuk revolusi dan mereka merupakan “collateral damage” dari sebuah revolusi. Dari sisi lain para korban ini bisa dianggap dikategorikan “mati konyol” karena merupakan korban di kalangan bawah yang tidak tahu entah ada skenario apa di tingkat elit pimpinan serikat pekerja.

Sebagai catatan yang perlu digarisbawahi bahwa ketika aksi demo ini menelan korban baik luka maupun sampai korban jiwa, ketika satu buruh menjadi korban bukan hanya  satu nyawa saja, tapi ada dua nyawa dibelakangnya yaitu anak dan istri yang ikut menjadi korbannya. Jadi perlu direnungkan bersama dengan pikiran jernih bagi para buruh maupun pengusaha untuk mencari kebaikan buat semuanya.

Hidup Buruh…!!

Majulah Pengusaha Indonesia..!!


Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Warga Menolak Keberadaan RS. Hosana Medica di Cikarang Baru

Monday, October 21, 2013

1382360909150497530
Warga menolak (pic: HUM)

Sebuah sepanduk terpasang di boulevard jalan utama perumahan Kota Jababeka, Cikarang Baru. Sepanduk tersebut berisikan penolakan warga atas keberadaan sebuah Rumah Sakit, RS. Hosana Medica di pemukiman warga. Sepanduk tersebut terpasang sejak hari Minggu malam (20 Oktober 2013) dan terpasang lebih dari satu di beberapa titik sekitar lokasi.

Sedikit aneh ketika melihat sepanduk tersebut karena mestinya pada umumnya kita akan senang jika di dekat tempat tinggal kita tersedia berbagai fasilitas umum untuk mendukung setiap aktivitas warganya misalnya sekolahan, tempat belanja dan juga tentunya sebuah rumah sakit. Jadi tentunya bukan tanpa alasan mengapa warga membuat sepanduk yang berisikan penolakan keberadaan rumah sakit tersebut.

Lokasi ini kebetulan berada dekat dengan tempat tinggal saya, masih dalam satu kompleks perumahan Kota Jababeka. Berbagai issue yang melatarbelakangi munculnya penolakan ini muncul, meski sejauh ini saya belum dapat info valid dari sumber pertama mengenai latar belakang penolakan warga di lingkungan tersebut.
Kalau melihat dari keberadaan atau berdirinya sebuah rumah sakit, seharusnya di awal sebelum pendirian sudah mengantongi ijin dari yang terkait. Dinas kesehatan merupakan lembaga yang akan mengkaji rencana pendirian sebuah rumah sakit maupun fasilitas kesehatan yang lainnya dan seharusnya juga dengan mempertimbangkan berbagai persyaratan khusus tentun saja. Berkaitan dengan pendirian sebuah bangunan pemerintah daerah melalui dinas tata kota juga berkepentingan dalam perijinan pendirian rumah sakit ini. Karena berada di dalam kawasan perumahan, pengembang perumahan Kota Jababeka seharusnya juga mengetahui dan terkait dengan perijinan pembangunannya.

Bagaimana dengan warga di lingkungan sekitar? Perlukah pengelola rumah sakit meminta ijin mulai dari susunan struktur terbawah mulai dari RT/RW?
Jika dilihat dari sepanduk, penolakan dilakukan oleh Warga RW 11, Mekar Indah. Jadi bisa diambil asumsi awal bahwa pendirian rumah sakit ini belum melewati ijin di tingkat bawah yaitu RT/RW, meski belum tahu juga apakah ijin dari instansi di atas (Dinkes, Pemda, Pengembang Perumahan) sudah dikantongi oleh pihak rumah sakit atau belum.
1382361011311588851
Sepanduk di salah satu sudut (pic: HUM)
Pendirian sebuah rumah sakit di tengah pemukiman warga memang sedikit berbeda dengan pendirian sebuah sekolahan misalnya, meskipun sama-sama berguna sebagai fasilitas pendukung buat warga. Karena berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan, faktor penting yang harus diperhatikan yaitu mengenai limbah buangan dari rumah sakit. Sebagai fasilitas untuk berobat, rumah sakit  dikunjungi oleh banyak orang dengan berbagai penyakit. Kuman penyakit maupun sisa limbah buangan obat perlu penanganan khusus tentunya. Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Bisa jadi lokasi yang terlalu dekat dengan pemukiman warga memberikan rasa khawatir dari warga terkait hal ini.

Menurut pedoman standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman dan pekerjaan umum yang dikeluarkan oleh kementrian Permukinan dan Prasarana Wilayah, sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini sebuah rumah sakit mempunyai standar pelayanan dalam cakupan 1 rumah sakit per 240.000 jiwa dan dengan standar kualitas Lokasi di pusat lingkungan/ kecamatan bersih, mudah dicapai, tenang, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/ sampah, dan pencemaran lainnya. Jadi mestinya setiap pendirian rumah sakit harus mempersiapkan fasilitas sarana pengolahan limbah untuk memenuhi persyaratan tersebut sehingga memberikan jaminan kesehatan, keamanan dan kenyamanan terhadap warga di sekitarnya.

Sejalan dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat, lokasi rumah sakit yang dulunya jauh dari daerah pemukiman penduduk sekarang telah berubah dan berada di tengah pemukiman penduduk yang cukup padat, sehingga masalah pencemaran akibat limbah rumah sakit baik limbah padat atau limbah cair sering menjadi pencetus konflik antara pihak rumah sakit dengan masyarakat yang ada di sekitarnya.

Dengan pertimbangan alasan tersebut, maka rumah sakit yang dibangun setelah tahun 1980 an telah diwajibkan menyediakan sarana limbah padat maupun limbah cair. Namun dengan semakin mahalnya harga tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan kebutuhan peningkatan sarana penunjang pelayanan kesehatan yang baik, dan di lain pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian lingkungan juga semakin ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah pada skala prioritas yang rendah. Akibatnya, sering terjadi benturan perbedaan kepentingan antar pihak rumah sakit dengan masyarakat atau pemerintah. Dengan adanya kebijakan legal yang mengharuskan pihak rumah sakit agar menyediakan fasilitas pengolahan limbah yang dihasilkan, mengakibatkan biaya investasi maupun biaya operasional menjadi lebih besar.

RS. Hosana Medica ini sepengetahuan saya ada beberapa lokasi di seputaran daerah Cikarang. Pada awalnya berupa klinik untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dari warga yang sebagian besar merupakan karyawan dari perusahaan di daerah Cikarang. Seiring dengan perkembangan dunia industri dan perumahan warga yang semakin banyak, saat ini berkembang menjadi rumah sakit yang berdiri di beberapa tempat. Mudah-mudahan konflik antara warga dengan pihak pengelola RS. Hosana Medica bisa segera diselesaikan tanpa merugikan kedua belah pihak.

Update konfirmasi dari ketua RW 11, Mekar Indah, Cikarang Baru (27/10/2013):

Assalamualaikum
Mungkin diantara warga cikarang baru sudah mengetahui kalau Warga RW11 menolak berdirinya RS Hosana.

Alasan kami menolak RS tersebut adalah karena RS tersaebut didirikan dilingkungan warga berdempetan dengan warga dan menghadap ke rumah warga.

Disamping itu RS dibangun diatas tanah yang sempit terbukti ketika peresmian kemarin mereka menggunakan area jalan gang. Layaknya pemilik rumah yg memiliki hajat sehingga jmengadakannya di jalan.

Kenapa warga menolak? Karena Rumah sakit adalah tempat berobatnya orang sakit dg berbagai macam penyakit, sehingga mereka merasa kawatir virus, kuman, da nlimbahnya. Sementara urgensi dari keberadaan RS ini tidak mendesak karena dilingkungan Cikarang baru itu paling tidak ada 5 RS besar dan bvanyak klinik kecil.

Kami sudah menolak sejak ijin lingkungan dibuat. Sebagian warga tidak mau tandatangan bahkan RWnya sendiri juga tidak mau tanda tangan. Kami juga sudah mengirim surat penolakan kepada instansi terkait, namun penbangunan terus berjalan hingga kini beroperasi.

Karna itu kami mohon dukungan kepada warga Cikarang baru untuk turut bergabung menolak RS tersebut.

Salam
Muallif wijono
Ketua RW 11


Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Menonton Film Porno Bisa Membuat Anda Stress

Saturday, October 19, 2013

138219408942442364
Nonton Film (pic: detik.com)

Kenal dengan sosok Miyabi? Kenal mungkin tidak karena belum pernah bertemu langsung dan berkenalan saling tukar nomor hand phone, tapi tentunya sudah cukup tahu luar dalam kan dengan sosok artis yang cukup terkenal itu? Yup, bagi orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan bisa dipastikan pernah menonton film atau tayangan porno. Kalau ternyata Anda belum pernah menontonnya, maka segerakanlah untuk menonton sebelum masa-masa Anda menginjak usia yang sudah tidak pantas pakai untuk urusan satu itu.

Saya tidak akan membahas mengenai bagaimana isi dari tayangan film porno ini karena sulit sekali untuk mendeskripsikan urusan yang satu itu (baca: lebih mudah mempraktekkannya langsung). Bagi sebagian orang dewasa, menonton film porno dilakukan dengan tujuan menambah gairah hubungan dengan pasangannya.

Menikmati tayangan film porno digunakan sebagai media untuk pemanasan awal atau foreplay sebelum masuk ke pertandingan babak yang selanjutnya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa tayangan atau pun gambar porno bisa membangkitkan libido orang yang menontonnya terutama laki-laki karena memang sangat mudah mendapatkan stimulus secara visual, bahkan hanya dengan sekedar membayangkan saja akan bangun dengan sendirinya. Tapi tahukah Anda bahwa menonton film porno ini ternyata juga bisa memberikan dampak negatif yang bisa membuat orang yang menontonnya menjadi cenderung stress? Coba kita simak satu-satu analisa sebab akibatnya.

Kita coba analisa terkait sisi psikologis penontonnya. Film porno yang ditonton bersama dengan pasangan bisa menimbulkan efek stress dan rendah diri, frustasi dan depresi bagi penontonnya, terutama kaum wanita. Pemain film porno biasanya menempatkan aktris porno yang cukup seksi dan menarik tentunya. Hal ini bisa mengakibatkan wanita yang menontonnya merasa rendah diri dan bahkan depresi ketika membandingkan dengan sang aktris yang biasanya langsing, mulus dan perabotan yang serba big size. Bisa jadi dia akan merasa menjadi orang jelek di mata pasangannya.

Untuk kaum laki-laki mungkin bisa sedikit lega ketika membandingkan dengan sang aktor karena biasanya tampang bukan jadi perhatian utama, fokus kamera lebih banyak ke sang aktris. Tapi bisa saja menimbulkan rasa rendah ketika membandingkan dengan mr. Happy sang aktor yang lebih gagah perkasa dibandingkan miliknya.

Pada akhirnya seringkali memicu keinginan untuk memiliki perabotan seperti para aktor dan aktris porno yang ditontonnya. Berbagai usaha yang sebenarnya tidak perlu dilakukan kalau hanya untuk memuaskan pasangan karena sebenarnya itu hanyalah masalah persepsi secara psikologis saja. Diet mati-matian untuk bisa dapat tubuh yang langsing bagi kaum wanita atau pun datang ke Mak Erot untuk berbagai terapi bisa saja dilakukan. Ketika hasilnya tidak sesuai harapan, tambah stress jadinya.

Pandangan keliru yang lain yaitu mengenai durasi proses hubungan suami istri. Dalam keping DVD film porno bisa berdurasi dalam satuan jam, minimal satu sesi 30 menit. Seringkali muncul anggapan dan keinginan para penontonnya terutama kaum lelaki untuk bisa bertahan lama seperti film yang ditonton. Berbagai usaha dilakukan dengan konsumsi obat kuat, dari mulai pil biru, merah, hijau sampai warna-warni pelangi dicoba. Padahal yang namanya film pasti dilakukan proses editing dengan beberapa scene bahkan bisa jadi take ulang untuk mendapatkan hasil film yang bagus. Bisa tambah stress kalau coba bertahan berjam-jam seperti adegan dalam film. Lebih baik main film sendiri kalau begitu.

Hal lain yang seringkali juga mengilhami pasangan yang menonton fim porno yaitu coba mempraktekkan adegan dari sang artis. Film porno banyak sekali mengemas berbagai adegan yang tidak lazim dan terlihat cukup sensasional. Seperti misalnya adegan di bath up. Adegan yang terasa memberikan sensasi tersebut akan jauh efeknya ketika kita coba praktekkan sendiri. Potensi badan sakit memar-memar terbentur bath up, posisi yang sulit dan bisa berakibat salah urat malah akan membuat pasangan tambah stress. Bukan kenikmatan seperti bayangan dalam film yang di dapat tapi malah hal yang sebaliknya #panggil tukang urut.

Buat para pecinta film, menonton film porno juga bisa mengakibatkan stress karena ceritanya yang sangat mudah ditebak. Sangat jauh dari scenario cerita film-film peraih oscar yang penuh dengan twist cerita sana-sini. Adegan inti ‘keluar masuk’ yang diakhiri dengan semprotan pemadam kebakaran merupakan isi dari scenario film porno yang sangat mudah ditebak. Akan tambah stress setelah nonton film porno jika kita berharap akan menyaksikan rangkaian cerita penuh intrik dan ending yang di luar perkiraan kita.

Ada satu fenomena menarik terkait prosesi menonton film porno ini. Dari 100% durasi film, penonton akan fokus pada durasi 10% pertama dan terakhir film. Selebihnya akan banyak di-skip karena terasa monoton dengan adegan ‘keluar masuk’ dan mungkin sedang sibuk praktek dengan pasangan masing-masing ^_^

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Mengelola Istri Simpanan Sebagai Investasi Masa Depan

Friday, October 18, 2013

13820897501539004747
Mandi uang (pic: lindataway.wordpress.com)

Kasus pembunuhan Holly mungkin tidak akan begitu hebohnya jika tidak melibatkan orang penting di dalamnya, karena memang sebenarnya sudah cukup sering kita jumpai kasus serupa yang berkaitan dengan wanita simpanan ini. Harta, Tahta dan Wanita memang seringkali membuat orang lupa diri dan bisa terjerumus ke dalam masalah yang serius jika tidak pandai mengelolanya. Saya tidak akan membahas kasus Holly dengan berbagai intrik di dalamnya yang sudah cukup banyak dibahas di berbagai media. Yang akan coba saya angkat adalah mengenai fenomena istri simpanan, tentunya lebih menarik bukan? Siapkan kopi dan mari kita simak bersama.

Bagi Anda yang punya istri simpanan atau berniat punya istri simpanan, coba untuk simak cara yang aman dan nyaman untuk mengelolanya berikut ini.
Kita coba ambil dari sisi strategi bisnis. Sesuai pepatah sambil menyelam minum susu, jadi kita bisa berdayakan istri simpanan untuk strategi bisnis disamping kita nikmati susunya.. ehh..maksudnya kita bisa ambil sisi positif dari istri simpanan tersebut.

Strategi bisnis bisa kita terapkan untuk istri simpanan ini benar-benar sebagai simpanan dalam arti sebenarnya yaitu sebagai investasi. Investasi yang bisa kita dapatkan dengan mengelola istri simpanan ini ternyata memberikan peluang bisnis yang cukup menggiurkan kalau kita cermati. Seperti contoh kasus Holly misalnya yang disinyalir dihabisi karena terlalu menuntut. Minta apartemen, mobil mewah dan berbagai tuntutan lainnya. Kalau Gatot cukup pintar, tuntutan sang istri simpanan itu bisa disikapi dengan positif dan diambil manfaatnya.

Masalah tempat tinggal bagi istri simpanan bisa dijadikan sebagai media investasi yang sebenarnya. Belikanlah istri simpanan rumah atau apartemen, bukan dengan sewa atau mengontrak. Dengan membeli property bisa dipastikan sebagai investasi yang cukup menjanjikan. Kita bisa lihat bagaimana tingginya nilai property dari tahun ke tahun. Kalau kita hanya beli rumah atau apartemen tanpa ditempati, niscaya akan cepat rusak dan butuh biaya perawatan khusus. Dengan adanya istri simpanan yang menempati rumah atau apartemen tersebut, kita tidak perlu ekstra cost untuk perawatannya. Di samping itu dengan memberdayakan istri simpanan sekaligus untuk merawat rumah atau apartemen tersebut kita bisa menghemat cost untuk pembantu rumah tangga atau penjaga rumah. Benar-benar double bonus buat investasi kita.

Bagi Anda yang sering dituntut pekerjaan yang dinamis sehingga harus sering bepergian ke luar kota, kebutuhan akan istri simpanan menjadi hal yang perlu diperhatikan karena jauh dari istri di rumah. Mempunyai istri simpanan di kota-kota yang sering kita singgahi bisa membuahkan triple bonus jika dikelola dengan bijak. Setiap kali bepergian ke luar kota tentunya kita butuh tempat untuk menginap. Nah, coba berikan arahan istri simpanan kita untuk bisnis di bidang perhotelan. Jadi kita bisa menginap di hotel milik sendiri, benar-benar feel like home banget, bukan?

Bonus pertama yang bisa kita dapat dari sini adalah kita bisa menikmati suasana mesra dengan istri simpanan kita tentunya.

Bonus yang kedua tentunya dengan bisnis perhotelan ini bisa memberikan penghasilan tambahan buat kita. Disamping itu biasanya setiap perjalanan dinas tentunya dapat biaya dari kantor, jadi bisa masuk kantong sendiri sekaligus tidak menyalahi prosedur.

Bonus yang ketiga, lebih aman buat kita ketika meninggalkan istri simpanan untuk berkunjung ke simpanan yang lain atau istri di rumah. Kenapa aman? Ya, dengan kesibukan bisnis tentunya waktu sang istri simpanan tersebut akan cukup banyak tersita untuk mengelola bisnisnya. Jadi akan sedikit kesempatan untuk merasa kesepian dan coba-coba cari berondong saat kita tidak berada di sampingnya.

Jadi ternyata ada sisi positif yang bisa kita gali dari seorang istri simpanan, bukan? Semakin banyak kita punya istri simpanan, akan semakin besar juga peluang nilai investasi yang bisa kita tanamkan. Jika kita pintar megelolanya, niscaya menjadi ladang investasi baru buat masa depan sekaligus bisa kita nikmati saat ini sebelum masuk masa kadaluarsa (baca: menopause). *nyengir

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Inilah Alasan SBY Tidak Mengenal Bunda Putri

Wednesday, October 16, 2013

1381940416504021183
Boleh kenalan? (pic: politik.vivanews.com)
Sosok Bunda Putri tiba-tiba menjadi selebrity ketika namanya disebut-sebut dekat dengan lingkaran kekuasaan. SBY pun langsung meradang dan membantah keras kesaksian LHI tentang kedekatan Bunda Putri dengannya . Kenal pun tidak, begitu kira-kira bantahan SBY soal Bunda Putri.

Aksi amnesia dari para tokoh politik di tanah air ini memang sudah tidak asing terdengar di telinga kita atau kita baca di media ketika suatu kasus mencuat dan memunculkan rantai penghubung dalam lingkaran konspirasi orang-orang tersebut. Sumpah di bawah kitab suci ternyata tidak mampu mencerahkan ingatan mereka saat masa-masa ceria penuh canda tawa dengan orang-orang yang “pernah” mereka kenal itu. Percakapan lewat telpon belum juga mudah mengembalikan ingatan mereka. Jepretan kamera yang sempat merekam momen-momen kebersamaan mereka sedikit membuka memory indah di antara mereka.

Sebagai seorang kepala negara, SBY tentunya dianugrahi ingatan yang lebih tajam dari orang awam. Asupan gizi yang cukup dan pola makan yang pasti sangat diperhatikan oleh para ajudannya tentunya akan menjamin otak dan pemikiran yang brilian. Belum lagi asisten dan staff ahli yang mengelilinginya yang akan dengan sigap mencatat dan mengabadikan setiap aktivitasnya dan tentunya catatan akan momen penting serta juga orang-orang yang dekat dengan SBY akan terukir rapi di sana. Jadi mustahil kalau SBY amnesia terhadap nama Bunda Putri. Untuk berpura-pura tidak kenal pun saya pikir juga bukan sifat dari seorang kepala negara yang mempunyai jiwa ksatria seorang pemimpin.

Akan sangat memalukan juga apabila SBY mengikuti jejak para politisi yang tiba-tiba amnesia ketika kasus mencuat melibatkan dirinya. Harusnya para politisi yang bermasalah itu yang harus mengikuti gaya kepemimpinan SBY, wong sudah terbukti mampu menjadi orang nomer satu di negeri ini. Jadi apa alasan yang cukup masuk akal kenapa SBY membantah kenal dengan Bunda Putri?

Saya coba analisa dari latar belakang Pak SBY. Sebagai seorang negarawan, pemimpin bangsa yang tentunya sangat sibuk dengan berbagai urusan kenegaraan, SBY masih bisa meluangkan waktunya untuk menikmati hobinya. Kita tahu bahwa salah satu hobi SBY adalah di bidang musik. Suka menyanyi dan bahkan menciptakan lagu sendiri. Salah satu sisi yang balance terhadap kesibukannya untuk mengurusi rakyat. Sosok SBY yang suka musik tidak kalah dengan musisi tanah air kita. Anugrah sebagai seorang selebrity layak kita semangatkan untuk SBY. Dan tentunya hal ini bisa jadi merupakan salah satu alasan kenapa SBY tidak mengenal Bunda Putri. Sebagai seorang selebrity tentunya banyak sekali fans di sekitarnya, sehingga akan sulit sekali mengingat satu persatu orang-orang di sekitarnya. Bahkan jika nanti muncul foto bersama antara SBY dan Bunda Putri, tentunya hal itu tidak bisa serta merta dijadikan argumen bahwa mereka saling mengenal. Bunda Putri bisa saja kenal SBY, tapi SBY belum tentu, lha wong selebrity..

Analisa kedua coba saya lihat dari sisi kematangan usia. Sosok Bunda Putri muncul dalam percakapan telpon antara Lutfi Hasan dan Ridwan Hakim, putra dari tokoh senior partai, Hilmi Aminudin. Jika kita lihat dari usia, sepak terjang Ridwan Hakim cukup besar bisa jadi berkat nama besar ayahnya. Sebagai anak muda tentunya menjaga kesopanan dengan orang yang lebih tua. Jadi sudah sewajarnya dia memanggil dengan sebutan Bunda karena mungkin menganggap sang Bunda Putri seusia dengan ibundanya. Akan menjadi sangat wajar jika SBY tidak kenal dengan sosok Bunda Putri karena Hilmi Aminudin sang ayah pun bisa jadi kenalnya dengan nama Neng Putri. Jadi bisa jadi juga dan boleh donk kalau SBY kenalnya bukan dengan Bunda Putri tapi dengan Non Putri? *senyum
*music*
Saya si Putri
Si putri sinden panggung
Datang kemari menurut panggilan Anda

Panggung ke panggung
Saya sering bergoyang
Suka dan duka terkadang saya rasakan

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Sekeping Hati dalam Sekantung Daging Kurban

Tuesday, October 15, 2013

13818076872006340185
Kurban (pic: magetanindah.com)

“Ma, si Adli barusan narik-narik kambing gedhe banget lho Ma, lebih gedhe dari kambing yang kita beli kemarin…”, suara gadis kecil membuyarkan sosok yang sedang bersantai menikmati sore yang cerah itu.

“Apa..?!!”
“Pa..Papa..!! Lihat tu tetangga sebelah, kambingnya lebih gedhe dari punya kita..!”, suara nyaring berteriak menyahut.

“Papanya juga bawa sapi yang gemuk tu, Ma..”, si gadis kecil menambahkan sebuah informasi yang cetar membahana di telinga Mamanya.

“Papa..!! Ayo cepat kita ke tukang jualan hewan kurban yang kemarin. Bawa pulang kambing dan sapi yang paling besar. Pokoknya satu kompleks ini tidak boleh ada yang lebih besar dari hewan kurban kita..!”, tampang polos dengan wajah lucu si gadis kecil menatap heran Mamanya yang tiba-tiba seperti orang kesurupan.

***

“Mak, kita masih mau muter kemana lagi?”, seorang gadis kecil berjalan terseok mengikuti langkah cepat emaknya.

“Sudah, ayo cepetan jalannya. Di rumah Haji Sanusi lagi dibagiin kupon buat pembagian hewan kurban besok. Nanti kita ke tempat Haji Aceng dan Haji Fikri juga..”, sang emak langsung nyerocos sambil menyeret tangan sang gadi kecil.

“Lho, bukannya kita sudah dapat tiga kupon tu Mak? Buat Emak satu, Adik satu dan Putri satu. Bisa jadi malah berlebih nanti tidak habis kita makan lho, Mak..”, Putri menimpali sambil berlari kecil mengikuti tarikan sang Emak.

“Halah, kamu anak kecil tahu apa? Orang-orang yang kaya saja pada dapat dianterin daging kurban. Kita ini orang miskin, setahun sekali juga belum tentu makan daging. Lagian orang-orang kaya yang pada berkurban itu akan lebih senang kalau melihat orang kayak kita ini antri berjubel berebut daging kurban. Semakin banyak orang yang antri berebut, artinya semakin hebat mereka, tambah kesohor dilihat orang”, emaknya terus nyerocos menceramahi si gadis kecil yang sesekali mengangguk-anggguk sambil tertawa riang, tetap tidak paham dengan maksud emaknya.

***

“Ayo cepetan..!! Dah keburu mulai  nanti Sholat Ied-nya..”, pagi-pagi yang cerah diwarnai dengan omelan khas emak-emak.

Di kejauhan terlihat barisan rapi jamaah berpakaian putih bersih berjajar di tanah lapang. Suara khotbah terdengar sayup-sayup membelah pagi yang senyap.

“Nah, bener kan..sudah mulai khotbah tuh, dah ketinggalan Sholat Ied kita ni. Papa sih kelamaan mandiin si Kecil..”,  suara menggerutu terdengar dari mulut emak-emak dengan muka yang manyun.

“Sudahlah Ma, tenang..kita nggak usah ikut sholat Ied nggak papa, yang penting nanti kita datang pas acara nyembelih hewannya tu. Ntar kan pasti disebut satu-satu siapa yang berkurban. Kita tunjukin ke orang-orang siapa yang paling besar hewan kurbannya..”, sang Papa menimpali dengan kata-kata bijaksananya.

Sayup-sayup terdengar suara takbir menyeru Sang Maha Besar..

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar…..

Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar…
Allaahu akbar walillaahil - hamdu…



*terinspirasi ketika berjibaku mengejar telat Sholat Ied pagi ini

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Mengapa Anak Suka Jajan?

Monday, October 7, 2013


13811607181801104864

Jajanan Sekolah (pic: tribunnews.com)
Pernah mendengar tentang analisa “5 WHY”?

Ya, membahas tentang jajan pada anak-anak saya jadi teringat dengan sebuah metode untuk analisa menemukan akar masalah (root cause) dari sebuah kejadian atau kondisi. Kondisi di sini adalah mengenai fenomena anak-anak yang suka jajan. Analisa “5 WHY” mungkin tidak perlu kita bahas secara bertingkat dan detail jauh ke dalamnya. Yang menjadi point-nya adalah kita coba cari tahu “Why”, mengapa anak suka jajan? Dengan mencoba mencari tahu penyebabnya, tentunya kita bisa menciptakan solusi yang tepat untuk menanganinya. Coba kita lihat dari beberapa parameter dan sudut pandang.

Yang pertama kita coba analisa dari sisi psikologis, “Why” mengapa anak suka jajan?

Kita semua pasti pernah mengalami masa kanak-kanak, bukan? Nah, coba kita ingat lagi masa-masa penuh canda tawa ceria itu. Kita coba gali dari sudut pandang “mereka”, bukan dari sisi “kita”. Seringkali kita begitu khawatirnya terhadap anak-anak kita, terutama masalah pola makan terkait jajanan di sekolah. Dan seringkali juga kita bingung untuk mencari solusi mengenai hal ini. Melarang anak untuk tidak jajan di sekolah sama artinya melarang anak untuk menikmati kesenangannya. Secara pskologis, semakin keras kita melarang anak-anak, semakin besar juga keinginan anak untuk jajan secara sembunyi-sembunyi. Jadi alangkah baiknya kita sebagai orang tua menghindari kata “JANGAN” atau “TIDAK BOLEH”. Coba kita ganti dengan kata-kata positif untuk menunjukkan sesuatu yang lebih baik.

Misalnya, “Lebih enak masakan Mama di rumah lho..”, “Nanti Mama buatkan makanan kesukaan Adek buat bekal ya..?”

Secara psikologis anak-anak dan orang dewasa juga pasti suka dengan berbagai variasi makanan, bukan sesuatu yang monoton. Jadi coba buatkan atau berikan bekal yang beragam buat si Kecil. Bekal makanan dengan menu yang bervariasi akan membuat anak tidak bosan dan tentunya akan memicu kreatifitas dari orang tua untuk berkreasi. Coba fokus pada visual dibandingkan cita rasa. Penyajian bekal makanan yang menarik akan membuat si Kecil tertarik dan bisa jadi menarik perhatian teman-temannya juga sehingga bisa jadi media untuk mengajarkan si Kecil untuk berbagi.

Faktor kedua kita bisa gali dari sudut pandang eksternal, yaitu lingkungan sang anak.

Lingkungan bisa berupa teman sekolahnya atau pun lingkungan di sekolah. coba kita lakukan observasi kecil terhadap teman-temannya, apakah mereka membawa bekal makanan dari rumah atau diberi uang saku untuk jajan oleh orang tuanya? Jika banyak teman si Kecil yang membawa bekal dari rumah, tentunya akan memicu anak kita untuk ikut ke dalam komunitas tersebut. Tentu saja hal sebaliknya akan terjadi jika teman-teman sekolahnya lebih banyak yang diberi bekal uang saku untuk jajan. Salah satu cara untuk pendekatan menghadapi kondisi ini adalah dengan coba interaksi dengan orang tua dari teman-teman si Kecil. Bisa dengan janjian untuk membawa bekal untuk si Kecil di hari-hari tertentu. Atau kalau masing-masing terbentur dengan kesibukan, bisa coba kolektif pesan menu katering yang terpercaya.

Faktor lingkungan yang lain adalah kondisi dan kebijakan sekolah. Adanya penjual jajanan di sekolah tentunya akan menarik perhatian anak-anak. Sesuai hukum ekonomi tentunya ada supply and demand, simbiosis mutualisme terbentuk antara penjual dan anak-anak sekolah. Melarang anak-anak untuk jajan di kantin sekolah adalah solusi yang akan menyulitkan buat kita sebagai orang tua untuk mengontrolnya, demikian juga bagi si anak karena merasa dibatasi karena kantin sekolah bisa dimanfaatkan sebagai media sosialisasi antar teman dalam suasana santai saat istirahat. Pihak sekolah akan lebih baik jika mengelola para penjual secara terorganisir sehingga bisa melakukan kontrol dari sisi konten makanan yang dijual juga dari sisi kebersihan penyajiannya. Kesepakatan dan aturan yang ditetapkan antara pihak sekolah dengan para penjual jajanan akan memberikan jaminan kesehatan, keamanan dan juga kesehatan buat konsumsi jajan anak di sekolah.

Faktor berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah gaya hidup atau kebiasaan.
Konsistensi kita dalam mendidik dan mengajarkan sesuatu kepada anak akan menciptakan sebuah kebiasaan yang bisa kita sebut sebagai habit atau gaya hidup. Kebiasaan kita untuk membawakan bekal buat si Kecil meski seringkali tidak habis akan membuat anak kita merasa punya “kewajiban” untuk minimal mencicipi makanan bekalnya. Jika secara konsisten dan coba berbagai variasi makanan, lama-lama si Kecil akan “tertarik” dengan bekal bawaannya. Biasakan juga untuk membawakan bekal sedikit lebih sehingga bisa berbagi dengan temannya.

Parameter lainnya adalah kita harus tahu bahwa si Kecil adalah peniru ulung.
Anak-anak merupakan cermin atau photo copy dari perilaku orang tua atau orang di sekitarnya. Mengapa anak kita suka jajan? Bisa jadi karena orang tuanya punya kebiasaan setiap hari nongkrong di depan rumah menanti tukang somay lewat *senyum. Orang tua yang gemar memasak atau membiasakan makan bersama di rumah akan menciptakan rasa kebersamaan untuk menikmati masakan rumah dibandingkan jajanan di luar.

Kita coba lihat dari sudut objeknya, yaitu makanan atau jajanannya.
Cita rasa tentunya sangat mempengaruhi selera makan kita. Sekarang ini mudah sekali kita dapatkan bumbu instan untuk cita rasa makanan. Kita perlu hati-hati dengan ketergantungan lidah terhadap cita rasa. Jika lidah si Kecil biasa merasakan bumbu instan, dia akan sulit untuk merasakan enaknya masakan rumah dengan bumbu alami, apalagi sang Mama sebagai chef masih amatiran sehingga rasa yang muncul menjadi amburadul. Solusinya bisa coba berbagai menu masakan dari resep-resep yang direkomendasikan oleh ahli masak profesional.

Faktor yang tidak kalah penting adalah proses penyajian.
Seringkali anak-anak dengan sabar dan penuh rasa tertarik menunggu matangnya kue serabi yang sedang dimasak oleh penjual jajanan. Prosesi pembuatan kue tersebut menjadi sebuah daya tarik bagi imajinasi si Kecil. Coba sesekali ikut sertakan anak kita saat prosesi pembuatan bekal buatnya di sekolah. Membawa bekal hasil karya “sendiri” bisa jadi merupakan kebanggaan buat anak-anak yang bisa diceritakan ke teman-temannya.

Tentunya masih banyak lagi faktor yang bisa kita gali untuk mencari tahu “WHY”yang lain, mengapa anak suka jajan? Setelah kita mendapatkan penyebab atau pemicu mengapa anak-anak suka jajan, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk membuat corrective action berikutnya sebagai alternatif solusi. Satu hal yang perlu diingat, mengarahkan anak bukan dengan melarang untuk jajan karena jangankan anak-anak, orang tua pun suka JAJAN, asal tidak sembarangan.*senyum

Salam Gowes,
It's All About Bicycle
 
Back to Top