Sabtu pagi yang cerah seiring sejuknya tetes embun di daun menyambut datangnya mentari, terlihat suasana ceria menghiasi sekelompok anak yang sedang berolahraga pagi di lapangan. Dengan pakaian yang tidak bisa dibilang seragam, anak-anak tetap ceria mengikuti gerakan seorang Ibu yang ada di barisan depan.
Ya..pagi itu sengaja kita gowes bareng team CBC (Cikarang Baru Cycling) yang biasanya dilakukan di Minggu pagi. Gowes Sabtu pagi ini memang kita rencanakan dalam rangka mengunjungi sebuah SD di seberang kolong tol Jakarta-Cikampek Km 40, di pinggiran sungai Cibeet, perbatasan Karawang - Bekasi. Gowes kali ini memang lanjutan dari aktivitas sebelumnya pada saat musim banjir melanda Jabodetabek (baca : Menyusuri Jejak Korban Banjir).
Daerah ini yang merupakan bantaran sungai dan secara posisi berada 6-5 meter di bawah jalan tol. Pada masa banjir melanda sebelumnya, wilayah ini terendam air dengan ketinggian di atas 2 meter. Selain rumah penduduk, SD dimana anak-anak ceria tadi merupakan salah satu korban dari bencana yang hampir menenggelamkan seluruh ruangan kelas.
Pada aktivitas sebelumnya, team CBC terjun langsung ke lokasi banjir dan memberikan bantuan makanan dan obat-obatan kepada para korban bencana. Lanjutan dari aktivitas tersebut, salah satu bentuk kepedulian kami adalah dengan menggalang bantuan baik dari dalam member maupun dari luar. Anggota CBC sebagian besar merupakan karyawan di berbagai perusahaan di kawasan industri sekitar Bekasi. Proposal pun kita buat dan kita bawa ke tempat kerja masing-masing dan Alhamdulillah membuahkan hasil. Team CSR dari sebuah perusahaan otomotif menyambut baik dan sudah terlaksana aktivitas perbaikan jembatan bambu yang sebelumnya sempat membuat desa terputus jalur tranpostasinya. Perbaikan dilakukan oleh warga secara gotong royong.
Target selanjutnya kita arahkan ke sebuah sekolah dasar, SDN Pasirranji 03. Banjir yang melanda mengakibatkan kondisi yang cukup parah. Buku-buku pelajaran anak nyaris tidak ada yang terselamatkan. Lantai yang memang sebelumnya sudah bolong sana-sini bertambah hancur digerus derasnya air. Rencana untuk memberikan bantuan kepada SD ini memang menjadi prioritas ketiga, mengingat statusnya sebagai SD Negeri yang mestinya akan mendapatkan bantuan langsung dari dinas pendidikan. Tapi ternyata dari hasil obrolan dengan sang kepala sekolah, 3 bulan lebih bantuan belum ada juga. Sedikit putus asa terlihat dari sang kepala sekolah untuk berharap lebih dari dinas pendidikan yang mungkin melihat ada sekolah lain yang lebih membutuhkan atau ada lain hal...entahlah.
Akhirnya alternatif lain dari hasil diskusi kita coba dibahas. Pengajuan proposal bantuan ke beberapa instansi di luar pendidikan malah membuahkan hasil juga. Mengingat posisi geografis sekolah berada di pinggir jalan tol, Jasa Marga terketuk pintunya dengan memberikan bantuan berupa keramik lantai. Disusul oleh perusahaan penjuan BBM dari negara tetangga ikut memberikan bantuan keramik lantai juga. Aktivitas pemasangan dilakukan secara gotong royong dari warga selaku orang tua dari segelintir murid yang berharap sekolahnya menjadi tempat yang nyaman untuk mencerdaskan anak-anak mereka. Meski dengan warna keramik yang belang beraneka macam, lantai yang cukup mulus membuat wajah-wajah kecil lebih ceria mengikuti pelajaran bersama.
Dari hasil observasi team CBC, masih ada lagi yang perlu untuk dibenahi secara bertahap. Yang menjadi sasaran kita berikutnya adalah atap yang pada bocor dan plafon yang bolong sana-sini. Dinding yang sudah tidak berwarna, belang sana-sini juga menjadi target berikutnya. Pada saat menyambut UAN kemarin, pihak sekolah sudah mengalokasikan dana iuran guru untuk sedikit memoles dinding beberapa ruang kelas, meski terlihat warna tidak rata dan semakin memudar tanda campuran air lebih banyak dan tidak bisa tertutup seluruhnya karena keterbatasan dana yang ada. "Minimal anak-anak lebih segar dan ceria menghadapi ujian", Pak Kepala Sekolah berkomentar sambil sedikit menghela napas menyaksikan anak didiknya yang harus tetap semangat dalam menuntut ilmu.
Akhirnya dari hasil diskusi cepat pagi itu, kita langsung susun strategi dan keputusan cepat. Uang kas sisa saweran buat kuliner setiap gowes mingguan kita liat lagi. Selanjutnya kita berpamitan dengan Pak Zarkasi selaku Kepala Sekolah dan langsung meluncur ke toko bangunan terdekat. Dengan gaya ahli bangunan rame-rame kita list kebutuhan untuk perbaikan dari hasil survey tadi. Bahan dan perlatan perbaikan plafon dan cat dinding akhirnya dipesan dan minta dikirim ke alamat sekolah. Semoga membawa berkah buat masa depan anak-anak cerdas penerus bangsa.
Bantuan yang kami mungkin tidak seberapa dan masih banyak kurang sana sini. Jika ada yang tergerak untuk ikut berpartisipasi, silahkan hubungi kami. Lebih seru lagi kalau ikut gabung gowes bersama kami..gowes bareng bukan hanya buat diri kita, ternyata bisa memberi manfaat buat sesama.
Finally..gowes sabtu pagi jarak dekat yang cukup singkat ini seperti biasa kurang afdol tanpa wisata kuliner. Soto pasar modern KDM menjadi tujuan pit stop kami...dan saia dapat giliran mentraktir sosok-sosok kelaparan pagi itu...duhh... ^_^
Salam Gowes,