Issue kenaikan BBM yang masih tarik ulur merupakan fenomena menarik dan sedikit lucu apabila kita cermati. Bagaimana tidak? BBM sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat umum dan yang menariknya adalah baru sekedar issue saja sudah membuat efek berantai di sekelilingnya. Belum-belum harga sembako sudah siap-siap ikut naik, belum lagi ulah para sepekulan yang dengan oportunisnya menimbun BBM sebelum harga naik.
Lebih menarik lagi ternyata issue ini sangat renyah untuk dibawa ke kancah politik. Wacana bantuan uang tunai sebagai kompensasi kenaikan harga BBM disinyalir digunakan sebagai sarana politis kelompok tertentu yang bisa jadi sarana politis kelompok lain juga untuk menjatuhkan. Sedemikian menariknya BBM ini sehingga kita (pemerintah kita tepatnya) disibukkan untuk mengkaji ulang ‘harga yang pantas’ untuk BBM dengan mempertimbangkan faktor keekonomian dan kemaslahatan rakyat banyak, atau boleh diartikan harga subsidi yang tidak memberatkan rakyat.
Tambah menariknya lagi, setiap saat bahkan bukan hanya ketika muncul wacana kenaikan harga BBM, himbauan agar lebih hemat BBM digaungkan di sana-sini. Nah ini sebenarnya yang lucu. Kenapa harus hemat BBM? saya tegaskan lagi sesuai judul di atas.. Tidak Perlu..!!
Lebih hemat BBM artinya kita harus mengkonsumsi BBM lebih sedikit dari sebelumnya. Secara logika hal ini sungguh tidak masuk akal. Semakin hari semakin bertambah jumlah penduduk, artinya pemakai BBM akan bertambah. Konsumsi terbesar BBM adalah untuk moda transportasi, perhatikan kemacetan yang semakin hari semakin parah. Artinya untuk menempuh jarak yang sama diperlukan waktu lebih lama dan artinya lagi akan lebih banyak BBM yang dikonsumsi. Himbauan untuk berhemat BBM merupakan tuntutan sepihak yang merugikan warga negara sebagai konsumen.
Kalau kita coba kembali ke ingatan di bangku sekolah, mungkin masih sedikit teringat bagaimana dan dari mana asal muasal minyak atau BBM dihasilkan. Ya..berasal dari tumbuhan dan hewan serta fosil nenek moyang kita berjuta tahun yang lalu. Apakah nenek moyang kita pada jaman dahulu kala pernah berpikir atau sekedar membayangkan bahwa tulang belulang mereka itu lah yang nantinya akan jadi komoditi berharga bernama BBM? Jadi mestinya sama dengan kita sekarang, tidak perlu berpikir hemat BBM untuk masa depan anak cucu kita nantinya.
Akan sangat lucu dan konyol sepertinya kalau kita sekarang berpikir bahwa dengan hemat BBM kita berharap bisa menyisakannya untuk anak cucu kita nanti. Mari kita kembali lagi ingatan ke buku pelajaran tentang hukum kekekalan energi. Masih ingat? Yup..hukum kekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau pun dimusnahkan, energi hanya dapat dirubah dari satu bentuk ke bentuk energi yang lainnya. Jadi cukup jelas bukan? Berapa pun banyak kita konsumsi BBM, energinya tidak akan pernah habis, hanya berubah ke bentuk yang lain. Jadi sekali lagi..hemat BBM itu tidak perlu..!!
Benar-benar menarik dan lucu bukan? :)
Biar tidak tambah lucu lagi saya coba sampaikan ide lugu saya. Akan sangat senang saya sebagai masyarakat awam ini apabila bukan disuguhi wacana tarik ulur kenaikan harga BBM yang dibawa-bawa ke ranah politik kemudian dibumbui paksaan untuk hemat BBM, benar-benar pembodohan dan pembatasan hak kita sebagai rakyat. Betapa gembiranya saya apabila yang muncul adalah wacana mengenai energi alternatif, ide-ide brilian tentang energi yang terbarukan. Berikanlah pilihan kepada kita sebagai warga negara untuk memilih energi yang kita butuhkan untuk kelangsungan hidup..bukan membatasinya. Apa kabarnya mobil listrik? Sampai mana kelangsungan cerita konversi minyak tanah ke gas? Bagaiman kisah pembangkit listrik tenaga surya, tenaga ombak di lautan kita yang maha luas? Cukup banyak sumber energi alternatif yang belum kita kaji dengan seksama.
Coba kita berandai-andai sekian juta tahun yang akan datang, kalau hanya berpikir tentang BBM mungkin akan ada ide pembunuhan massal dan percepatan pembusukan tubuh kita menjadi fosil yang kemudian menghasilkan minyak untuk kebutuhan energi anak cucu kita, mengerikan sekali kan? :)
Jadi memang sebaiknya kita tidak perlu berpikir kelak anak cucu kita mau seperti apa. Cukup kita berpikir saat ini untuk sedikit kreatif, ingat energi itu tidak dapat diciptakan atau pun dimusnahkan…ubahlah dia dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Berangkat kerja tidak perlu mampir SPBU untuk beli BBM, cukup mampir warteg sebelah untuk diubah menjadi energi gowes pedal di kaki….wussss…wusshh… ^_^
It's All About Bicycle |
0 comments:
Post a Comment