Trauma dengan Ospek?
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) seringkali menjadi momen traumatis bagi yang mengalaminya, bisa trauma fisik maupun mental. Begitu juga bagi saya, momen Ospek pada jaman dahulu kala sungguh meninggalkan efek traumatis (takut mengulangi karena sudah tuwa ^_^). Saya coba sedikit bagi cerita serunya melewati masa-masa Ospek sambil bernostalgia tentunya :)
Diterima di kampus biru pada jurusan pencetak tukang listrik merupakan mimpi yang menjadi kenyataan saat itu. Awal masa penerimaan mahasiswa baru seperti biasa diawali dengan kegiatan Penataran P4 yang terasa ngantuk dan membosankan serta Ospek…yang seru..! Diawali dengan prosesi pembotakan kepala maksimal panjang rambut 2 cm yang membuat seorang pemuda culun tambah culun sampai berniat membelah cermin di kamar kost :D. Berbagai tugas aneh-aneh yang diberikan senior membuat pusing tujuh keliling. Belum lagi jadwal yang padat dan pagi-pagi buta sudah harus siap di kampus.
Tugas-tugas yang banyak dan kadang tidak masuk akal untuk dilakukan seringkali merupakan hal yang membuat ketakutan para peserta Ospek. Ketakutan terhadap hukuman kakak senior karena tidak membawa tugas yang diberikan membuat persiapan hari pertama akhirnya bisa terselesaikan meski sampai larut malam. Apa yang terjadi pada pagi harinya? Ya, karena semua tugas beres tidak mendapat hukuman apa-apa dari kakak senior, langsung masuk barisan, tenang, sesekali tertawa geli melihat teman-teman yang kena hukuman. Tapi lama-lama ternyata bosan dan kantuk menyerang, maklum baru tidur larut malam. Alhasil Ospek hari pertama kurang berkesan, datar dan monoton mengikuti setiap aktivitas dari pagi sampai sore menjelang.
Akhirnya hari kedua coba rubah strategi, sengaja tidak mengerjakan dan membawa tugas-tugas yang aneh dari senior. Tidur bisa pulas tanpa terganggu aktivitas teman-teman kost yang sibuk dengan berbagai tugas buat besok pagi. Alhasil besok paginya kakak senior hanya bisa geleng-geleng kepala, langsung ditarik ke barisan khusus “para pengacau”. Hukuman demi hukuman terlewati, bentakan dan teriakan terlampaui. Baru terasa serunya Ospek ^_^.
Berlari berputar keliling kampus sambil membawa tulisan “SAYA PEMALAS” diiringi mulut yang harus dengan lantang meneriakkan isi tulisan ketika berpapasan dengan teman sesama peserta maupun kakak senior. Beradu argumen ketika disuruh melakukan permintaan aneh dari kakak senior juga merupakan salah satu hal yang seru. Berbagai intimidasi sengaja dilakukan oleh kakak senior untuk menekan mental kita. Modal muka tembok dan sesekali berhasil memutar balikkan fakta dengan argumen asal ternyata membuahkan hasil, kakak senior putus asa dan capek memberikan hukuman :)
Masa Ospek ini bisa disikapi dengan berbagai cara. Saya sendiri sangat merasakan manfaat dari Ospek ini benar-benar untuk melatih mental menghadapi masa perkuliahan yang lumayan berubah drastis dari masa SMA. Saat di bangku kuliah, mahasiswa dituntut untuk mandiri, jam kuliah yang tidak full day yang sama sekali berbeda dengan masa SMA. Tidak ada lagi guru kelas yang akan mengarahkan setiap murid ketika proses belajar mengajar, yang ada adalah mahasiwa yang harus lebih pro aktif mengikuti setiap mata kuliah.
Satu lagi yang menjadi manfaat dari aktivitas ini, yaitu saling mengakrabkan antar peserta dan juga kakak-kakak senior. Perasaan senasib sepenanggungan, sama-sama berjibaku mengerjakan tugas membuat kedekatan hubungan dengan teman seangkatan. Rasa kebersamaan akan tumbuh dengan sendirinya dari aktivitas yang dijalani bersama dari pagi sampai sore menjelang.
Jadi, kenapa harus trauma dengan Ospek? Enjoy aja lagi. Nikmati setiap aktivitas dengan positif dan lihat hasil positifnya kemudian.
Ohh..iya…ada yang terlewat, mana tulisan tentang cinta berseminya ya..?
Pesan dari saya, buat peserta Ospek harus sadar diri bahwa Ospek ini sama sekali bukan ajang yang pas untuk tebar pesona. Coba bayangkan mau tebar pesona gimana kalau kita lagi dalam kostum yang aneh dengan tampang culun begitu? Nilai jual pasti langsung drop, diskon 50% juga belum tentu ada yang neglirik :D
Tapi berlaku hal yang sebaliknya, masa Ospek ini bisa dijadikan ajang cuci mata kakak senior. Dengan dalih macam-macam hukuman, pedekate akan mudah dilakukan. Selanjutnya tinggal terapkan berbagai trik untuk melanjutkan hubungan selepas masa Ospek.
Trus, bagaimana dengan kisah cinta bersemi saat Ospek yang saya lewati? Siapakah dia? Yup..dia adalah kakak senior yang waktu Ospek jadi team P3K.
Bagaimana kisahnya sepertinya memalukan untuk saya ceritakan. Bisa dibayangkan kan ketika seorang pemuda culun dalam kostum peserta Ospek dengan berbagai trik menarik perhatian seorang Kakak Senior cantik yang sekarang ternyata menjadi pendamping hidupnya? Jodoh memang tak lari kemana ya..?:)
*terinspirasi dari seseorang yang menjadi team P3K Ospek Humaniora **saat ini menjadi team P3K buat duo krucil di rumah ^_^
Salam Gowes,
It's All About Bicycle |
0 comments:
Post a Comment