Ketika sedang pilah-pilih dan upload hasil jepretan saat libur lebaran kemarin, iseng-iseng baca tulisan tentang hobby Ibu Negara kita dan akhirnya masuk ke instagrambeliau untuk lihat-lihat hasil jepretannya.
Beragam komentar maupun artikel yang menyoroti tentang hobby Ibu Negara kita ini. Berbagai kritik kalau tidak boleh dibilang sebagai pandangan negatif tentang hobby Bu Ani banyak kita jumpai di media, terutama mengenai kepekaan sosial Ibu Negara kita dan penempatan diri saat acara-acara kenegaraan.
Banyak pendapat yang menganggap Bu Ani kurang peka di saat sekelilingnya masih banyak rakyat yang kelaparan, pemulung, petani yang hidup sulit, beliau malah hobby fotografi. Begitu juga saat acara kenegaraan yang serba protokoler, malah sibuk jepret sana-sini.
Kalau pendapat saya pribadi begini, lha wong saya yang bukan siapa-siapa dibanding Ibu Negara saja punya hobby jepret sana-sini kok, kenapa Bu Ani tidak boleh? Soal kamera yang beragam dan high end tentunya wajar sebagai Ibu Negara dibanding kamera abal-abal saya yang belinya juga mesti nabung sambil ngencengin ikat pinggang biar tidak mengurangi jatah buat susu si Kecil. Bahkan sekarang kita dengan sangat mudah mengabadikan setiap momen di sekitar kita dengan kamera hand phone.
Soal protokoler saat acara kenegaraan, tidak bisa dipungkiri juga bahwa memang Bu Ani bisa lebih menyesuaikan lagi. Pilihan penggunaan tripod yang dilakukan saat menghadiri acara kenegaraan sepertinya cukup bijaksana, jadi tidak melulu nentengbody kamera yang cukup berat, jadi cukup leluasa untuk mengabadikan momen-momen saat acara.
Saya jadi ingat juga, dulu Presdir di tempat saya kerja juga punya hobby fotografi. Jaman itu belum banyak muncul hand phone kamera. Satu hal yang saya masih ingat sampai sekarang, beliau saat genba ke lapangan selalu tidak lupa nenteng kamera pocket-nya, jepret sana-sini, ntah saat genba bareng atau jalan sendiri di area pabrik. Setelahnya beliau kirim hasil foto-foto tadi via email dengan note di masing-masing foto, apa itu? Yup, potensi improvement yang masih bisa dilakukan di area tersebut. Jadi tidak perlu banyak berkata-kata, say it with picture :)
Balik lagi ke hobby Bu Ani. Saya dengan pedenya mencantumkan judul di atas, sok akrab dengan Ibu Negara, padahal banyak juga kan yang punya hobby sama.? :) Hobby jeprat-jepret saya lebih cenderung suka objek manusia dan benda, lebih ditujukan untuk mengabadikan momen anak-anak dan keluarga juga kehidupan di sekitar kita. Kami ingin membuat catatan perjalanan anak-anak kami sehingga memori indah selalu menghiasi perjalanan hidup mereka. Untuk mendukung target ini, mau nggak mau terpaksa kami mengalokasikan potong belanja bulanan demi sebuah kamera dan lensa abal-abal low end yang sudah cukup bagus bagi kami. Ditambah pula jadi rajin baca artikel fotografi untuk memahami tentang pencahayaan, pemilihan objek serta waktu yang tepat untuk mendapatkan momen sepesial, kunci yang lain adalah banyak belajar dan mencoba.
Hal ini tentu sedikit beda dengan Bu Ani. Kombinasi body kamera bagus dan lensa yang mumpuni dan orang-orang ahli di sekelilingnya yang siap memberikan pengarahan teknis mengenai fotografi. Jadi jangan iri kalau melihat hasil jepretan Bu Ani yang bagus-bagus. Oo..iya, soal bagus atau tidak hasil jepretan sangat subjektif. Akan beda penilaian orang yang suka foto landscape pemandangan dengan foto model portrait. Demikian juga beda lagi penilaian orang yang suka foto makro.
Hal terakhir yang saya komentari tentang hobby fotografi Bu Ani adalah bahwa hal ini sangat positif. Sebagai Ibu Negara, hasil jepretan Bu Ani yang meskipun kalah bagus dibanding fotografer profesional, tetap akan lebih berarti di mata rakyat.
Kenapa saya bilang begitu? Coba lihat foto-foto Bu Ani saat berkunjung ke daerah atau saat acara kenegaraan. Foto-foto yang sama biasa dan banyak diambil oleh fotografer media, tapi akan sangat lain maknanya di mata rakyat. Jepretan langsung tangan Bu Ani sebagai Ibu Negara menunjukkan perhatian dan kepedulian beliau dan merupakan apresiasi buat objek jepretannya. Coba simak berbagai komentar diinstagram. Komentar bangga ketika melihat pertunjukan tarian daerah mereka diabadikan oleh Ibu Negara. Dengan jelas juga Bu Ani memberikan penjelasan bahwa yang membalas komentar adalah beliau sendiri langsung, bentuk apresiasi dari seorang Ibu Negara.
Bagaimana dengan hobby Anda? Coba ambil sisi positif dari hobby kita. Kalau hobby saya yang lain selain fotografi adalah suka menolong sesama, membantu yang membutuhkan, selalu bersikan santun, baik hati dan tidak sombong, tentunya Bu Ani demikian juga, kan hobby kita sama.. ^_^
Sisipan :
#Beberapa hasil jepretan abal-abal saya ^_^
Beragam komentar maupun artikel yang menyoroti tentang hobby Ibu Negara kita ini. Berbagai kritik kalau tidak boleh dibilang sebagai pandangan negatif tentang hobby Bu Ani banyak kita jumpai di media, terutama mengenai kepekaan sosial Ibu Negara kita dan penempatan diri saat acara-acara kenegaraan.
Banyak pendapat yang menganggap Bu Ani kurang peka di saat sekelilingnya masih banyak rakyat yang kelaparan, pemulung, petani yang hidup sulit, beliau malah hobby fotografi. Begitu juga saat acara kenegaraan yang serba protokoler, malah sibuk jepret sana-sini.
Kalau pendapat saya pribadi begini, lha wong saya yang bukan siapa-siapa dibanding Ibu Negara saja punya hobby jepret sana-sini kok, kenapa Bu Ani tidak boleh? Soal kamera yang beragam dan high end tentunya wajar sebagai Ibu Negara dibanding kamera abal-abal saya yang belinya juga mesti nabung sambil ngencengin ikat pinggang biar tidak mengurangi jatah buat susu si Kecil. Bahkan sekarang kita dengan sangat mudah mengabadikan setiap momen di sekitar kita dengan kamera hand phone.
Soal protokoler saat acara kenegaraan, tidak bisa dipungkiri juga bahwa memang Bu Ani bisa lebih menyesuaikan lagi. Pilihan penggunaan tripod yang dilakukan saat menghadiri acara kenegaraan sepertinya cukup bijaksana, jadi tidak melulu nentengbody kamera yang cukup berat, jadi cukup leluasa untuk mengabadikan momen-momen saat acara.
Saya jadi ingat juga, dulu Presdir di tempat saya kerja juga punya hobby fotografi. Jaman itu belum banyak muncul hand phone kamera. Satu hal yang saya masih ingat sampai sekarang, beliau saat genba ke lapangan selalu tidak lupa nenteng kamera pocket-nya, jepret sana-sini, ntah saat genba bareng atau jalan sendiri di area pabrik. Setelahnya beliau kirim hasil foto-foto tadi via email dengan note di masing-masing foto, apa itu? Yup, potensi improvement yang masih bisa dilakukan di area tersebut. Jadi tidak perlu banyak berkata-kata, say it with picture :)
Balik lagi ke hobby Bu Ani. Saya dengan pedenya mencantumkan judul di atas, sok akrab dengan Ibu Negara, padahal banyak juga kan yang punya hobby sama.? :) Hobby jeprat-jepret saya lebih cenderung suka objek manusia dan benda, lebih ditujukan untuk mengabadikan momen anak-anak dan keluarga juga kehidupan di sekitar kita. Kami ingin membuat catatan perjalanan anak-anak kami sehingga memori indah selalu menghiasi perjalanan hidup mereka. Untuk mendukung target ini, mau nggak mau terpaksa kami mengalokasikan potong belanja bulanan demi sebuah kamera dan lensa abal-abal low end yang sudah cukup bagus bagi kami. Ditambah pula jadi rajin baca artikel fotografi untuk memahami tentang pencahayaan, pemilihan objek serta waktu yang tepat untuk mendapatkan momen sepesial, kunci yang lain adalah banyak belajar dan mencoba.
Hal ini tentu sedikit beda dengan Bu Ani. Kombinasi body kamera bagus dan lensa yang mumpuni dan orang-orang ahli di sekelilingnya yang siap memberikan pengarahan teknis mengenai fotografi. Jadi jangan iri kalau melihat hasil jepretan Bu Ani yang bagus-bagus. Oo..iya, soal bagus atau tidak hasil jepretan sangat subjektif. Akan beda penilaian orang yang suka foto landscape pemandangan dengan foto model portrait. Demikian juga beda lagi penilaian orang yang suka foto makro.
Hal terakhir yang saya komentari tentang hobby fotografi Bu Ani adalah bahwa hal ini sangat positif. Sebagai Ibu Negara, hasil jepretan Bu Ani yang meskipun kalah bagus dibanding fotografer profesional, tetap akan lebih berarti di mata rakyat.
Kenapa saya bilang begitu? Coba lihat foto-foto Bu Ani saat berkunjung ke daerah atau saat acara kenegaraan. Foto-foto yang sama biasa dan banyak diambil oleh fotografer media, tapi akan sangat lain maknanya di mata rakyat. Jepretan langsung tangan Bu Ani sebagai Ibu Negara menunjukkan perhatian dan kepedulian beliau dan merupakan apresiasi buat objek jepretannya. Coba simak berbagai komentar diinstagram. Komentar bangga ketika melihat pertunjukan tarian daerah mereka diabadikan oleh Ibu Negara. Dengan jelas juga Bu Ani memberikan penjelasan bahwa yang membalas komentar adalah beliau sendiri langsung, bentuk apresiasi dari seorang Ibu Negara.
Bagaimana dengan hobby Anda? Coba ambil sisi positif dari hobby kita. Kalau hobby saya yang lain selain fotografi adalah suka menolong sesama, membantu yang membutuhkan, selalu bersikan santun, baik hati dan tidak sombong, tentunya Bu Ani demikian juga, kan hobby kita sama.. ^_^
Sisipan :
#Beberapa hasil jepretan abal-abal saya ^_^
Salam Gowes, |
It's All About Bicycle |
0 comments:
Post a Comment