Bicycle4you ~ It's All About Bicycle | Members area : Register | Sign in

Antara Seks dan BAB

Sunday, September 22, 2013

13797874712069732954
Seks dan BAB (pic: talkmen.com)
Sengaja saya tulis judul dengan kata “Seks” lebih dulu daripada “BAB” alias Buang Air Besar. Kenapa? Tentu saja karena Seks lebih menarik daripada BAB bukan? Nah, ini dia yang menarik. Kenapa membahas tentang Seks lebih menarik daripada BAB? Jadi muter-muter ya? Daripada bingung berlanjut, coba kita simak analisa antara Seks dan BAB berikut ini.

Seringkali membicarakan urusan Seks merupakan hal yang tabu, sedangkan BAB dianggap jorok, padahal dua-duanya sama-sama jorok. Kalau BAB jorok pada saat prosesi, sedangkan Seks sudah jorok sejak mulai dipikirkan, bahkan sebelum dituliskan :D

Saya coba analisa apa saja hubungan antara Seks dan BAB, bisa berupa persamaan, perbedaan maupun tetek bengeknya (tanpa bengek lebih asyik *nyengir). Pertama kita coba lihat dari sudut pandang medis, kesehatan, biologis atau apa lah istilahnya. Seks dan BAB berhubungan dengan kondisi biologis tubuh makhluk hidup, entah itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Manusia dan hewan jelas berhubungan seks untuk reproduksi, serta BAB untuk metabolisme. Sedangkan tumbuhan bisa jadi aktivitas seks berupa proses perkawinan ketika putik bertemu dengan benang sari sehingga muncul bunga dan selanjutnya menjadi buah. Tapi saya belum tahu apakah tumbuhan punya mekanisme untuk BAB, bisa jadi proses fotosintesa dan gugurnya daun merupakan mekanisme metabolisme pada tumbuhan yang setara dengan BAB. Untuk analisa lebih jauh, kita tunggu saja riset dari ahli tumbuhan ya, siapa tahu menemukan metode bagaimana tumbuhan BAB.

Masih dari sisi biologis, antara Seks dan BAB sama-sama proses yang menghasilkan cairan. Seks bagi seorang pria akan diakhiri dengan proses ejakulasi dan mengeluarkan cairan sperma. Pada wanita juga ditandai dengan lubrikasi cairan pada alat reproduksinya. Bagaimana dengan BAB? Baik pria maupun wanita kira-kira sama hasil keluaran sekresinya. Meski hasil dari BAB berupa zat padat sedikit lembek, kenapa saya bilang sama-sama menghasilkan cairan? Tentu saja karena setiap prosesi BAB pasti akan diawali atau diiringi dengan prosesi BAK yang tentunya mengeluarkan cairan campuran amonia dan urea, jadi dua-duanya sama-sama menghasilkan cairan.

Pembahasan berikutnya masih juga dari sudut pandang medis. Untuk urusan Seks, seringkali kita dengar istilah ejakulasi dini maupun sulit ereksi. Hal ini kira-kira mirip dengan yang terjadi ketika seseorang BAB. Pernah kan mengalami diare, sakit perut yang menyerang akut secara tiba-tiba dan sulit dikontrol yang bahkan bisa jadi sudah keluar di celana sebelum sempat menempatkan pada posisinya di toilet? Nah, kejadian itu bisa kita ibaratkan sebagai ejakulasi dini dalam urusan Seks. Atau sebaliknya, ketika konsumsi asupan makanan kita kurang serat dan buah-buahan, bisa jadi kostipasi atau sembelit kita alami. Cukup menyakitkan bukan ketika kita punya hasrat besar untuk BAB tapi tidak bisa keluar? Nah, hal ini juga sama menyedihkannya ketika kita punya nafsu besar tapi ternyata sulit untuk ereksi, sungguh memprihatinkan.

Kemudian kita coba lihat dari sudut teknis pelaksanaan. Prosesi BAB yang lazim ada dua macam gaya, yaitu jongkok dan duduk, sesuai dengan model toilet. Sedangkan Seks atau prosesi ML ternyata bisa dilakukan dengan lebih dari 69 macam gaya (mohon maaf saya tidak bisa praktekkan satu-satu di sini). Tempat pelaksanaan hampir-hampir mirip, sama-sama dilakukan di tempat tertutup untuk privasi, meski kadang ada yang dilakukan open air sambil menikmati kerlip bintang biar romantis atau di pinggir kali untuk BAB.

Aktivitas keduanya juga bisa dibilang identik. Ritual Seks biasa dimulai denganforeplay untuk pemanasan dan memberikan stimulus yang memberikan sensasi puncak pada akhirnya. Demikian juga dengan BAB, meski kadang ada yang akut seperti diare yang muncul dan keluar tiba-tiba laksana ejakulasi dini, BAB juga mengenal foreplay. Sensasi mules atau buang angin merupakan prosesi foreplaysebelum aktivitas BAB dilakukan. Jadi kalau foreplay mules yang terjadi cukup merangsang, bisa dipastikan prosesi BAB akan lancar tanpa kesulitan maupun konstipasi.

Dari sisi efek asupan makanan juga memberikan reaksi yang senada bagi aktivitas Seks maupun BAB. Makan asupan kaya serat dan buah serta konsumsi sayuran akan membuat aktivitas BAB lancar, tapi akan terjadi sebaliknya bila kita salah makan, bisa jadi ejakulasi dini BAB alias mencret kalau konsumsi sambal berlebihan. Urusan Seks pun cukup diperngaruhi oleh asupan dan pola makan. Konsumsi daging kambing atau minum ramuan ginseng dan sejenisnya dipercaya bisa meningkatkan gairah Seks sehingga menjadi lancar dan perkasa. Bagaimana kalau konsumsi sambal berlebihan? Aktivitas Seks pasti terganggu (bagaimana mau ML kalau harus mondar mandir toilet?) *senyum.

Satu hal yang perlu untuk dipahami mengenai Seks dan BAB ini. Keduanya sama-sama harus mulai dikenalkan dan diarahkan ke anak-anak sejak dini. Hal ini terbukti dengan adanya toilet training buat anak-anak untuk mengajarkan bagaimana BAB, sehingga sang anak akan terbiasa menjaga kebersihan dan higienis semenjak kecil. Begitu juga dengan sex education atau pendidikan seks sejak usia dini. Pengenalan alat reproduksi kepada anak sejak dini akan memberikan pengertian yang jelas dan proteksi terhadap efek ketidaktahuan dan eksperimen dari rasa ingin tahu ketika menginjak masa remaja.

Hal terakhir yang akan kita bahas adalah mengenai sensasinya. Ternyata baik Seks maupun BAB sama-sama mampu memberikan sensasi kenikmatan buat pelakunya. Dari sekala ukuran kenikmatan, kira-kira enak mana antara Seks dan BAB? Saya bilang lebih enak BAB. Lho..kenapa bisa begitu? kebelet untuk ML bisa kita tahan dengan mengalihkan perhatian dengan aktivitas yang lain. Tapi betapa sangat menyiksa dan tidak tertahankan ketika kita kebelet BAB. Merupakan sebuah kenikmatan tiada tara dan membuat lega ketika kita dalam kondisi kebelet yang amat sangat dan akhirnya menemukan sebuah toilet sebagai tempat penyaluran. Coba bayangkan dan tentukan pilihan ketika Anda kebelet untuk BAB, kemudian buru-buru masuk ke dalam toilet yang ternyata di dalamnya ada seorang perempuan cantik tanpa busana berada di sana. Kira-kira apa yang akan Anda pilih, BAB atau Seks? *nyengir

Tapi yang pasti BAB lebih enak daripada Seks dan Seks jauh lebih nikmat daripada BAB *senyum

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Konspirasi Politik di Balik Peluncuran Mobil Murah

Thursday, September 19, 2013

1379607649156697013
LCGC: Kebanggaan untuk Indonesia (Pic: otomotif.kompas.com)
Sebagai pengamat sekaligus pelaku dalam lingkaran industri otomotif, saya sedikit tergelitik untuk merangkai benang merah antara pengembangan proyek mobil murah atau istilah asingnya LCGC (Low Cost Green Car) dan LCE (Low Carbon Emission) dengan strategi politik dari para politisi di tanah air. Hal ini tentu saja ketika kita kaitkan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2013 tentang barang mewah kena pajak. Mari kita coba analisa satu persatu bagaimana kaitannya.

Proyek LCGC ini sebenarnya sudah digulirkan dari tahun lalu. Kolaborasi Toyota-Daihatsu bahkan sudah punya master schedule untuk peluncuran mobil murah mereka yang diberi kode D80 di akhir tahun 2012. Dalam setiap proyek peluncuruanline up terbaru masing-masing car maker, strategi pasar pasti merupakan hal pertama yang harus dimiliki oleh setiap produsen mobil. Toyota-Daihatsu sebagai raksasa industri otomotif selalu menempatkan diri sebagai pionir untuk urusan mobil baru. Penetrasi pasar dengan produksi massal dengan jaminan kualitas tinggi danbrand image Toyota merupakan modal kuat untuk mendominasi pasar di setiap segmen.

Tapi dalam proyek LCGC kali ini, sedikit lain dari proyek yang biasanya. Tarik ulur kebijakan pemerintah menjadi salah satu penentu dalam permainan masing-masing produsen mobil. Begitu PP No. 41 resmi keluar pada bulan Juni yang lalu, peta percaturan industri otomotif langsung berubah. Kemunculan mobil murah dari berbagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) secara hampir bersamaan meluncurkan line up masing-masing di bulan September ini. Hal ini sedikit “menyalahi” skenario proyek yang “biasanya” dimana raksasa Toyota-Daihatsu yang membuka pasar di awal kemudian akan diikuti oleh produsen yang lain. Suzuki yang biasanya mengambil porsi sebagai kuda hitam setelah peluncuran duet maut Toyota-Daihatsu, ternyata sudah siap untuk peluncuran mobil murahnya yang berkode YR9. Demikian juga Honda yang bersamaan juga meluncurkan Brio versi LCGC dengan kode 2CF yang akan disusul dengan 2MD dan juga Nissan dengan K2-nya. Padahal “biasanya” Honda tidak akan masuk ke segmen head to headdengan Toyota-Daihatsu dalam waktu bersamaan. Honda lebih mengambil strategi “exclusive” dan “brand minded” dari para penggemarnya dengan konsep luxury dan elegan, bukan produksi massal sejuta umat sehingga tetap mempunyai pasar tersendiri meski harga selalu di atas para pesaing dalam line up yang setara.

Lalu apa kaitannya dengan strategi politik di tanah air?

Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa kebijakan pemerintah untuk mengeluarkan PP No.41 tadi lah yang mengakibatkan perubahan skenario proyek dari masing-masing pelaku industri otomotif. Kalau PP No.41 sudah keluar jauh-jauh hari di tahun lalu, urutan skenario peluncuran masing-masing merek tentunya tidak akan jauh-jauh dari “pakem” di atas, tentunya terkait dengan strategi pasar dan kesiapan produksi masing-masing produsen mobil.  Hal ini bisa jadi menguntungkan buat konsumen karena bisa “memilih” tanpa harus menunggu keluarnya model dari setiap produsen. Apakah merupakan sinyal positif bagi para pelaku industri otomotif? Saya bilang bisa jadi malah membuat bumerang bagi masing-masing pelaku industri otomotif. Dengan kebijakan yang tarik ulur dan cukup lama baru diterbitkan, kesiapan para pelaku industri otomotif dituntut kecepatan ekstra untuk segera penetrasi ke pasar, dan kali ini lebih berat karena setiap produsen sudah siap untuk mengeluarkan unitnya secara bersamaan. Artinya perlu strategi dan tenaga ekstra untuk bisa bersaing dengan kompetitor.

Bumerangnya seperti apa?

Dengan keluarnya kebijakan pemerintah, proyek yang cukup lama terkatung-katung harus segera digenjot kapasitas produksinya. Kecepatan akselerasi ini tentunya harus diikuti oleh mekanisme supply chain yang bagus. Kesiapan setiap suppliermenjadi penentu kecepatan akselerasi penetrasi ke pasar. Apa jadinya jika rencana awal investasi sementara hold karena belum keluarnya kebijakan yang kemudian tiba-tiba diluncurkan ketika mendekati 2014? Tentu saja akan terjadi rush productionyang menuntut kecepatan kesiapan sarana dan prasarana penunjang produksi dan bisa jadi efek samping terhadap kualitas terjadi.

Bukan tanpa alasan kenapa PP No.41 sempat tertahan hampir satu tahun dan tiba-tiba diluncurkan ketika mendekati penghujung 2013 menyongsong 2014. Pemilu tahun depan bisa jadi merupakan salah satu alasan di balik tertunda dan terbitnya PP ini. Kontroversi kenapa pemerintah lebih merangkul LCGC yang notabene produksi orang luar dibanding ESEMKA yang produksi anak bangsa menjadi bagian tersendiri dari sebuah strategi politik. Alasan secara logis kenapa pemerintah lebih memilih mengembangkan LCGC ini tentunya cukup beralasan karena jargon ‘mobil murah” tentunya memang harus murah. Pelaku industri di dunia otomotif tentunya lebih siap dengan sarana dan teknologi untuk produksi massal sehingga biaya yang dikeluarkan bisa ditekan rendah. Kalau tetap mengusung ESEMKA sebagai “mobil murah” bisa jadi malah akan menjadi “mobil murahan” karena untuk mencapai kualitas setara dengan pabrikan besar butuh biaya yang sangat tinggi. Jadi dengan menggandeng pabrikan otomotif besar yang sudah berpengalaman, “mobil murah” akan terealisasi yang memang benar-benar murah tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan menengah ke bawah untuk lebih “respect” pada pemerintah sekarang yang “memperhatikan” rakyatnya. Dan tentu saja bisa jadi modal untuk perolehan suara nanti pada Pemilu mendatang.

Kedua kalau kita lihat dari sisi psikologis politik. Pemilihan LCGC bukannya ESEMKA dijadikan peluru untuk mematahkan citra merakyat dari Jokowi. Kalau ESEMKA yang dikembangkan tentunya akan semakin meningkatkan pamor dari sosok Jokowi yang tentunya lawan politik dari penguasa sekarang. Berbagaistatement saling kontroversi dilontarkan baik oleh Jokowi maupun dari kubu pemerintah lewat sang menteri maupun wapres. Kita coba lihat hasil dari permainan politik masing-masing kubu selanjutnya.
Hal berikutnya bisa jadi merupakan strategi bisnis politik. Ijin produksi LCGC yang dikeluarkan tentunya menjadi angin segar bagi para pelaku industri otomotif. Target keuntungan dari setiap unit yang diproduksi menanti di depan mata. Deal politik terhadap bisnis ini bisa saja tercipta antara pengusaha dan pengambil keputusan di pemerintahan. Biaya kampanye menjelang Pemilu yang tidak sedikit bisa jadi menjadi salah satu alat tawar keluarnya kebijakan produksi mobil murah ini. Simbiosis mutualisme atau malah sebuah konspirasi bisnis dan politik mungkin saja tercipta dari kondisi ini.

Sebagai rakyat biasa yang hanya bisa mengamati dan coba merangkai sepotong-sepotong, analisa di atas tentunya minim dengan dasar yang kuat, hanyalah sebuah imajinasi dari kontroversi hati atas labil ekonomi sebagai bentuk statusisasi kemakmuran yang mudah-mudahan tidak menimbulkan konstipasi :D

LCGC sebagai mobil murah ini bisa jadi merupakan produk gagal, terutama bagi orang-orang yang tetap saja tidak mampu menyisihkan uangnya untuk membelinya. Ya..produk gagal…gagal beli.. ^_^

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Analisa Intelijen Terkait Penembakan Polisi yang Misterius

Thursday, September 12, 2013

1378987157166692949
Misi Rahasia (pic: ramalanintelijen.net)
Belum lagi tuntas pengusutan kasus penembakan-penembakan polisi yang sebelumnya, Selasa malam (10/9/2013) kembali kita dikejutkan dengan dengan peristiwa penembakan seorang anggota polisi, tepat di depan gedung KPK. Berbagai reaksi muncul baik dari masyarakat awam maupun pihak kepilisian dan juga para pengamat politik tanah air. 

Beredar juga isu yang mengaitkan kasus penembakan ini dengan kelompok jaringan terorisme. Saya sebagai orang awam coba berandai-andai menganalisa dari sudut pandang yang sedikit banyak sulit untuk dipertanggung jawabkan validitasnya, hanya untuk sekedar mengisi waktu sambil ngopi. *senyum

Analisa saya yang pertama dari sudut pandang intelijen, kita coba berfantasi seperti dalam film-film spionase yang penuh dengan trik dan strategi intelijen. Kasus penembakan aparat penegak hukum ini sebenarnya bukan baru terjadi dan beruntun menimpa anggota polisi seperti kasus terakhir ini. Penembakan terhadap aparat beberapa kali terjadi di daerah konflik, seperti Aceh atau Papua. Korbannya sebenarnya sama, aparat penegak hukum. Akan tetapi kalau kita cermati terdapat perbedaan mencolok terlihat dari dua kasus ini. Penembakan di daerah konflik jelas sekali siapa yang bertanggung jawab, dalam arti kata musuh bisa diidentifikasi. Sedangkan kasus penembakan polisi yang terjadi belum lama ini masih gelap siapa musuh yang sebenarnya. Jadi cukup pas kalau kita sebut sebagai Petrus (Penembak Misterius).

Kalau melihat bahwa korban adalah para polisi yang tentunya sudah cukup terlatih, para pelaku tentunya juga “bukan orang biasa”. Analisa secara intelijen ada dua kemungkinan siapa pelaku penembakan ini. Kemungkinan pertama orang “luar biasa” ini berasal dari kelompok  yang cukup terlatih urusan strategi teror, sehingga mungkin sekali merupakan bagian dari kelompok jaringan terorisme. Jika bukti-bukti cukup kuat mengarah ke situ, aparat kepolisian yang tentunya sudah mengantongi daftar jaringan terorisme ini bisa mudah dan segera bertindak cepat untuk meringkusnya.

Kemungkinan kedua jika melihat bahwa pelaku cukup terlatih dan aparat kepolisian belum menemukan titik terang tentang pelaku sampai saat ini, bisa jadi kasus-kasus penembakan ini merupakan bagian dari suatu misi rahasia intelijen. Kalau melihat dari banyak cerita film spionase, kita bisa lihat bahwa antara satu agen rahasia dengan agen rahasia yang lain tidak saling kenal, bahkan bisa jadi tidak kenal dengan siapa “pemberi komando” atas misi yang mereka emban. Dan sangat mungkin ada “special agent” di antara agen-agen rahasia dengan misi yang ada di dalamnya. Jika analisa ini kita kembangkan lebih jauh, tidak menutup kemungkinan “pemberi komando” adalah orang yang memegang peranan cukup tinggi dalam politik dan pemerintahan. Jadi kasus-kasus penembakan yang terjadi merupakan sebuah scenario yang dijalankan untuk memuluskan misi dari sang “pemberi komando” atau bertujuan membuat isu untuk mengaburkan kasus yang terkait dengan sang “pemberi komando” atau bahkan lebih jauh lagi stabilitas negara. Kalau hal ini yang terjadi, sudah bisa dipastikan aparat kepolisian akan sangat sulit untuk bisa membongkarnya. Bisa jadi tahu tapi tidak punya “kuasa” untuk akses lebih jauh, sehingga salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memunculkan “kambing hitam” sebagai finalisasi dari misi setelah misi dari sang “pemberi komando” selesai, mission accomplished. Korban dari aparat kepolisian merupakan collateral damage dari misi rahasia yang sudah di-scenario. Turut berduka dan prihatin terhadap korban dan keluarga yang ditinggalkan.

Analisa kedua dari sudut pandang psikologis. Dibandingkan dengan TNI yang sama-sam terlatih dengan urusan hankam, Polisi mempunyai hubungan psikologis yang lebih dengan masyarakat. Aparat kepolisian dalam tugasnya akan bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti misalnya Polisi lalu lintas. Jadi apa kaitannya dengan kasus penembakan ini?

Citra Polisi bisa kita katakan “paling jelek” di mata masyarakat dengan berbagai pengalaman yang terjadi di lapangan. Oknum Polisi yang dengan terang-terangan bertindak sebagai “preman berseragam” dalam menegakkan disiplin berlalu lintas seringkali kita jumpai. Uang damai atas pelanggaran yang disengaja maupun karena “dijebak” oleh sang oknum Polisi sudah menjadi hal wajar di masyarakat umum. Kasus-kasus ini lah yang membekas secara psikologis di mata masyarakat umum.

Kalau jaman dahulu kita kenal istilah Petrus sebagai tukang jagal misterius terhadap para preman yang meresahkan masyarakat, bisa jadi para pelaku penembakan polisi ini kita merupakan Petrus masa kini. Korban sama-sama merupakan “preman” di mata masyarakat, yang kemudian dijadikan ajang balas dendam dari orang-orang yang pernah “terluka” oleh ulah oknum Polisi. Dan bisa jadi korbannya adalah para Polisi yang tidak bersalah dan hanya terbawa sebagai korban karena citra korps mereka. Sekali lagi turut berduka dan prihatin terhadap korban dan keluarga yang ditinggalkan.

Dengan munculnya “preman berseragam” yang menjadi momok bagi masyarakat, bisa jadi muncul “Robin Hood” sebagai tokoh pembela rakyat yang menggunakan cara-cara sendiri untuk memberikan shock therapy terhadap oknum aparat agar membenahi korps mereka dan benar-benar menjalankan fungsi yang sebenarnya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.

Mari kita tunggu hasil investigasi dari aparat kepolisian untuk memecahkan kasus ini. Semoga segera menemukan titik terang dan tuntas sampai akarnya. Analisa di atas tidak ada tendensi apa pun, hanya sebuah imajinasi dari seseorang yang sedang mengalami kontroversi hati untuk menggali sebuah konspirasi demi statusisasi kemakmuran agar tidak labil ekonomi. *nyengir

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Stop Hujat Ahmad Dhani dan Dul..!

Monday, September 9, 2013

1378744916408496053
Pengendara di bawah umur (source: agungsevi.wordpress.com)
Kasus kecelakaan yang melibatkan Si Dul, anak bungsu Ahmad Dhani menjadi perbincangan dan sorotan di media massa. Kasus ini menjadi begitu heboh karena melibatkan anak seorang musisi beken tanah air disamping akibatnya yang cukup fatal karena cukup banyak menelan korban jiwa dan kebetulan sekali Dul yang mengendarai mobil masih belum cukup umur. Berbagai komentar yang hampir sebagian besar bernada negatif ditujukan untuk sang ayah yaitu Ahmad Dhani.

Terus terang saya kurang setuju dengan sikap orang-orang yang cenderung menghakimi dan menghujat Ahmad Dhani dalam kasus ini. Bukan karena saya cukup menyukai lagu-lagu hasil karya ayah si Dul ini, tapi menurut saya yang lebih penting adalah bagaimana menyikapi secara positif kasus ini.

Ada dua hal yang bisa kita lakukan sebagai pengamat dan komentator. Pertama adalah coba memberikan solusi buat ayah anak ini untuk menyelesaikan kasus ini dengan lancar. Minimal berempati terhadap kejadian ini, keluarga korban termasuk Dul dan keluarga yang mengalami musibah. Meskipun fakta di lapangan menunjukkan berbagai pelanggaran, mulai dari penegemudi yang masih di bawah umur, batas kecepatan mengemudi bahkan berita terakhir mengenai modifikasi mobil Grand Max yang membawa penumpang lebih dari standard, kasus ini merupakan sebuah musibah yang tidak bisa diprediksi dan merupakan kehendak Ilahi dan pasti ada makna dibalik kejadian ini.

Hujatan terhadap Ahmad Dhani sebagai orang tua yang tidak bertanggung jawab tidak memberikan sumbang saran positif untuk musibah yang menimpanya dan hanya akan menambah beban buat yang sedang ditimpa musibah. Meski seringkali bersikap arogan, musisi satu ini tentunya masih punya sedikit rasa tanggung jawab buat keluarga, terbukti dia selama ini mengasuh ketiga anaknya setelah berpisah dengan Maia. Jadi tinggal kita lihat sejauh mana tanggung jawabnya terhadap korban dan keluarganya.

Hal kedua yang bisa kita lakukan adalah dengan mengambil hikmah dan pelajaran dari kasus ini untuk diri kita pribadi. Bukan baru pertama kali kasus tabrakan yang memakan korban jiwa karena kelalaian pengemudi apalagi terkait dengan orang terkenal atau selebrity. Hampir setiap hari kita bisa jumpai fenomena yang tidak jauh beda di lapangan bahkan lebih membahayakan. Banyak anak di bawah umur mengendarai mobil atau motor tanpa mempedulikan berbagai macam standard berkendara. Jangankan anak di bawah umur, orang dewasa pun banyak sekali yang bahkan dengan sadar melakukan pelanggaran berlalu lintas. Kita harus ingat dan sadar bahwa kasus yang menimpa Dul bisa juga menimpa siapa saja. Yang bisa kita lakukan adalah dengan berusaha memperbaiki diri termasuk keluarga serta anak-anak kita untuk meminimalisir kejadian serupa terulang.

Mengenai kasus hukum yang menuai berbagai komentar apriori tentang keadilan dan kinerja aparat kepolisian dan penegak hukum juga merupakan catatan tersendiri. Saya kebetulan orang awam yang cukup buta urusan ranah hukum dan kawan-kawannya. Tapi satu hal yang menurut saya perlu kita sadari dan perbaiki bersama yaitu coba untuk taat dan ikuti aturan berlalu lintas di jalan raya. Komentar negatif bahwa uang bakalan bisa memutar balikkan fakta juga tidak sepenuhnya benar. Kita percayakan penyidikan oleh pihak yang berkompeten untuk urusan ini. Hujatan sinis apriori bahwa kasus ini akan diselesaikan dengan uang sungguh merupakan sebuah cibiran semata yang tidak berarti jika kita masih seringkali melihat atau bahkan melakukan sendiri berbagai pelanggaran di jalan raya dan berdamai dengan oknum petugas di jalan.

Jadi mari kita stop menghujat yang tidak berguna. Perbaiki diri dengan mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang menimpa orang di sekitar kita sebagai pelajaran agar tidak berulang kepada yang lainnya.

Keep safety riding and safety driving..!

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Cinta Bersemi Ketika Ospek Terlewati

Trauma dengan Ospek?

Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) seringkali menjadi momen traumatis bagi yang mengalaminya, bisa trauma fisik maupun mental. Begitu juga bagi saya, momen Ospek pada jaman dahulu kala sungguh meninggalkan efek traumatis (takut mengulangi karena sudah tuwa ^_^). Saya coba sedikit bagi cerita serunya melewati masa-masa Ospek sambil bernostalgia tentunya :)
13786636091106573096
Cinta Bersemi (source: kataindah-ramadhan.blogspot.com)
Diterima di kampus biru pada jurusan pencetak tukang listrik merupakan mimpi yang menjadi kenyataan saat itu. Awal masa penerimaan mahasiswa baru seperti biasa diawali dengan kegiatan Penataran P4 yang terasa ngantuk dan membosankan serta Ospek…yang seru..! Diawali dengan prosesi pembotakan kepala maksimal panjang rambut 2 cm yang membuat seorang pemuda culun tambah culun sampai berniat membelah cermin di kamar kost :D. Berbagai tugas aneh-aneh yang diberikan senior membuat pusing tujuh keliling. Belum lagi jadwal yang padat dan pagi-pagi buta sudah harus siap di kampus.

Tugas-tugas yang banyak dan kadang tidak masuk akal untuk dilakukan seringkali merupakan hal yang membuat ketakutan para peserta Ospek. Ketakutan terhadap hukuman kakak senior karena tidak membawa tugas yang diberikan membuat persiapan hari pertama akhirnya bisa terselesaikan meski sampai larut malam. Apa yang terjadi pada pagi harinya? Ya, karena semua tugas beres tidak mendapat hukuman apa-apa dari kakak senior, langsung masuk barisan, tenang, sesekali tertawa geli melihat teman-teman yang kena hukuman. Tapi lama-lama ternyata bosan dan kantuk menyerang, maklum baru tidur larut malam. Alhasil Ospek hari pertama kurang berkesan, datar dan monoton mengikuti setiap aktivitas dari pagi sampai sore menjelang.

Akhirnya hari kedua coba rubah strategi, sengaja tidak mengerjakan dan membawa tugas-tugas yang aneh dari senior. Tidur bisa pulas tanpa terganggu aktivitas teman-teman kost yang sibuk dengan berbagai tugas buat besok pagi. Alhasil besok paginya kakak senior hanya bisa geleng-geleng kepala, langsung ditarik ke barisan khusus “para pengacau”. Hukuman demi hukuman terlewati, bentakan dan teriakan terlampaui. Baru terasa serunya Ospek ^_^.

Berlari berputar keliling kampus sambil membawa tulisan “SAYA PEMALAS” diiringi mulut yang harus dengan lantang meneriakkan isi tulisan ketika berpapasan dengan teman sesama peserta maupun kakak senior. Beradu argumen ketika disuruh melakukan permintaan aneh dari kakak senior juga merupakan salah satu hal yang seru. Berbagai intimidasi sengaja dilakukan oleh kakak senior untuk menekan mental kita. Modal muka tembok dan sesekali berhasil memutar balikkan fakta dengan argumen asal ternyata membuahkan hasil, kakak senior putus asa dan capek memberikan hukuman :)

Masa Ospek ini bisa disikapi dengan berbagai cara. Saya sendiri sangat merasakan manfaat dari Ospek ini benar-benar untuk melatih mental menghadapi masa perkuliahan yang lumayan berubah drastis dari masa SMA. Saat di bangku kuliah, mahasiswa dituntut untuk mandiri, jam kuliah yang tidak full day yang sama sekali berbeda dengan masa SMA. Tidak ada lagi guru kelas yang akan mengarahkan setiap murid ketika proses belajar mengajar, yang ada adalah mahasiwa yang harus lebih pro aktif mengikuti setiap mata kuliah.

Satu lagi yang menjadi manfaat dari aktivitas ini, yaitu saling mengakrabkan antar peserta dan juga kakak-kakak senior. Perasaan senasib sepenanggungan, sama-sama berjibaku mengerjakan tugas membuat kedekatan hubungan dengan teman seangkatan. Rasa kebersamaan akan tumbuh dengan sendirinya dari aktivitas yang dijalani bersama dari pagi sampai sore menjelang.

Jadi, kenapa harus trauma dengan Ospek? Enjoy aja lagi. Nikmati setiap aktivitas dengan positif dan lihat hasil positifnya kemudian.

Ohh..iya…ada yang terlewat, mana tulisan tentang cinta berseminya ya..?
Pesan dari saya, buat peserta Ospek harus sadar diri bahwa Ospek ini sama sekali bukan ajang yang pas untuk tebar pesona. Coba bayangkan mau tebar pesona gimana kalau kita lagi dalam kostum yang aneh dengan tampang culun begitu? Nilai jual pasti langsung drop, diskon 50% juga belum tentu ada yang neglirik :D

Tapi berlaku hal yang sebaliknya, masa Ospek ini bisa dijadikan ajang cuci mata kakak senior. Dengan dalih macam-macam hukuman, pedekate akan mudah dilakukan. Selanjutnya tinggal terapkan berbagai trik untuk melanjutkan hubungan selepas masa Ospek.

Trus, bagaimana dengan kisah cinta bersemi saat Ospek yang saya lewati? Siapakah dia? Yup..dia adalah kakak senior yang waktu Ospek jadi team P3K.

Bagaimana kisahnya sepertinya memalukan untuk saya ceritakan. Bisa dibayangkan kan ketika seorang pemuda culun dalam kostum peserta Ospek dengan berbagai trik menarik perhatian seorang Kakak Senior cantik yang sekarang ternyata menjadi pendamping hidupnya? Jodoh memang tak lari kemana ya..?:)


*terinspirasi dari seseorang yang menjadi team P3K Ospek Humaniora
**saat ini menjadi team P3K buat duo krucil di rumah ^_^

Salam Gowes,
It's All About Bicycle

Lebih Baik Negatif Thinking Daripada Positif Hamil

Wednesday, September 4, 2013

13783109961535659305
Positif ? (source: health.liputan6.com)
Strip merah 2…positif.. Alhamdulillah… uppss…. wah.. duh…

Berbagai reaksi muncul ketika melihat hasil test pack. Memang tanda awal kehamilan seoranng wanita sekarang dengan sangat mudah dan instan bisa kita dapat tanpa perlu check ke dokter kandungan sekalipun. ketika periode haid mengalami perubahan, metode check ini cukup ampuh untuk deteksi awal tanda pembuahan sel telur.

Reaksi gembira tentunya adalah hal pertama yang muncul dari seorang yang telah menyandang gelar seorang istri. Tapi tentunya akan menjadi sebaliknya buat seorang wanita dengan status “single“, “in relationship” atau bahkan “complicated” ;-). Reaksi lebih lagi bisa jadi dari seorang Ibu ketika mendapat kabar strip 2 merah dari putrinya yang masih unyu-unyu :D

Pergaulan bebas dan rasa ingin tahu yang besar dari seorang remaja yang menginjak dewasa menambah potensi untuk menjumpai strip 2 yang tidak diharapkan. Pengetahuan yang minim tentang pendidikan seks dan reproduksi ditambah kurangnya perhatian orang tua bisa menjadi pemicu yang potensial. Informasi sepotong-sepotong yang begitu mudah didapatkan di dunia maya maupun obrolan dengan teman sebaya yang dilanjut dengan eksperimen, bisa jadi membuahkan sensasi untuk membuktikan lebih jauh hasil trial and error yang dilakukan. Pada gilirannya, strip merah 2 menjadi hasil akhir dari prosesi trial dan menjadi bahan diskusi dan evaluasi bersama keluarga yang sangat mungkin sekali menjadi pemicu “paksa” bersatunya dua keluarga sehingga mendapat gelar MBA.

Jika ada alat test instan begitu mudah didapatkan, tentunya alat pendukung aktivitastrial tadi juga akan dengan amat mudah kita jumpai. Karet pengaman merupakan alat kontrasepsi yang paling lazim dan gampang kita temui mulai dari apotik, toko obat sampai mini market pun menjual bebas dan terpampang di etalase depan yang cukup mencolok. Seringkali dan biasa kita bisa jumpai anak-anak remaja laki-laki maupun perempuan sudah tidak canggung lagi untuk memasukkan barang tersebut ke dalam keranjang belanjanya. Variasi model dengan berbagai citarasa yang ditawarkan menambah rasa penasaran untuk mencobanya.

Memang bukan tanpa alasan jika para orang tua perlu untuk lebih perhatian, buka mata buka telinga lebar-lebar ketika anak gadisnya beranjak remaja. Negatif thinkingterhadap perilaku anak gadis kita mungkin akan lebih baik daripada menjumpai sang buah hati positif hamil di luar nikah. Negatif thinking di sini dalam artian kita sebagai orang tua tidak bisa tenang dan percaya begitu saja dengan perilaku santun dan lembut anak gadis kita di rumah. Coba sesekali cek aktivitasnya di luar, terlebih aktivitas yang melibatkan teman sebaya dengan jenis kelamin yang berbeda. Seringkali kita mendengar cerita seorang ibu yang mendapati anak gadisnya poisitif hamil di luar nikah, padahal dalam kesehariannya sang anak terlihat sebagai “anak baik-baik”. Justru anak yang terlihat baik-baik saja punya potensi lebih besar untuk “tidak tahu” tentang efek dan resiko dari trial error yang dilakukan.

Ketika beranjak remaja, anak-anak akan cenderung menjauhkan diri secara privacy dari keluarga dekatnya, baik orang tua, saudara kandung atau pun saudara di sekitar rumah. Hal ini sangat wajar karena memang usia remaja merupakan saat-saat seseorang mencari jati diri, berusaha membuktikan kemandiriannya. Fase ini merupakan masa yang cukup kritis dan perlu menjadi perhatian bagi orang tua. Orang tua harus tanggap dengan situasi ini dan mengarahkan rasa ingin tahu mereka tanpa merasa dikekang atau pun diawasi. Bekal pendidikan agama dan moral bisa jadi benteng yang cukup ampuh untuk membangun perisai diri dari dalam sang anak. Sikap terbuka dan menempatkan diri sebagai “teman” bagi sang anak juga akan membuat sang anak untuk merasa nyaman dan  lebih bebas mengungkapkan rasa ingin tahunya ke orang tua.

Untuk bisa lebih “masuk” ke dalam “dunia” anak-anak kita, coba kita bayangkan ketika kita seusia mereka. Ingat-ingat lagi pola pikir kita di saat itu tapi tidak bisa kita samakan persis kondisinya dengan sekarang, perlu tambahan sedikit imajinasi kondisi lingkungan di saat ini. Kalau jaman dahulu wanita umumnya nikah di usia muda, di bawah 20 tahun dan bahkan belum tahu harus berbuat “apa” di malam pertamanya karena memang lugu dan masih minim informasi, wanita jaman sekarang sudah umum menikah di usia matang, di atas 25 tahun, tapi sudah fasih dengan berbagai macam teknik yang akan dipraktekkan saat malam pertama dan malam-malam selanjutnya :-)

Jadi tidak ada salahnya jika kita sebagai orang tua sekarang ini sedikit negatif thinking terhadap anak gadis kita daripada nanti kebingungan tujuh keliling ketika akhirnya positif hamil. ^_^

*terinspirasi dari seseorang yang memberi kabar gembira strip merah 2 hari ini…Alhamdulillah :)

Salam Gowes,

It's All About Bicycle
 
Back to Top