Bicycle4you ~ It's All About Bicycle | Members area : Register | Sign in

Jalanku Bukan Untukmu, Berbagi Bukan Saling Serobot

Sunday, May 13, 2012




13369133981161377131
Pedagang kaki lima di jalur sepeda (Doc: HUM)

Gowes minggu ini "terpaksa" diwarnai dengan aksi "pembubaran" pedagang kaki lima di pinggir jalan. Setelah blusukan masuk perkampungan sekitar, rute pendek kali ini dilanjutkan menyusuri bike road di kompleks perumahan menuju pulang kembali ke titik nol. Seperti terlihat di atas, gambar diambil pada rute bike zonedi area depan sebuah kampus di titik 2 km sebelum masuk rumah. Sempat ambil gambar kemudian berhenti sejenak ngobrol melakukan mediasi dengan para pedagang dengan hasil  mereka bergeser posisi sekian derajat dari titik awal tidak mengambil jalur sepeda.

Di perumahan tempat kami tinggal memang sudah disediakan jalur khusus untuk goweser di pinggir jalan utama. Hal ini tentunya merupakan bentuk apresiasi pengembang terhadap para goweser yang mulai cukup banyak terlihat eksistensinya. Mulai dari sekedar olahraga bareng keluarga maupun aktivitas bike to work di pagi maupun petang ketika pulang kerja. Pembuatan jalur khusus sepeda ini sangat bermanfaat tentunya bagi para pengguna kereta angin tersebut. Tapi yang sedikit disayangkan adalah di beberapa titik, hak pengguna sepeda telah "diserobot" dengan aktivitas yang lain, salah satunya seperti gambar di atas. 

Satu titik lain tepatnya di depan sebuah supermarket "raksasa", goweser juga harus menjumpai bike roadyang diambil sebagai tempat mangkal ojeg menanti penumpang sehabis belanja. Yang sering dijumpai juga adalah pengguna kendaraan bermotor yang "mengambil hak" goweser dengan melewati jalur sepeda tersebut, bahkan seringkali yang terjadi adalah dengan melawan arus. Beberapa kali sengaja saya adu banteng tunggangan dengan biker yang melawan arus dan meyerobot jalur sepeda. Sengaja pitstop dengan posisi melintang dan mengingatkan pengguna kendaraan bermotor tadi untuk menggunakan jalur yang semestinya. Hasilnya adalah senyum kecut dari bikers yang saya "hadang" tadi. Jadi sebenarnya mereka sadar bahwa tindakan yang dilakukan tadi tidak benar. 
13369134892079284904
Pangkalan ojeg di jalur sepeda (Doc: HUM)

Budaya saling serobot ini sudah biasa dan jamak di negeri ini. Mungkin budaya kekeluargaan dan saling berbagi di negeri yang terkenal ramah tamah penduduknya ini sedikit terpeleset disalahartikan menjadi saling mengambil hak orang lain. Lihat saja banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang trotoar yang sebenarnya merupakan hak bagi para pejalan kaki. Parkir liar dengan mengambil sebagian badan jalan juga dengan mudah bisa kita temui di jalanan ibukota. Peran pemerintah dengan regulasi dalam berlalu lintas memang menjadi salah satu kunci untuk pengaturan pembagian "hak" ini. Di sisi lain, tugas kita sebagai warga negara yang mempunyai hak terhadap penggunaan jalan-jalan tadi sesuai fungsinya juga mempunyai peranan untuk pelaksanaan regulasi tadi. Dengan menggunakan jalur jalan sebagaimana fungsinya dan juga saling mengingatkan sesama pengguna yang lain untuk menghormati hak pengguna yang semestinya.

Kesadaran akan hak orang lain kadang sedikit terlupakan dengan dalih "sudah biasa" atau "terpaksa" dan kadang kala kita harus siap untuk memberikan theraphy dalam rangka menyadarkan orang lain. Aksi lawan arus atau menyerobot jalur sepeda tadi kebanyakan dilakukan oleh tukang ojeg, yang boleh dibilang mungkin lebih susah untuk disadarkan dibanding pengguna yang punya tingkat intelektual di atas mereka. Beberapa tukang ojeg yang pernah saya "hadang" tetap melanjutkan kendaraannya melawan arah meski senyum kecut dan tidak jarang malah mengumpat kesal. Sedikit lain dengan pengguna non ojeg yang tersenyum kecut dan "terpaksa" balik arah sesuai anjuran goweser yang menghadangnya *:senyum.

Memang dibutuhkan pendekatan yang berbeda untuk beragam tipikal pengguna jalan dan tingkat pemahaman serta kesadarannya. Kadang ironis juga ketika mendengar atau membaca berita pejabat dengan mobil dinasnya menyebot ke jalur busway. Semestinya dengan tingkat intelektualitas mereka, kesadaran akan hak pemakai jalan yang sebenarnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Artinya memang beliau dengan sadar dan sengaja melakukannya, entah dengan pertimbangan apa.

Jika setiap pengguna jalan sadar akan haknya dan hak orang lain, tentunya akan tercipta sebuah budaya yang tertib dan teratur di negeri ini. Fungsi  kontrol dengan punishment yang dilakukan aparat kepolisian lalu lintas mejadi faktor yang penting untuk membangun budaya ini. Kita sebagai salah satu pengguna jalan juga memegang peran yang tidak kalah pentingnya. Taat terhadap aturan yang diberlakukan dan saling mengingatkan merupakan kunci terciptanya iklim saling menghormati hak pengguna yang lain. Saya melakukan hal kecil dengan cara seperti di atas, bagaimana dengan Anda?

Salam Gowes,
It's All About Bicycle




Bersepeda Meningkatkan Gairah Seks Anda (?)

Saturday, May 12, 2012



Sebagai penikmat bersepeda, saya menikmati kegiatan bersepeda ini sebagai sarana silaturahmi sekaligus media mencari keringat dan tentunya jalan-jalan ke tempat-tempat yang tidak jarang bisa terjangkau dengan kendaraan bermotor, seperti gang sempit maupun jalanan antah berantah *:senyum.

Kenapa bisa jadi media untuk ajang silaturahmi? Yup..dalam aktivitas bersepeda kita bisa lakukan secara individu maupun berkelompok dengan sesama goweser. Nah, judul di atas ini seringkali menjadi topik hangat di komunitas penggila sepeda di lingkungan saya yang menyebut dirinya CBC. Yup..saya sebut penggila karena sudah melewati fase penikmat seperti saya *:senyum. Bersepeda berangkat habis subuh pulang selepas maghrib ke tempat antah berantah tanpa sinyal kehidupan dengan perut keroncongan yang terpaksa diganjal dengan dedaunan sepanjang jalan merupakan salah satu dari sekian banyak kisah perjalanannya. Atau gowes malam hari (NR) sampai jam 1 malam hanya sekedar menikmati nasi uduk semur jengkol yang fenomenal di salah satu sudut kampung bisa jadi agenda mendadak yang disambut antusiasmember-nya.
13368383121229592727
NR Pit Stop dulu, menikmati semur jengkol (Doc: HUM)
Salah satu yang menjadi jargon yang selalu digaungkan oleh team member di milist maupun group jejaring sosial adalah khasiat dari bersepeda tadi. Salah satu testimoni yang cukup meyakinkan (meski bisa jadi hoax:D) kerap kali dilontarkan bahwa semenjak senang bersepeda tambah disayang istrinya *:senyum, bahkan telah terjadi peningkatan performa di atas ranjang sebesar 700% (7 kali ngangkat ranjang kalee..*:nyengir). Nah, bicara mengenai hubungan bersepeda dengan gairah hubungan suami istri ini coba saya bahas dari dua pendekatan.

Kesehatan dan Kebugaran Tubuh
Dari sisi kesehatan, bersepeda merupakan salah satu olahraga yang membutuhkan energi yang cukup banyak untuk dikeluarkan. Kekuatan otot terutama kaki menjadi salah satu area yang teruji endurannce-nya ketika sedang bersepeda, selain juga diperlukan pengaturan napas biar tidak jadi Senin Kamis, kembang kempis kehabisan oksigen *:senyum. Dengan bersepeda yang teratur dan tidak berlebihan maka akan terjaga kebugaran tubuh kita dan tentunya stamina akan selalu prima.

Bagi saya yang masih belum bisa pindah kuadran berkecimpung dengan pekerjaan yang menanti ketika mentari mulai tersenyum malu keluar dari peraduannya sampai dengan bulan muncul  memperlihatkan pipinya yang merah merona, susah sekali untuk bisa meluangkan waktu berolahraga. Nah, untuk menjawab kebutuhan akan stamina yang prima meski diforsir dengan rutinitas pekerjaan, bersepeda merupakan salah satu pilihan yang cukup reasonable. Bersepeda setiap week end maupun bike to work (B2W) merupakan rutinitas yang fun dan mengasyikkan, sekaligus menjadi media mandi keringat untuk menjaga stamina dan meningkatkan performa di atas ranjang *:senyum.

Kalau dilihat dari kacamata ini, bersepeda maupun olahraga yang lain memang menjadi faktor yang mendukung peningkatan performa ranjang suami istri, tentunya dalam konteks yang tidak dilakukan secara berlebihan, hasil olahraga ini akan membuat tubuh segar dan tidak mudah loyo. Jadi kalau Anda ingin performa meningkat 700% dan bukan hoax, silahkan coba bersepeda atau olahraga yang lain untuk melatih fisik dan menjaga stamina tetap prima.

Faktor Psikologis
Sebagai penikmat bersepeda apalagi yang sudah masuk level penggila atau maniak, spirit bersepeda ini akan memberikan dampak positif terhadap apapun yang menjadi obsesinya. Dengan keyakinan penuh bahwa olahraga ini mampu meningkatkan performa 700% tadi, secara tidak langung akan memberikan sugesti ke alam bawah sadar kita, sehingga alam bawah perut akan sadar diri mengikuti keinginan si empunya*:nyengir.

Faktor psikologis ini merupakan salah satu penentu terhadap aktivitas fisik yang dikendalikan oleh otak kita. Dalam dunia medis kita mengenal adanya eksperimen yang melibatkan beberapa orang sebagai kelinci percobaan. Eksperimen dilakukan dengan memberikan kapsul obat kuat ke sebagian orang dan kapsul kosong (placebo) kepada sebagian yang lain tanpa mereka tahu isinya. Hasilnya ternyata pemakai placebotadi mengatakan mengalami peningkatan performa ranjangnya, padahal sebenarnya kapsul yang dia makan tidak mengandung obat kuat tadi. Jadi secara psikologis, mereka tersugesti merasa sudah dibekali "senjata ampuh" sehingga meningkatkan percaya dirinya.

Untuk urusan ranjang memang ada berbagai macam media yang sering kita dengar untuk meningkatkan performa dan tahan lama, mulai dari pengobatan tradisional seperti pijat urut Mak Erot yang sangat fenomenal sampai berbagai obat mulai dari pil biru sampai pil unyu-unyu *:nyengir. Ada seorang teman yang pernah coba konsumsi salah satu obat-obatan penambah stamina tadi. Efeknya memang luar biasa, sang tugu monas tetap tegak berdiri tidak menunduk sekalipun lewat atasan yang sangat dihormati*:senyum. Cuma ternyata ada efek lainnya adalah "kelamaan" sehingga jadi frustasi apalagi melihat pasangan sampai sudah tertidur pulas kecapekan *:nyengir.

Jadi sebenarnya, untuk Anda yang normal, dalam artian tidak menderita suatu penyakit yang berdampak pada penurunan fungsi seksual, cukup dengan berolahraga teratur akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas "olahraga malam" Anda dan salah satu bentuk olahraga yang menjadi pilihan saya adalah bersepeda...

So, gowes yukkk...dan rasakan manfaatnya. Tapi jangan lupa siap-siap beli earplug buat tetangga Anda, jangan sampai bunyi ranjang yang setara gempa 6.9 skala richter membuat orang sekampung terbangun*:nyengir lagi.

Salam Gowes,

It's All About Bicycle



May Day: Jalanan Lancar Jaya Bebas Macet

Tuesday, May 1, 2012


Pagi hari ini suasana begitu cerahnya. Rutinitas pagi seperti biasa berangkat kerja menyusuri jalanan menuju tempat mencari beberapa lembar dan receh untuk bisa makan iwak peyek sego jagung, sisanya buat beli Nissan Juke *:amin
1335848523313674102
Pagi yang cerah (Doc: FA)
Pagi ini merupakan peringatan hari buruh sedunia yang disebut orang dengan istilah May Day. Cikarang sebagai kota industri dengan ribuan buruh yang menggantungkan periuk nasinya di pabrik seputaran kawasan industri tentunya ikut menggeliat untuk seremonial ini. Berbagai persiapan dari para buruh dan aparat sudah terlihat sejak H-1 dan pagi hari tadi.

Suasana hari kerja pagi ini lain dari biasanya. Biasanya pagi hari berangkat kerja selalu diwarnai kemacetan panjang yang membuat orang-orang yang berangkat kerja sedikit frustasi. “Pamer paha” yang membuat orang jadi “pamer penis” menjadi sarapan sehari-hari. Uppsss…jangan ngeres dulu yah..”pamer paha”…padat merayap tanpa harapan yang bikin orang “pamer penis”…padat merayap jadi pengen nangis *:nyengir

Yup…suasana tadi tidak saya jumpai pagi ini. Perjalanan yang biasa ditempuh 45 menit sampai 1 jam, pagi ini bisa ditempuh hanya dengan 10 menit. Mengutip celoteh seorang warga yang begitu bahagianya dengan suasana pagi yang cerah dengan senyum merekah di bibir merah berikut,

” Pagi ini dari Cikbar ke tol cuma sktr 10 menit.. Endah beneerrr…” - bunga sepasang

Wuiihh…sebuah ekspresi curahan hati yang selama ini terbelenggu, begitu puasnya menikmati kebahagiaan suasana peruh bunga pagi ini *:senyum

Mungkin kontras sekali dengan kondisi di ibukota sana yang diwarnai oleh berbagai berita tentang kemacetan yang lebih parah dari biasanya yang sudah parah *waduh…parah dobel… bisa sekarat donk :nyengir.  Jadi titik point kemacetan sebenarnya bersumber dari kawasan industri di sekitaran Jakarta, yang biasa saya bilang daerah Jakarta corek *:senyum.

Kalau melihat fakta ini, kita sebenarnya bisa analogikan hal yang sama untuk masalah-masalah yang terjadi di ibukota. Kemacetan di ibukota sebenarnya berasal dari orang-orang yang berbondong-bondong datang ke ibukota saat pagi mentari mulai tersenyum dan sore hari saat rembulan mengintip dari balik peraduannya. Kalau melihat lebih luas lagi, kita bisa bilang bahwa konsentrasi penduduk di wilayah tanah air yang tidak merata merupakan pemicu masalah ini. Lebih jauh lagi kita bisa artikan tidak meratanya pengembangan pembangunan wilayah di tanah air kita. Mestinya para orang pinter di negeri ini bisa melihat hal ini dan merumuskan sebuah solusi yang tepat bagi negeri ini.

Analogi lain untuk masalah banjir Jakarta. Dari analogi itu bisa kita lihat bahwa point of problem terjadi di Jakarta, sedangkan point of cause kira-kira sumbernya dari mana? Bogor kota hujan? :D. Analogi ini memang tidak serta merta kita bisa cocokkan secara harfiah seperti analogi di atas. Konsentrasi pemerataan pembangunan itu merupakan campur tangan manusia yang menentukan setting-nya. Sedangkan curah hujan itu merupakan kuasa alam dan hak prerogatif dari Tuhan. Yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi potensi tadi dengan melihat dimana sumber point of cause kemudian membuat aktivitas antisipatif pada area point of problem. Jadi untuk urusan banjir, kuncinya ada di ibukota sendiri termasuk orang-orang di dalamnya.

So..nyok kite bareng-bareng benahin ibukote kite ni…mau orang betawi asli atau pendatang, punya andil yang same untuk bisa benahin ibukote kite yee…


*hhmm…endahnya hari ini…nikmatnya menghirup udara pagi ini, meski dipenuhi sisa-sisa polusi dari industri dan politisi…*:nyengir

Salam  Gowes,

It's All About Bicycle
 
Back to Top