Bicycle4you ~ It's All About Bicycle | Members area : Register | Sign in

Bike to Work : (Mati Gaya) Pertamax Tanpa Subsidi

Saturday, March 24, 2012


Senin pagi suasana begitu cerah. Udara segar terasa sejuk masuk ke rongga paru-paru. Bak seorang atlet profesional, lengkap dengan helm dan kostum warna-warni, tidak ketinggalan kacamata berwarna kemilau layaknya kaca film mobil, Paijo dengan santai mengayuh pedal sepeda gunungnya. Logo emblem ‘bike to work’ menggelantung berayun di bawah sadel sepedanya.



Start your engine...(Doc : Pribadi)
Ya..sudah seminggu terkahir ini Paijo rutin pulang pergi kerja dengan sepeda barunya. Ini berawal dari kejadian seminggu yang lalu.


“Bune, konco-konco kantor itu punya rencana mbikin club sepeda lho..! nama club-nya apik tenan lho..’BTW Coy..!’, artine Bike to Work Community. Bener-bener keren…top..apik tenan to, Bune..?” Paijo membuka intro percakapan dengan istri tercintanya yang dari tadi terlihat manyun, mikirin harga sembako yang kian membumbung tinggi.

“Trus maksudnya apa to, Pakne…? Mau pengen beli sepeda baru gitu, piye..?” sambil bersungut tambah dua centimeter bibirnya.
“Lha mbok pake’ sepedane Thole sing BMX itu kan yo bisa to..?” istrinya nambahin.
“Walah Bune, yo gak keren…apa kata dunia..ehh…konco-konco nanti, kepala bagian logistic kok beli sepeda aja gak bisa.”
“Lagian ini kan sebagai program penghematan juga, Bune. Kalo’ tiap hari pulang pergi kerja naik sepeda kan bisa irit. BBM buat mobil kita kan bisa berkurang, denger to kalo’ bulan ngarep mau naik lagi tu hargane? trus satu lagi nilai tambah yang tidak kalah penting, sambil olahraga, badan sehat dan mengurangi polusi udara. Bune tau efek rumah kaca..? global warming..?” Paijo memperkuat argumennya demi mendapatkan kucuran dana pembelian sepeda barunya.

“Yo wis karepmu, Pakne. Global warming opo Gombal amoh nggak mudeng, yang penting berarti uang belanja bisa nambah, Thole dapat uang saku lebih banyak buat nabung,to..?” Istrinya yang tontonan tiap harinya cuma sinetron  dan gossip selebrity menimpali omongan Paijo.

“Kalau dihitung-hitung, jarak rumah dan kantor tempat kerja hampir 10 km. Konsumsi rata-rata BBM 1 liter tiap 10 km, artinya pulang pergi 2 liter. Harga bensin subsidi 6 ribu (kalo’ jadi naik), lha wong harga minyak dunia kan naik jadi ikut naik…turun..ikut turun..(lha kok senengnya cumin ikut-ikutan ya.?) Kalo’ harga dunia naik trus kita bisa bertahan…itu baru keputusan yang top markotop..tak iye..:)
 Jadi dengan naik sepeda kan lebih irit 12 ribu, lumayan buat tambahan uang saku Thole.” Batin Paijo mencoba membuat kalkulasi, dia kan kerjaanya bagian pengadaan barang, biasa itung-itungan buat nawar harga.

Rupanya Paijo sedikit membuat kesalahan kecil dengan melupakan side effect dari bersepeda. Karena tidak terbiasa bersepeda, alhasil keringat bercucuran, capek dan lapar. Sampai tempat kerja harus menyempatkan diri mengunjungi kantin, sarapan lagi. Kebiasaan Paijo mentraktir teman-temannya menambah bengkak budget hariannya. Alhasil minimal 20 ribu dia keluarkan. “Yang penting olahraga, badan sehat” Paijo masih mencoba buat rasionalisasi.

Pagi itu seperti biasa sehabis mampir sarapan di kantin, anggota BTW Coy lagi ngumpul.

“OK, hari sabtu nanti BTW Coy jadi ‘Jungle Tracking’, segera buat poster yang besar, pasti banyak anggota baru yang tertarik.” Waskito, ketua umum BTW Coy ,mengakhiri meeting singkat di kantin.


@@@@@@

 Minggu pagi, istri Paijo dengan bibir nambah 2 centi ngomel melihat suaminya masih meringkuk di ranjang. Yang diomelin cuman bisa meringis menahan pegal-pegal diseluruh badan. Ini hasil dari ‘Jungle Tracking’ kemarin. Seluruh badan Paijo terasa remuk redam. Track yang diambil memang tidak cocok bagi pemula seperti Paijo. Jalan naik turun terjal menanjak dengan jarak tidak kurang 40 km membuat anggota baru BTW Coy ini tumbang. Gengsi dan rasa malu dengan anggota yang lain membuat Paijo masih bisa sampai garis finish.

“Bune, aku tak keluar dulu sebentar ya, mau pijat, badan pegal semua.” Paijo pamitan ke istrinya sambil manasin mesin mobil yang usianya hampir 10 tahun tapi masih cukup kinclong terawat, hasil jerih payahnya bekerja.

Memang sebenarnya Paijo itu tipe orang yang rajin, ulet dan cukup jujur walaupun kadang dibodohin teman-temannya. Sebetulnya banyak tawaran dari supplier untuk sekedar mengganti mobil tuanya dengan mobil keluaran terbaru asal tender mereka gol, maklum Paijo kan cukup berpengaruh sebagai kepala bagian logistic. Tapi entah kenapa Paijo selalu menolaknya.

Paijo menepikan mobilnya di depan bangunan dua lantai yang cukup bagus. Di depan terpampang box neon warna biru ‘Java Dunia – Shiatsu & Sauna’. Dua resepsionis cantik menyambut Paijo dengan senyum ramahnya.

“Selamat pagi, Pak. Silahkan mau yang paket Lux atau VIP..?” mbak resepsionis senyum sumringah.
“Apa aja deh Mbak, yang penting pegel ilang.”
“Wah, nggak usah khawatir Pak, therapist di sini professional semua, dijamin deh, Pak.” si mbak yang satu menimpali.

Suasana ruangan cukup membuat Paijo relaks. Ranjang cukup empuk dengan cetakan lubang buat kepala menelungkup. Dua lembar handuk putih tebal tertata rapi di tepi ranjang. Kamar mandi dengan bath up dan shower berada di sudut kamar. AC dingin dan music yang mengalun ringan membuat suasana ruangan dengan lampu temaram itu sedikit menghilangkan pegal di badan Paijo.

“Thok..thok..!!” Paijo bergegas membuka pintu. Seorang gadis yang cukup cantik berdiri di depan pintu. Kaos hitam ketat membungkus badannya, rok mini yang juga berwarna hitam tidak sanggup menutupi pahanya yang cukup mulus. Rambut terurai sebahu dengan lesung pipit menambah cerah senyum yang merekah dari sepasang bibir merah muda dengan sebaris gigi kecil-kecil putih bersih di depan Paijo.

“Boleh masuk, Pak? Saya therapist-nya.” Kata gadis tadi sambil mengangkat baki kecil berisi cream dan lotion, melihat Paijo yang tertegun di depan pintu dengan mulut sedikit menganga.

Paijo jadi mati gaya sesaat, dia buka baju dan langsung menelungkup di ranjang. Siap dipijat.
“Dibuka semua saja pakaiannya, Pak. Nanti kotor kena cream gimana?”
“Tapi…Mbak..”
“Nggak papa, Pak. Kenapa harus malu, kan cuman ada kita berdua di sini” si gadis membuat Paijo sekali lagi mati gaya.
 

@@@@@@

 “Pakne, kenapa musti manggil Mbah Siyem dukun pijat bayi kampung sebelah segala sih..! bukannya barusan habis pijat..?” istri Paijo dengan bibir 2 setengah centi-nya nyerocos.

“Walah Bune, pijatnya nggak jadi. Ban mobil tadi malah kempes, tambah pegel nih badan ganti ban serep.” Paijo buat alasan ke istrinya. “Waduh, kalo’ tau kejadian tadi bisa perang teluk nih di rumah. Badan pegal nggak hilang, lemes mah iya..” batin Paijo mengingat kejadian di Java Dunia tadi.

“Den Paijo memang habis nyangkul tegalan kulon ndeso apa, kok nggak biasanya pegel-pegel minta pijet..?” tanya Mbah Siyem sambil memainkan jemarinya yang mulai keriput di betis Paijo.
“Kok nyangkul to, Mbah? Kan ada si Parjo. Ini tuh critane kemarin kan habis sepeda santai sama konco-konco kantor, Mbah.” Paijo sewot dikira habis nyangkul tegalan.
“Lha wong sepeda santai kok malah pegel-pegel to, Den Paijo. Kudune kan jadi sehat, ya to.?”
 “Ya begitu, Mbah. Kepengennya olahraga biar sehat lha kok ya konco-konco itu milih jalur sepeda-an jauh…naik turun...arep copot rasane dengkule, Mbah..!” Paijo malah jadi curhat ke Mbah Siyem.
“Kalo’ naik sepeda jangan sering-sering lho, Den Paijo.”
“Lho, emang kenapa Mbah..?”
“Bisa turun berok nanti, Den.., lha kan Den Paijo dah ada mobil, enak..nggak perlu tenaga.” Kata Mbah Siyem sambil sedikit termenung. Perlahan ingatan pada suaminya terlintas di benak Mbah Siyem. Kondisi  yang serba susah memaksa dia harus bekerja serabutan demi menghidupi keluarga. Dia masih ingat, dulu tiap hari suaminya harus pulang pergi kerja naik sepeda. Bukan seperti alasan Paijo untuk berolahraga, tapi memang itu satu-satunya sarana transportasi yang bisa mengantarkannya sampai ke pasar tempat dia jadi buruh panggul tanpa megeluarkan biaya selain tetesan keringat. Jarak pasar kota cukup jauh membuat suami Mbah Siyem sering mengeluh sakit bagian bawah perut. Demi menghidupi keluarga semua keluhan tidak dirasakan, tangisan lapar anak-anaknya yang berjumlah empat orang seakan jadi obat paling mujarab penghilang rasa nyerinya.



Mbah Siyem mengakhiri pijatannya dengan pelan, takut membangunkan Paijo yang rupanya terlelap keenakan oleh pijitan Mbah Siyem, mungkin juga sedang mimpi dipijat gadis Java Dunia.
 

@@@@@@

 “Pak Paijo, kalo’ kali ini beneran sepeda santai, jadi musti ikut. Saya catat di daftar peserta ya, Pak?” Waskito menyambut Paijo saat sarapan pagi di kantin. Hari minggu besok ada acara ulang tahun kabupaten. Akan diadakan parade sepeda santai dan pertunjukan kesenian serta bazaar di pendopo kabupaten. Pak Bupati sendiri yang akan memimpin rombongan sepeda santai.

Paijo tertawa lebar sambil melepas kacamatanya yang berkilau saat sampai di garis finish. “Nah, ini baru namanya sepeda santai, tidak bikin badan pegal.”



@@@@@@

Suara music dangdut mengalun dari panggung di depan pendopo kabupaten. Spanduk besar terpampang di atasnya “Bike to Work : StopGlobal Warming”. Berbagai slogan lain bertebaran di sekeliling panggung, “Save Our Planet”, “Let’s Go Green”, “Irit BBM” dan bahkan issunya grup band “Efek rumah kaca” bakal manggung di situ.

Di lapangan belakang pendopo digelar bazaar dengan tenda-tenda yang bertebaran di sekeliling lapangan. Suasanya begitu meriah. Sebuah stand tampak dipenuhi pengunjung. Sebuah distributor resmi merek sepeda terkenal rupanya ikut ambil bagian pada acara kali ini. Berbagai macam jenis sepeda dipajang di situ. Dengan iming-iming harga murah dan diskon untuk 100 orang pertama, bahkan dapat hadiah langsung, membuat pengunjung berjubel. Seorang pejabat kabupaten terlihat  sedang mencoba mengangkat sepeda yang baru dibelinya. Sepeda yang katanya kuat tapi seringan kapas karena terbuat dari material super alloy itu ditebusnya seharga 25 juta. Katanya buat anaknya ke sekolah daripada tiap hari harus tergantung si Dalimin, tetangganya yang tukang ojek, untuk nganterin. Diiringi decak kagum orang sekelilingnya dia minta anaknya mencoba sepeda barunya. Dengan malu-malu si anak berbisik ke telinga ayahnya, “Pa, aku kan belum bisa naik sepeda. Besok aja minta diajarin Mas Dalimin.”

Orang-orang tiba-tiba ramai berlarian dan saling berebutan. Ternyata di salah satu stand sedang ada pembagian biscuit dan makanan kecil gratis. Situasi bener-bener kacau. Saling berebut, saling dorong, saling lempar, anak-anak kecil menjerit keinjak-injak. Suatu pemandangan yang sering kita lihat di televisi saat pembagian sembako gratis. Salah satu sifat dasar manusia yang serakah terlihat di sana. Bagaimana dengan segala cara berusaha mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara menjegal, mendorong atau pun menginjak temannya. Sungguh liar…

Sementara di panggung tampak semakin panas juga, sesuai dengan tema Global Warming. Bukan hanya karena memang sudah semakin siang sehingga panas matahari mulai membakar, tapi aksi panggung sang biduanita lah yang menambah panas. Sepertinya si penyanyi tahu persis bagaimana cara mengaktualisasikan diri untuk meresapi makna Global Warming. Itu dibuktikan dengan pemlihan kostum yang serba mini, membuat industry tekstil mengurangi pasokan bahan baku pembuatan pakaian, hemat.

Paijo berdiri tertegun di samping sepedanya, melihat sekelilingnya yang tiba-tiba terasa semakin panas. Sayup-sayup terdengar sang biduanita berteriak nyaring ke penonton “Goyang terus, Mas…Tambah Bensinnya Mas…Pertamax....Stop Global Warming…!!”

 

It's All About Bicycle


Lagi…Pejabat Ngamuk.. Bongkar Lapak PKL


Long week end kali ini tentu saja tidak boleh disia-siakan dengan berdiam diri di rumah sahaja. Pagi-pagi siap dengan kostum ala atlet sepeda mau ikutan tour de Langkawi..hehhe.. Gowes kali ini dengan target muter seputaran lingkungan sahaja. Maklum hari Jum’at, tidak boleh keasyikan trus lupa deh jalan pulang..hihi…

Mentari perlahan mulai muncul malu-malu dengan semburat merah merona pipinya..bak seorang perawan malu-malu ketauan bangun kesiangan..(jauh amat yak..hihihi..). Perlahan meyusuri jalanan yang setiap harinya selalu ramai dengan kemacetan. Orang-orang yang sibuk berangkat kerja melewati jalan yang sama dengan kanan kiri dipadati pedagang kaki lima (PKL) yang menyita hampir separo badan jalan. Sampai sekarang sebenernya masih kepikiran..kenapa sih disebut pedagang kaki lima ya..?? Di lihat tampak depan, tampak samping maupun belakang..mana ya kakinya..?? heran deh..:D


Gowes meyusuri PKL (Doc : CBC)
 
Tapi pagi ini suasana sedikit berbeda, kemacetan yang biasanya sudah jadi langganan setia..bahkan boleh ngutang dulu bayar besok..(loh..kok jadi ngmongin warteg sih…hihhi..), maksudnya pagi ini jalanan relatif sepi..lancar jaya. Lho..kenapa ya.?? Ooo..iya ya.. (dg gaya si TemonJ) kan hari ini libur..pantesan ndak macet..hehe..


Ketika sedang asyik muter pedal dengan gaya bak nyiur di pantai yang tertiup angin sepoi-sepoi..(sepeda santai apa lemes blm sarapan ya..? J ), tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara sirine yang meraung-raung. Sedikit kaget akhirnya pitstop, nengok ke belakang apa gerangan suara tadi ya..? terlihat di belakang sebuah mobil besar mirip Hummer dengan roda besar, sekilas bahkan mirip dengan dandanan panser.
Tidak lama kemudian terdengar suara dari mobil tersebut melalui pengeras suara.
“Sodara-sodara sekalian..Bapak Ibu pedagang yang berjualan di kanan kiri jalan ini.. dimohon untuk segera membereskan dagangannya. Cara berjualan Bapak Ibu sekalian ini illegal..mengganggu kepentingan pemakai jalan. Peringatan ini kita lakukan dengan perhitungan mundur satu menit dari sekarang…segera laksanakan…60..59..58…”

Sedikit shock mendengar suara lengkingan pengeras suara dari mobil tadi. Awalnya para pedagang cuma saling berpandangan, kasak kusuk antar mereka. Tapi..begitu hitungan mundur terus terdengar dan perlahan-lahan truk raksasa bak panser tadi bergerak ke depan, mulai riuh rendah para pedagang sibuk membereskan barang dagangannya.
“..10..9..8…..….5…4...”
Terdengar suara hitung mundur hampir habis. Masih dalam posisi diam di tempat, masih blank pikiran menyaksikan kejadian yang begitu cepat. Hitungan mundur sudah habis di angka 1. Perlahan tapi pasti truk raksasa bergerak maju. Orang-orang mulai berteriak-teriak saling sibuk berlarian. Lapak pertama di ujung semakin dekat dengan roda besar truk raksasa. Tanpa ragu-ragu..roda besarnya langsung menghaajar…menggilas..membuat porak poranda lapak para pedagang tersebut. Orang-orang makin panic dan tambah berteriak-teriak mengingatkan pedagang yang ada di sisi ujung jalan. Barang-barang yang tidak sempat dibereskan para pedagang..habis porak poranda tanpa terselamatkan. Suasana benar-benar chaos saat itu. Dalam sekejap…luluh lantak semua lapak non permanen para PKL yang berjualan di sepanjang jalan tersebut. Sungguh cepat semua terjadi, bahkan tidak sempat terabadikan oleh kamera saking shock-nya dengan kejadian tersebut.

Setelah puas membuat porak poranda sepanjang jalan, truk raksasa tadi berhenti di ujung jalan. Orang-orang pada berlarian dengan sedikit beringas, tidak terima denga tindakan trsebut. Wah..wah..nekat bener itu orang ya..?? kalo’ dilihat itu bukan dari aparat kepolisian atau minimal Satpol PP yang biasa menertibkan para PKL. Dengan sedikit tegang dan rasa ingin tahu yang besar…dan dengan sedikit mengabaikan keselamatan karena kondisi kian memanas, sepeda dipacu mendekati truk raksasa itu.

Perlahan pintu truk terbuka..dan turun lah seorang Bapak dan Ibu dari atas dengan sedikit kesulitan karena roda yang besar dengan diameter lebih tinggi dari orang dewasa. Massa yang terlihat beringas merangsek ke depan, apalagi melihat kedua orang tersebut sama sekali tanpa pengawalan aparat. Terlihat kedua orang tersebut tenang..tidak panic sama sekali. Tangan kanan sang Bapak menyerahkan microphone buat Ibu di sampingnya dan terdengar suara dari megaphone yang di pegang si Bapak.
“Sodara-sodaraku sekalian..harap tenang..dan dengarkan. Kami adalah pemimpin baru kalian yang telah kalian pilih dan percaya untuk memimpin daerah ini. Dan inilah aksi nyata pertama kami untuk mewujudkan janji-janji kami saat masa kampanye dulu”
Bagaikan terhipnotis, orang-orang seketika terdiam. Dan mulai terdengar kasak kusuk beberapa orang dari belakang.
“Iya..benar..itu adalah si Eneng dan wakilnya..kepala daerah terpilih pemilukada kemarin..”
Wah..wah…semakin bingung ni melihat kejadian aneh ini…tindakan ekstrim kedua orang pejabat ini mengingatkan pada kasus mengamuknya Pak Dahlan Iskan.

Tidak berapa lama kemudian, si Bapak naik lagi ke dalam truk dan keluar dengan membawa sebuah tas. Di buka tas tersebut dan dia keluarkan beberapa berkas. Ibu-ibu yang tadi disebut sebagai Eneng kemudian bersuara lagi.
“Teman-temanku pedagang sekalian, perintah untuk mengosongkan lapak-lapak Bapak Ibu sebenarnya sudah dikeluarkan beberapa waktu yang lalu, dan kami telah mendata semua pedagang yang berjualan di sepanjang jalan ini. Tapi sampai detik ini, peringatan tersebut tidak Bapak Ibu indahkan, sehingga dengan terpaksa kami berdua turun tangan untuk membereskan ini.”
Para pedagang tampak mulai riuh rendah saling berkomentar. Ada yang membenarkan adanya surat peringatan terssebut..ada juga yang berteriak tidak terima dengan perlakuan kedua pemimpin daerah tersebut. Si Eneng kemudian melanjutkan bicaranya dengan lebih lantang.
“Relokasi baru yang legal dan layak buat Bapak Ibu sudah disiapkan. Silahkan berbaris teratur untuk verivikasi data. Semua kerugian yang timbul akibat kejadian ini akan kami ganti 100%.”
Masih terbengong-bengong di atas sadel sepeda menyaksikan kejadian ini. Dengan berbaris teratur para pedagang bergantian untuk di data dan mendapat kompensasi ganti rugi yang telah dalam tas yang dibawa si Bapak tadi.


@@@@@@@@


“Mas…mau tambah bubur ayamnya..??” tiba-tiba ada suara yang mengagetkan saia yang terbuai dalam lamunan sambil megang mangkok yang sudah ludes…hehehe…

Tetttt…totttt…..yak..cerita di atas hanyalah fiktif belaka..hasil melamun (jorok) menikmati semangkok bubur ayam di pinggir jalan…hihihiihi…Kembali ke dunia nyata…para pedagang masih asyik dengan dagangannya melayani para pembeli. Balik lagi jadi ingat dua tokoh yang sedang dibicarakan di media belakangan ini, yaitu sosok Dahlan Iskan da Joko Wi. Pak Dahlan Iskan yang mengamuk di jalan tol dan mendapatkan berbagai respon dari berbagai kalangan membahas sepak terjangnya tersebut. Di sisi lain ada Joko Wi yang disebut-sebut berhasil merelokasi para PKL dengan sukarela setelah melalui 57 kali mediasi.



Pak DI ngamuk di tol  (pic: Google)
Bisa dilihat crita si Eneng di atas sedikit ekstrim menggabungkan action yang dilakukan oleh kedua pejabat  kita tersebut. Memang kalo’ dilihat dari sudut pandang positif, kedua pejabat ini melakukan suatu tindakan perubahan yang terlihat bertolak belakang. Dahlan Iskan dengan gaya sporadis..langsung take action terhadap penyimpangan yang terjadi sedangkan Joko Wi melakukan pendekatan lain untuk melakukan perubahan tersebut.


Dari kacamata psikologis, manusia butuh yang namanya shock therapy untuk keluar dari “kebiasaan” yang sudah dianggap “normal”. Dari kacamata teori fisika ilmiah, tentunya temen-temen masih ingat tentang Hukum Newton pas jaman eSeMA dulu kan..?  Hukum Newton I berbunyi demikian :
Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keadaan tetap bergerak beraturan.” 
Hukum ini intinya menerangkan bahwa setiap benda cenderung akan mempertahankan keadaannya (baik itu keadaan diam atau bergerak) kalau ada tindakan kepadanya dengan mendadak, tetapi kalau tindakan yang mempengaruhinya perlahan-lahan, maka si benda tadi akan terpengaruh.

Jadi yang namanya kebiasaan itu akan menjadi sebuah “budaya” yang akan perlahan-lahan melekat. Apa jadinya coba kalo’ hal negative yang mempengaruhi secara perlahan tapi pasti, sudah dianggap hal yang biasa, wajar, normal. Butuh sebuah gerakan “mendadak” untuk bisa mengingatkan kita yang salah arah. Contoh simple ketika kita bergerak mengendarai mobil,  kalau Kita naik mobil dengan cepat lalu di rem mendadak, maka Kita akan terdorong ke depan.

Demikian juga ketika terjadi kondisi yang statis, tindakan “mendadak” tidak akan menghasilkan efek buat kondisi tersebut. Pernah coba eksperimen dengan meletakkan selembar kertas di atas meja dan sebuah gelas di atas kertas tadi. Lalu coba tarik kertas dengan cepat,.. ajaib…. Si gelas tak jatuh ketarik, goyang pun tidak. Bagaimana kalo’ kertas tad ditarik perlahan..yup..si gelas akan ikut bergerak mengikuti kertas.


Gimana..?? Bingung dengan ilustrasi di atas yak..?? sama donk…hehhehe… Pointnya adalah bahwa butuh tindakan yang tepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Jadi kalo’ kita jadi seorang jagoan dan melawan banyak musuh ya jangan hanya pakai satu jurus…terapkan jurus-jurus yang berbeda untuk musuh yang beda juga..kalo’ jurusnya Cuma itu-itu doank lama-lama musuhnya bisa komen…”ahh..jurus itu lagi ya..dah basi ahh..” hihihi…

Ok deh…cukup sekian yak..lanjut makan bubur lagi…mumpung belum basi…hehe…

Salam Gowes,
  
It's All About Bicycle


Badday Pasti Berlalu

Wednesday, March 21, 2012

Kali ini lagi pengen gaya sok britis ni pakai bahasanya orang bule gitu..hehehe...
Sodara-sodara sebangsa dan setanah air tentunya tidak asing lagi dengan judul di atas kan..? Aslinya sih mestinya “Badai Pasti Berlalu”. Badai Pasti Berlalu adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2007. Film ini adalah film daur ulang dari karya Teguh Karya pada tahun 1977 yang diangkat dari novel berjudul sama karangan Marga T, Badai Pasti Berlalu.  Ternyata cerita novel jadul amat yah..jaman sapi masih makan rumput..hehehe... Lah emang dari dulu juga sapi makanannya rumput, emang ada makanan laen yang lebih seger dari rumput tetangga..?? upss...

Ehh..jangan salah, jaman sekarang seiring perkembangan teknologi, sapi juga bisa dialihfungsikan untuk membantu daur ulang sampah lho... Liat ni buktinya..sapi-sapi ini demen banget makan plastik campur limbah domestik laennya.

Sapi makan plastik di Cibatu, Lippo Cikarang 
Waduhh...lha kok malah jadi ngomongin hewan kaki empat sih..mending minum larutan penyegar cap kaki gadjah....segerr...hehehe...

Ok deh, balik lagi ke judul di atas. Kenapa mesti pakai gaya britis segala sih..?? Jawabannya sih seperti biasanya..”tentu ada benang merahnya” hehe..

Sebenernya sih emang beneran mau ngomongin tentang badai ni. Akhir-akhir ini cuaca emang kurang bersahabat. Efeknya bikin my body is not delicious, jadi terpaksa absen gowes minggu ini (alesan.com). Angin kenceng diiringi hujan deres jadi rutinitas harian terutama sore atau malam dini hari. Di samping hawa menjadi dingin (pengennya narik selimut mulu..:D), suara angin yang menderu-deru kadang membuat was-was. Apalagi efek yang dihasilkan dari hujan dan angin ribut tersebut, pohon-pohon pada bertumbangan, sangat berbahaya tentunya.

Di negeri tetangga sono dikenal nama badai yang cukup sexy, apa coba..? Tentunya sudah nggak asing lagi kan dengan nama Badai Katrina..? Namanya sih bayangannya kayak nama cewek sexy gitu kan..? Tapi coba lihat efek yang ditimbulkan oleh si sexy ini.

"Badai Katrina atau dikenal juga sebagai Topan Katrina atau Hurikan Katrina adalah sebuah siklon tropis besar yang melanda wilayah tenggara Amerika Serikat pada 24–31 Agustus 2005 dan menyebabkan kerusakan yang besar. Lebih dari 200.000 km² (seukuran Britania Raya) wilayah tenggara AS terpengaruh badai ini, termasuk Louisiana, Mississippi, Alabama, Florida, dan Georgia.  Kerusakan yang diakibatkannya—hingga kini terhitung dapat mencapai US$200 miliar—diperkirakan menjadikannya badai Atlantik termahal dalam sejarah AS. Hurikan ini menyebabkan mati listrik yang memengaruhi sekitar 1 juta jiwa di Louisiana, Mississippi and Alabama, dan banjir besar di wilayah New Orleans. Hingga 3 September, diperkirakan setidaknya 1289 orang telah meninggal dunia; 1029 orang secara langsung dan 260 lainnya secara tidak langsung. Jumlah ini diyakini akan terus meningkat."  (http://id.wikipedia.org/wiki/Badai_Katrina)

Badai Katrina
Nah..tu kan..sedemikian DAHSYAT-nya efek si sexy ini ya..?? Cuman kalo’ di Bekasi, tetep masih kalah sexy sama NERO tentunya...(lah..kok nyambung ke sono..hihi..)

Yah..mudah-mudahan sih, hujan yang sering disertai angin kencang yang melanda seputaran Cikarang akhir-akhir ini tetep aman terkendali. Bahkan membawa berkah buat kita semua tentunya. Badai Pasti Berlalu. Amin.

So..selesei deh cerita tentang "Badday Pasti Berlalu". Kan sudah ditutup dengan doa...terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya...hahahha..uppss..


Ok deh, lanjut lagi ni critanya. Benang kan belum keliatan ni warna merahnya. Sepertinya si benang pakai double protection, anti bocor dan anti tembus juga pakai wing jadi aman, nyaman deh beraktifitas seharian meski sedang datang harinya..(jauh banget melencengnya yak..hihiihi..)

Sekarang serius ni. Benang merah yang mau ditarik adalah bener mengenai badai. Badai dalam arti harfiah sudah dijabarkan seperti di atas. Nah, kalo’ dalam bahasa lebay-nya apa sih makna “Badai Pasti Berlalu” itu..?
Arti kiasan ini seringkali menggambarkan problema kehidupan yang dihadapi  oleh kita. Lalu..kenapa judulnya mesti jadi sok britis gitu..”Badday Pasti Berlalu”..? Nah..ini juga biar cocok dengan artinya juga..Badday..Bad Day. Menurut terjemahan asal dari mbah Gugel adalah “Hari Buruk”.  Dapet kan benang merahnya..??hehhe..

Seringkali kita dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan, kalau nggak mau disebut “siyal” :D. Tentunya pernah merasakan kondisi ketika kita mengalami kejadian buruk yang beruntun dalam satu hari. Seperti kejadian runtutan cerita berikut ini.

Pagi bangun kesiangan, buru-buru musti masuk kerja pagi jadi nggak sempet sarapan. Langsung injak pedal gas ngacir ke kantor...ehh..di tengah jalan kecebak macet...bete deh.. Lolos dari macet...ban bocor kena paku. Ambil dongkrak, pasang ganjal body mobil...krakk..si dongkrak ternyata dah karatan... haduhh..terpaksa nyetop mobil orang dengan susah payah untuk minjem dongkrak. Mobil berhasil di dongkrak, lepas ban, ambil ban serep, pasang, lepas dongkrak....jessss...ternyata ban serep tidak ada anginnya juga...wahhh...klop dah penderitaan hari ini...bener-bener “Bad Day”.

Dengan berbagai usaha ekstra akhirnya berhasil juga bawa mobil sampai tempat kerja, tentunya dengan waktu yang sangat..sangat terlambat. Omelan si Boss sudah menyambut dengan sukacita. Tumpukan file di atas meja kerja jadi terlihat bagai sampah menggunung yang bikin mual. Telpon berdering dari klien yang marah-marah karena sudah nungguin lama untuk janji meeting. Wuiiihhh...pokoknya komplit dah...tambah mual kalo’ dilanjutin lagi penderitaan sampai sore hari berikutnya...hehe..

Ilustrasi dongkrak sahaja :)
Cerita di atas cuman fiktif belaka, tidak pernah terjadi kenyataannya, hanya hasil gombal sang goweser ini sahaja..hehhehe... Tapi point yang kita bisa ambil kira-kira kenapa sih kok bisa jadi cerita yang bikin siyal berantai itu sehingga cocok kalo’ dikasih istilah “Bad Day”..?? Sebenernya kalo’ kita lihat lebih dalam dari rangkaian cerita tadi, kesiyalan yang beruntun sehingga hari itu jadi “Bad Day” tentunya bukan tanpa alasan. Ada akibat tentu ada sebabnya bukan..?

Coba kalo’ kita flash back cerita di atas. Gimana kalo’ si tokoh cerita bangun lebih pagi, bisa prepare segala sesuatu sebelum berangkat kerja. Check tekanan angin ban, dongkrak, termasuk ban serep. Tentunya rentetan kesiyalan yang terangkai dengan mulus di atas niscaya tidak akan terjadi. Meskipun tentunya kalo’ Allah berkehendak, kita juga tidak akan bisa berbuat apa-apa, tapi tentunya kita kan harus tawakal, berusaha semaksimal mungkin sebelum berserah kepada yang Maha Kuasa. Memang kelihatan klise..tapi memang itu lah kenyataannya.

Prinsipnya kita jangan terpengaruh terhadap kondisi lingkungan sekitar, bahkan sebisa mungkin “aura” positif kita lah yang coba untuk bisa merubah lingkungan kita menjadi lebih positif. Seperti prinsip “let it flow” biarkanlah mengalir..atau kalo’ untuk angin bisa diartikan bebas biarkanlah angin berhembus. Tapi yang yang kita pastikan adalah prinsip “ngeli tanpo keli”..apa coba maksudnya.? Itu filosofi jawa yang berarti “ikutlah arus tapi jangan sampai hanyut”. Filosofi ini cukup dalam maknanya. Yang perlu kita lakukan sebenernya adalah mencari cara bagaimana agar kita tidak hanyut. Atau kalo’ dengan istilah angin “ikutlah kemana angin berhembus”. Kalo’ angin berhembus sepoi-sepoi tentunya nyaman dan membuat kita terbuai. Coba kalo’ yang berhembus si sexy Katrina, nyap-nyapan mah iya..hehhe..

So..gimana ya kira-kira biar tidak hanyut atau terbawa terbang si sexy Katrina..? Satu point kuncinya adalah kita butuh “petunjuk arah”. Hal ini bisa kita artikan secara harfiah maupun dengan filosofi tinggi. Secara filosofi tentunya manusia butuh pegangan hidup dan arah yang jelas dari tujuan hidupnya. Bekal nilai-nilai agama menjadi satu pondasi yang penting dalam hal ini. Setiap kali kita mengalami masalah dah tidak tau arah mau kemana, yakinlah bahwa Allah menyertai kita. Mintalah pentunjuk kepada-Nya untuk arah yang benar. Klise sekali yah..??memang begitulah adanya.

Trus kalo’ dijabarkan secara harfiah kira-kira gimana ya..?? Tentunya persis seperti kata-kata harfiahnya “petunjuk arah”. Jadi kita musti tahu posisi kita berada di mana..? mana kutub utara mana kutub selatan, jangan sampai kita yang jadi beruang kutubnya..hihihi... Maksudnya gini, sesuai dengan ilmu fisika yang kita pelajari pas AbeGe dulu bahwa angin merupakan udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan. Nah, dalam hal keselamatan, kita harus tahu ke arah mana angin berhembus, sehingga kita bisa lebih mengantisipasi untuk menghindari efek dari sang angin. Bahkan nenek moyang kita yang seorang pelaut, dari jaman dahulu kala sudah memanfaatkan potensi dari arah angin berhembus ini untuk berlayar mencari ikan di lautan luas sana.

Ok kan..?? Sudah dapat kan benang merah dari badai kali ini..?? Biar lebih afdol, karena ini cerita seorang goweser, mestinya kita coba tarik si merah juga ke arah sepeda ya, masa’ dari tadi nggak ada crita gowesnya sama sekali sih..?

Tetep..pasti ada hubungannya donk antara Badai, Bad Day dan Gowes..(maksa.com).  Seorang goweser sejati selalu memulai kayuhannya dari  titik nol. Coba kita simak kata-kata berikut..(dari Cycle of Life)

 “ Hidup ibarat mengayuh di atas sepeda, selalu bergerak dinamis mulai dari titik nol. Dimulai dengan kayuhan pertama dan terus menerus mengayuh tanpa henti, hingga mencapai tempat tujuan yang telah ditargetkan”. 

Tepat sekali, harus punya target tujuan yang jelas.

“Tuhan bersama orang yang berusaha bukan bersama mereka yang penuh galau keraguan. Keraguan adalah pantang bagi para pesepeda sejati. Tuhan memberikan kekuatan pada siapapun yang meyakininya dalam menempuh beragam perjalanan kita terus menguatkan diri untuk terus menguatkan kayuhan dalam kelelahan.”


Sipp..goweser sejati percaya bahwa Tuhan selalu bersama kita.

Massimo Percossi / EPA
Seorang pria mencoba menerjang lebatnya hujan salju dengan menggunakan sepeda di Roma, Italia. Pejabat negara setempat melaporan bahwa hawa dingin yang parah telah menewaskan lebih dari 100 orang di seluruh semenanjung Eropa, dimana suhu di beberapa daerah telah menurun sangat drastis.
Sumber: MSNBC
Nah, untuk mendukung arah dan tujuan dari target goweser tadi, teknologi saat ini sangat mengerti dan mendukung akan kebutuhan ini. GPS bisa dimanfaatkan sebagai media penunjuk arah, tracking rute yang sudah dan mungkin akan dilewati oleh goweser lainnya. Mengikuti perkembangan jaman dan memanfaatkan teknologi secara positif merupakan bagian dari ilmu “ngeli tanpo keli”. Coba apa jadinya kalo’ kita nggak ngikutin jaman yang cepat sekali mengalami perubahan..kalo’ gak dibilang gaptek ya nggak gahooll.....kalah deh sama alay yang lebay...cobain deh tracking pakai si ondel-ondel... hehhehe...




So..selalu ingatlah bahwa.. “there is no bad day, because everyday is a happy day”....cheeerrsss...^_^

Salam Gowes,

It's All About Bicycle

Gowes Pemilukadal

Saturday, March 17, 2012

Sepertinya ada yang salah dengan judulnya ya...apakah salah ketik..?? Ohh..tidakk...:)
Judul tulisan ini memang benar seperti tertulis... Gowes..jelas berarti bersepeda onthel mengandalkan kekuatan kaki terutama dengkul untuk mengayuh pedal. Jadi modal dengkul donk..?? Ohh..tentu tidakk...!! tetep perlu modal sepeda kan ya..hehehe...

Nah, kalo pemilu tentunya sodara-sodara sebangsa dan setanah air sudah tidak asing lagi donk ya.. pemilihan umum, yang kalo’ saia ingat jaman ikutan lomba cerdas cermat P4 dulu pas eSDe ada istilah “luber jurdil”..Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil. Hmm...benarkah demikian..??

Oo..iya..trus kalo’ pemilu sudah tahu, gimana dengan judul di atas ya..?? Mestinya yang pas kan Pemilukada..Pemilihan Umum Kepala Daerah..bukan begitu kawan..?? Lah..kok jadinya Pemilukadal..?? Sebenarnya cukup mudah untuk menebak apa kepanjangannya... Pemilu..jelas..Pemilihan Umum, kadal..ya jelas juga…Kadal..binatang melata itu lho..anak kecil juga tau...hehehe...

Lah..kok jadi Kadal..? Gimana ceritanya tuh..?
Masih ingat istilah yang dilontarkan salah seorang pejabat tentang “Cicak & Buaya”..? Nah..itu kan tingkat pusat, kalo’ tingkat daerah cukuplah kita sebut “Kadal” :) 
Cuman sebenarnya kasihan juga ya binatang-binatang tadi..si Buaya, Kadal atau Bunglon. Yang terakhir ini malah paling jarang dipakai sebagai perumpamaan, padahal mestinya Bunglon bisa mewakili sifat yang berubah-ubah, plin plan..oportunis, kalo’ dari sisi negatif, padahal ini merupakan mekanisme self defense, tentunya sesuai kemampuan mimikri sang binatang yang bisa berubah warna menyesuaikan lingkungan sebagai fungsi perlindungan diri terhadap musuh.

Kalo’ “Buaya” sering dikonotasikan untuk laki-laki..sehingga seolah-olah nggak ada buaya berjenis kelamin betina, soalnya laki-laki kan buaya..hehe.. Padahal kalo’ laki-laki buaya..tentunya perempuan jadi “lobang buaya” donk...hihihi...

Lah..kok malah ngomongin buaya yak...trus mana donk cerita kadalnya..?? maksudnya pemilukadal..sesuai judul di atas..? 
Dari ilustrasi “Cicak & Buaya” serta kadal di atas tentunya sudah dapat benang merahnya kan.? Kalo’ belum dapat juga ntar mampir sebentar ke warung sebelah buat beli pilox merah...benang warna apapun semprot...merah dah...beres...hehhe..

Oke deh...cerita diawali pagi hari yang cerah di hari Sabtu, tepatnya tanggal 11 Maret 2012. Hari yang dinanti-nanti oleh para tim sukses dan “kadal” yang mau berlaga di perhelatan akbar hari ini. Pagi itu sudah siap dengan kostum gowes yellow mellow, duduk di teras menikmati sarapan segelas sereal. 
Lah..kok malah gowes..?? bukannya siap-siap nyoblos..?? Nah..itu dia, sampai hari “H” belum muncul juga surat undangan untuk nyoblos calon penganten..upps..maksudnya calon “kadal” tadi..jadi ya berencana muter keliling sebagai golongan kuning (kan pakek kostum kuning.:) memantau jalannya coblosan.

Tepat sebelum tegukan terakhir habis...tiba-tiba..mak bedunduk..di pintu gerbang muncul tetangga yang jadi pengurus eRTe. Datang dengan senyuman khas-nya membawa berkas di tangannya. Ternyata..ehh..ternyata...nganterin undangan buat nyoblos. Wahh...serangan fajar yang sedikit kesiangan nih...dalam hati berpikir dengan sedikit bunga-bunga bermekaran di kepala..hihihi... 

Seringkali denger istilah “serangan fajar” ketika ada perhelatan semacam ini entah itu tingkat lurah atau yang lebih tinggi lagi, cuman seumur-umur belum pernah membuktikan sendiri (kecuali serangan fajar di bilik mesra..uppss..itu mah lain yah..hehhe..:)
Akhirnya ngobrol sana sini sama pak tetangga. Ditunggu-tunggu kok ndak ada pesan sponsor sama sekali yah. Sampai akhirnya beliaunya pamit minta undur diri tetep juga tidak ada pesan & kesan yang ditinggal. Akhirnya kita buka berkasnya..dan...jrengg....terpampanglah gambar berikut ini..

Surat Undangan

Yah...penonton kecewa sodara-sodara. Yang tertampil hanyalah berkas undangan beserta kartu pemilih..itu sahaja..tidak kurang tidak lebih. Padahal pengen banget bisa jadi saksi mata “serangan fajar” tadi...sepertinya serangan fajar batal..berhubung 1 maret sudah lewat...(hihihi..itu mah serangan umum saat fajar menyingsing yang dipimpin pak Harto yah..:)

Cerita tentang politik uang sering sekali dilontarkan di media dan sepertinya sudah menjadi hal yang luar biasa biasanya di negeri tercinta ini. Menurut beberapa sumber yang tidak jelas juga dikatakan bahwa target serangan fajar adalah di daerah kampung..bukan di perumahan yang warganya notabene terpelajar. Wah...terpelajar..?? bisa jadi pitnah ni...apa orang yang dianggap terpelajar ndak butuh duwit juga..?? hehehe....

Wis...dah..kita balik lagi. Meski dah jelas sekarang dapat surat undangan yang artinya bukan golongan orang-orang yang tersesat..:D Gowes tetep harus jalan...urusan nyoblos..ntar nyoblos lewat belakang...ehh..maksudnya belakangan..hehehe...

Rute kali ini kita mulai dari TPS paling deket..tempat nyoblos di surat undangan. Berhubung hari masih pagi, mentari juga masih malu-malu kucing, sehingga tikus pada berlarian ketakutan..(loh..kagak nyambung :D), terlihat suasana persiapan di TPS tersebut. Panitia terlihat sudah siap dengan segala sesuatunya, menunggu pasien berdatangan untuk dicoblos..halah...:)

Panitia siap siaga

Karena ndak ada sesuatu yang sepesial apalagi yang sesuwatu bangett..akhirnya stang si Sexy Miami berputar melanjutkan misi kali ini. Menyusuri bilik berikutnya dengan suasana yang sedikit lebih semarak. Orang sudah pada antri untuk bisa mencoblos pilihan hati mereka. Beberapa capture image terlihat berikut ini.



Oo..iya..ya..(dengan gaya si Temon), dari tadi ngomongin pilkadal, cuman kita belum liat wajah para “kadal” tadi. Kayak apa sih..? Yuk kita tengok dulu masing-masing profile-nya.

NERO

NERO..begitu akronim beken urutan nomer wahid. Yang ini sepertinya profile yang pasti bapak-bapak susah untuk menolak kalo’ diminta nyoblos...loh..kok bisa..? Coba kita simak beberpa quote berikut :

Sun, Mar 11, 2012 at 10:30 AM
“Tadi istri sempat nanya milih siapa nih? Saya jawab aja liat kumis siapa yg paling lebat hahahaha 
Kumis kadang2 bisa bikin galau yaa hehehe “ – atg

Sun, Mar 11, 2012 at 10:32 AM
“betul betul bikin galau... 
terutama kumis Neneng ya...???”
– cpgd-r

Nah..lho... .kalo' liat kumis si Neneng pasti ndak kuasa buat ndak nyoblos...:D

Lanjut profile berikutnya. Pasangan yang menyebut dirinya SAJA, yang sepertinya sih memang sama SAJA dengan wajah lama yang ber”kepala beton” 

SAJA

Ini adalah tokoh di dalam kemben..yang menjalankan roda bekasi dari balik kembennya saat ini..:D Pada putaran kali ini belio ganti pasangan...ati2x jangan gonta ganti pasangan yah..hihihi...

Nah, kalo’ profile yang terakhir, belio adalah wakil yang makein kemben..halah... Dan kali ini juga menggandeng pasangan barunya. Emang susah ya nemu pasangan yang setia..apalagi di dunia politik. Tapi ada baiknya sih..kan gawat kalo’ tetep terus berpasangan sama yang lama...sama-sama batangan bisa-bisa lama-lama maen anggar...hadeeuuhh.... hihiihihi....pokoknya DAHSYAT dah….:)
DAHSYAT
Dah liat ketiga profile pasangan yang siap bertanding..kita lanjut muter pedal lebih kenceng lagi....

Lanjut menyusuri jalanan hasil keringat pak “Beton” (katanya..). Berhenti sejenak tertegun melihat pemandangan yang membuat adem…yahh…di seberang sana terlihat ibu-ibu sedang bersemangat bekerja di tengah hamparan padi yang menghijau…sungguh sejuk rasanya..bener-bener ijo royo royo..tak sengguh penganten anyar…(hadeeuhh..lagu apa ini yak..saia lupe..lir ilir kali ya..:)


Tapi..upss..jalanan beton di depan kok hilang yah…tergantikan genangan air, apakah ini aliran untuk mengairi sawah yang hejo tadi..?? Wah..wah..ternyata masih sama dengan kondisi gowes minggu lalu… bahkan sepertinya tambah parah aja air yang menggenang.. hmm..mudah-mudahan pejabat terpilih nanti bisa menyelesaikan masalah-masalah sepele kayak ginian ini yah..

 

Sampah
Roda terus berputar menyusuri jalan beton kasar tadi. Sepanjang perjalanan menjumpai beberapa bilik pencoblosan. Suasana tidak jauh beda, kesibukan panitia pun tidak terlalu padat.  Antusiasme warga untuk mencoblos juga terlihat adem ayem. Yang terlihat lebih banyak kaum hawa yang antusias buat mencoblos, sedikit aneh memang, karena mestinya bapak-bapak tu paling demen kalo’ urusan coblos mencoblos..hehehe….

Siap nyoblos
Untuk mengamankan jalannya perhelatan akbar ini, aparat terlihat juga menyiapkan helicopter. Mungkin untuk pantauan udara atau bagi-bagi duit dari atas kali yaa…hihiihi…(kayak idenya Tung Desem ajah..:D)
Heli Stand by

Di sepanjang jalan terlihat bersih dari spanduk/baliho para kandidat yang berlaga, karena memang mestinya semua harus dibersihkan sebelum hari pelaksanaan coblosan. Cuman ternyata di beberapa titik masih ada juga spanduk/baliho yang masih terpasang dengan gagahnya.

Poster/Spanduk/Baliho

Apakah ini melanggar aturan main..?? Bahkan entah karena males mbersihin atau roboh tertiup angin, baliho malah jadi menambah sampah di pinggir jalan.


Berhubung tadi cuman sarapan segelas sereal, suara music keroncong di perut molai terdengar mengalahkan alunan music dari earphone yang nempel di kuping.  Akhirnya diputuskan rute lanjut menyusuri jalanan dalam perkampungan menuju bubur President. Saat sedang asyik gowes dengan gaya kura-kura ninja (alon-alon asal klakon..:) ..tiba-tiba..mak jegagik…dari balik tikungan muncul rombongan goweser. Dari siluet yang tertangkap sekilas..terlihat dari kostumnya..CBC..leader board pak YP diiringi 2 orang di belakang. Berhenti tertegun sejenak sebelum tikungan depannya buat check info miliser. Tak dinyana..tak disangka..dan.tak kudugaa..semua terjadi..takkukira…(loh…malah nyanyi..hihihi..), muncul serombongan lagi lebih banyak dan sepertinya lebih “berat”. Karena shock..hanya sempat say “hellooww..!!” dan saia sepertinya tidak dikenali..mungkin dikira artis yang menyamar dengan kostum aneh..hehhe…liat aja komen setelah sadar siapa yang mereka temuin tadi di jalan..:)

Sun, Mar 11, 2012 at 10:15 AM
bener gak mengenali, kalau siang ternyata gagah juga, gak salah bu beye mau... jadinya saya cuman nyapa standar "oom...." – cpgdroid

Sun, Mar 11, 2012 at 11:05 AM
Saya juga tadi tidak menyangka goweser yang tadi disapa oleh Pak FA "Oom" adalah Pak HUM yang kesohor se-Graha Asri itu.
Bener, gagah. Tidak kalah keren dibanding aktor BP atau MG, cuma versi
lokalnya.
– CP

Wahh..bener-bener testimony yang “menyesatkan”..hehhehe… Coba kita amati sejenak profile gerombolan si “berat” yang barusan lewat tadi..:)


Ok deh…kita tinggalkan gerombolan si berat…lanjoott buburr…!!
Begitu sampek di gerbang tempat tukang bubur biasa mangkal..ternyata ehh ternyata sang bubur tidak terlihat batangnya… Celingak celinguk tetep tidak terlihat. Padahal ternyata dapat info yang cukup akurat dari pak Riv -  the Explorer :) lewat ondemande soal kebiasaan mangkal si bubur.

March 11 at 09:38
kalau minggu bubur jualannya di sekitar LPPMC

Tapi dah terlanjur nengok ke seberang jalan..ada tukang bubur juga. Akhirnya pesen juga sambil pitstop meregangkan otot meluruskan kaki.


bubur ayam


Sambil makan bubur sempet kepikiran kejadian gowes minggu lalu..(Antara Gowes, Politik dan Mencret..), pesen mamanya anak-anak masih sempet terngiang di telinga kanan keluar telinga kiri...halah...hihihi...

Wed, Mar 7, 2012 at 4:59 PM
"Penyembab menc*** itu karena mudah tergiur dengan sesuatu yang berbau "buah"  apalagi "segar" lagi tanpa mempertimbangkan tempat, kualitas dan kebersihannya.
Pesannya:
Jangan mampir sembarangan "– BY

Langsung deh melirik ke sudut pembersihan piring kotor..waduuhh…si mbak lagi asyik “nyuci” piring dengan prinsip “hemat air”… air isi ulang berapa kali tuh..bilas pake..bilas pake lagi..hhiihi…

Cuci bilas.. pakai


Wiss lah..pokoknya nutup mata dulu ‘n santap habis..keyang..:) (Alhamdulillah sampek berita ini diturunkan tidak ada benang merah yang dapat ditarik..antara gowes dan ***cret :D)

Sehabis kenyang dengan tenaga penuh..melesatlah menuju titik nol. Oo..iya..kelewat catatan si ondel-ondel nih..
Perjalanan kali ini tercatat sepanjang 21.94 km dengan catatan waktu selama 1h:52m:15s.



Lanjut mandi byurr..byurr..dah jam 11.14 siang. Bersama sang kekasih hati diiringi dua krucil kita samperin tu tempat pencoblosan. Suasana sudah sepi…tinggal panitia yang pada duduk termenung sambil meringis kepanasan menunggu jam 13.00 siang datang sesusai batas akhir pencoblosan. Di detik-detik akhir mau nyoblos..saling pandang berdua dengan bini..kira-kira jadi coblos yang mana ya..??
Akhirnya kita coba tanyain si Kakak…milih yang mana ya..?? Kita lihat pilihan si Kakak..

Pilih siapa.?


Wah..wah..pilihannya sesuai hati nurani anak kecil yang belum tau duwit ni..hehhehe… Apakah kita milih sesuai pilihan si Kakak..?? rahasia donk ya….lha wong luber jurdil katanya..hehhehee…
Yang pasti sampai detik berita ini ditayangkan…kedudukan hasil perhitungan suara menyatakan seperti berikut..

Pic by YP


Waduuhh…ternyata golput yang memimpin posisi jawara…mantabzz…
Tapi kan tetep harus ada tu yang mimpin bekasi…dan sesuai “petunjuk” si Kakak, ternyata NERO unggul dalam perolehan suara orang-orang yang nyoblos..jadi nggak salah deh kalo’ ada yang bersemangat sekali posting di tiap trit…
Molai dari trit "Ekspose CBC di Cikarang Pos".."Hasil pilkadal report"..bahkan "Copas dari www.inilah.com" tidak lepas dari teriakan.. HIDUP NENENG.....!!!
Liat aja berapa banyak foot print yang tercetak…hihiihi…

Mon, Mar 12, 2012 at 10:32 AM
HIDUP NENENG.....!!! 

Mon, Mar 12, 2012 at 11:25 AM
HIDUP NENENG.....!!! 
Mon, Mar 12, 2012 at 5:51 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Tue, Mar 13, 2012 at 4:56 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Tue, Mar 13, 2012 at 4:58 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Tue, Mar 13, 2012 at 5:05 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Tue, Mar 13, 2012 at 6:03 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Tue, Mar 13, 2012 at 6:07 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Tue, Mar 13, 2012 at 7:27 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Tue, Mar 13, 2012 at 9:23 PM
HIDUP NENENG.....!!! 
Wed, Mar 14, 2012 at 2:11 PM
HIDUP NENENG.....!!! 


sekali lagi...
HIDUP NENENG.....!!! – bang Uci

Perhelatan politik akbar se-Bekasi memang sudah anti klimaks, siapapun pemimpinnya tentunya harapan kita bisa memberikan yang terbaik buat warga Bekasi. Persis seperti kutipan goweser berikut :


Mon, Mar 12, 2012 at 1:19 PM 

"Siapa pun bupatinya minumnya (tetap) teh susu..." Sonny RedBerry®

Dan kalo' buaya itu dikatakan tadi selalu berkelamin jantan...kali ini sepertinya yang menunjukkan taringnya adalah "kadal" betina...hehehe...piss ahh.. :)
 
Salam Gowes,


It's All About Bicycle
 
Back to Top